BAGIAN DUA BELAS

612 69 6
                                    


Kesal.

Satu kata yang menggambarkan perasaan Kayura beberapa hari belakangan ini lantaran Jevano terus mengikutinya kemana pun ia pergi.

Kayura hanya merasa tenang saat jam pelajaran berlangsung karena Jevano tidak akan mungkin mengganggunya. Sialnya, hari ini ia harus satu ruangan dengan Jevano di kelas bahasa.

Dua jam serasa dua puluh empat jam karena Jevano yang tak henti-hentinya memandang Kayura sejak awal pelajaran di mulai. Kayura risih, namun ia enggan menegur Jevano. Kayura tahu bahwa Jevano hanya ingin mendapatkan perhatiannya saja. Dan Kayura tak akan berbicara pada Jevano, kecuali ia sudah merasa amat sangat kesal.

"Cukup sampai disini. Jika ada yang memerlukan jam tambahan bisa menghubungi saya. Akan saya jadwalkan di kelas lain nantinya." Ucap Mr. Gilbert mengakhiri jam mengajarnya hari ini.

"Baik Mister."

"Selamat beristirahat dan selamat siang."

"Siang." Seru mereka kompak.

Satu persatu meninggalkan kelas, tak terkecuali Kayura yang sudah sangat ingin enyah dari kelas itu, khususnya dari Jevano.

"Sayang tunggu." Seru Jevano yang tengah membereskan bukunya.

"Kayura!" Serunya lagi saat Kayura tak menggubrisnya. Lagi dan lagi.

Tak butuh waktu lama, Jevano segera berlari menuju Kayura yang berjalan begitu cepat, ingin menjauh dari Jevano.

"Kay, ayo ke kantin bersama." Ajak Jevano berusaha menyamakan langkah dengan Kayura.

"Aku tidak lapar."

"Kalau begitu temani aku."

"Tidak mau." Ketusnya.

Jevano tak menyerah. Ia terus mengikuti langkah Kayura. Kayura berhenti tepat di depan loker miliknya, menaruh peralatan belajarnya. Setelahnya ia berbalik menghadap Jevano yang masih setia menunggunya.

"Bisa tidak kau berhenti saja disini?"

"Why?"

"Aku merasa terganggu."

Jevano tertawa. Kayura mengerutkan dahinya bingung. Memang ada yang lucu dari perkatannya?

"Kurasa tidak ada yang lucu." Tukasnya.

Jevano langsung menghentikan tawanya. Ia menatap manik mata Kayura lekat.

"Kau tidak mungkin merasa terganggu oleh tunangan mu sendiri kan?"

Kayura menghembuskan nafasnya kesal.

"Terserah apa katamu."

"Oke. Kalau begitu temani aku ke kantin."

Lagi.

Kayura menyerah. Ia mendahului Jevano berjalan menuju arah kantin. Baiklah. Kayura akan menuruti keinginan Jevano, agar lelaki itu diam. Tak ada gunanya berbicara serius dengan Jevano. Perkataan Kayura tidak pernah di perdulikan.

Jevano tersenyum lebar.

"Lepas!" Ucap Kayura saat Jevano menggenggam tangannya.

"Begini lebih baik." Balasnya.

Kayura tak menjawab lagi. Biarkan. Biarkan Jevano melakukan apa yang ia inginkan.

Kantin begitu ramai karena memang ini jam istirahat. Sulit mencari tempat untuk mereka duduk. Jevano menarik tangan Kayura menuju salah satu tempat di ujung.

"Kau tunggu disini. Aku akan mengambilkan makanan untuk mu."

"Ku bilang aku tidak lapar."

"Begitu?"

TRONARVINGE || KARINA - JENO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang