Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan sebuah rumah. Seorang wanita turun dari mobil tersebut. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada laki-laki yang telah menjemputnya tadi sore, dan kini mengantarkannya kembali untuk sampai dirumah.
"Makasih ya"
"Aku turun bentar ya, mau ketemu mama kamu," ucap laki-laki tersebut.
Akhirnya, mereka berdua pun turun dari mobil sedan berwarna hitam tersebut. Wanita tersebut mengetok pintu rumahnya. Mama dari wanita tersebut lah yang membukakan pintu. Laki-laki itu langsung menyalami wanita yang membukakan pintu untuk mereka berdua.
"Tante," panggil laki-laki tersebut sambil menyalami.
"Langsung pulang Farel? Mampir bentar lah," tawar wanita tersebut.
Farel pun langsung duduk di kursi ruang tamu rumah tersebut. Begitu juga dengan wanita yang baru saja ia antar.
"Rin, bikin minum untuk bang Farel," perintah wanita tersebut menyuruh anaknya membuatkan minum untuk Farel.
"Eh iya Farel, bentar lagi kan lebaran. Gak pulang kampung?" tanya wanita tersebut.
"Rencananya pulang tante," jawab Farel sambil tersenyum.
"Oh, baguslah kalau gitu. Putri katanya pengen banget main ke kampung kamu. Kamu ajak lah dia main kesana waktu lebaran nanti hahaha"
"Tante bisa aja becandanya hahaha," ujar Farel tertawa sambil meminum minuman yang telah disuguhkan oleh Karin, yang tak lain dan tak bukan adalah adik kandung Putri.
"Eh, serius. Kamu tanya aja sama tuhh sama Putri"
"Serius Put?" tanya Farel kepada Putri.
Putri tersipu malu. "Mama apaan sihh?" elak Putri kemudian sambil menunjukkan ekspresi malu.
"Kemaren kamu bilang mau main ke Padang sama Farel. Yaudah tuh sekalian aja," ucap tante Widya kepada anak perempuannya tersebut.
"Gimana Farel?"
"Hmm, o-oke tante. Boleh aja," jawab Farel dengan sedikit keraguan. Sebenarnya Farel sedikit keberatan. Akan tetapi, ia merasa tak enak jika harus melakukan penolakan.
"Tapi Rell, lebaran hari pertama aku mau disini. Kamu gapapa?" tanya Putri kemudian.
Farel hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari Putri tadi.
Tante Widya pun tersenyum, begitu juga dengan Putri. Putri senang, akhirnya ia bisa main ke Padang. Terlebih lagi, ia akan main ke Padang bersama Farel. Ia membayangkan lima hari kedepan, begitu asiknya mereka yang akan segera melintasi jalan lintas Sumatera. Farel yang telah menghabiskan minumannya pun segera pamit untuk pulang.
"Farel pulang dulu ya tante," ucap Farel sambil menyalami Tante Widya.
"Iya nak, hati-hati. Kirim salam ke mama papa ya," ujar Tante Widya.
"Iya tante, Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Farel pun segera keluar dari rumah diikuti oleh Putri yang mengantarkannya kembali ke Mobil.
"Put, apa benar lu bilang gitu ke mama?" tanya Farel sebelum masuk ke mobilnya.
"Iya Rell, aku pernah bilang ke mama. Tapi mama gak bisa ngawanin aku, papa juga gak bisa. Mereka sama-sama sibuk dengan kerjaan mereka. Aku bingung, aku gak ada kawan. Aku pengen ngajak kamu dari lama sebenernya. Tapi kamu aja jarang pulang kerumah, kamu sibuk," ujar Putri kepada Farel.
"Cihh," keluh Farel sambil menggelengkan kepalanya. Putri melihat ada sedikit keberatan diwajah Farel untuk mengajaknya ke Padang.
"Kenapa Rell?" tanya Putri kepada Farel karena melihat ada raut wajah yang menunjukkan keberatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambisi (The Wrong Part Of Town)
Roman pour Adolescents"Kamu gak masalah ya ngeliat cewek ngerokok?" tanya Ara kepada Farel. *** "Rell, aku lagi buntu banget. Udah 3 hari ni aku dikos temen aku karna lagi ribut sama mama" *** "Aku boleh make uang kamu lagi gak?..." *** "Mungkin ada yang mau dibilang nya...