Jangan melibatkan perasaan orang lain saat kau sendiri masih tidak mengerti akan perasaanmu sendiri.
***
"Mama tidak mungkin benar-benar akan membawa mereka kemari bukan?"
"Kayura, mama memang akan membawa Mikha dan Samuel untuk tinggal bersama kita selama papa mu berada di Jerman."
"Mah-"
"KAYURA!"
Kayura tertegun mendengar nada tinggi Keynara yang tidak pernah ia dengar seumur hidupnya.
Keynara memejamkan matanya, merasa bersalah sudah menggunakan nada tinggi pada putri satu-satunya itu.
"Maaf. Mama tidak bermaksud Kayura."
Hening.
"Mama hanya tidak ingin kau berlarut dalam masalah ini, kau tidak akan bisa melanjutkan hidupmu ke depan kalau terus dalam bayang-bayang masa lalu."
"Masalah itu memang menyakiti kamu, tapi yang bisa menyembuhkan hanya diri kamu sendiri. Maaf kan papa. Dan mulai semuanya dari awal."
"Mikha dan Samuel tidak memiliki keluarga selain dari papa mu. Kalau bukan kita yang merangkul mereka siapa lagi?"
Kayura menoleh pada Keynara, "Mama tahu apa yang membuat papa seperti ini? Karena mama terlalu baik."
"Mama hanya melakukan apa yang memang mama bisa."
Keynara mengelus lengan Kayura lembut, "Mama hanya ingin kau kembali seperti dulu, itu saja. Jangan murung lagi hanya karena masalah ini, Kayura. Itu juga menyakiti mama."
"Maafkan Kayura mama."
"Not your fault." Keynara membawa Kayura kedalam pelukannya.
"Mau memaafkan papa? Bukan untuk mama, tapi untuk dirimu sendiri."
Kayura mengangguk, "Kayura sayang papa, Mah."
"Mama tahu, kau hanya masih merasa kecewa. Tapi Kayura, kekecewaan itu akan hilang saat kita sudah berdamai dengan masalah-masalah itu."
Kayura kembali memeluk Keynara erat.
"Kayura ingin kita utuh. Hanya saja itu tidak mungkin ya?"
"Nobody knows the future."
***
Jevano mendribble bolanya dengan penuh nafsu. Pikirannya kacau. Sudah hampir dua minggu ini Jevano tidak bisa berfikir jernih. Mulai dari menjauhi Alinea, setelah pertemuannya dengan Kayura. Jevano hanya merasa kalau ia butuh waktu untuk sendiri.
Hap.
Jeremie menangkap bola yang berhasil Jevano masukkan kedalam ring.
"Cukup. Selesaikan saja semuanya." Ujar Jeremie dengan nada cukup keras. "Kau tidak bisa bersikap kekanak-kanakan seperti ini. Alinea butuh kepastian dan lepaskan perasaan mu untuk Kayura, untuk saat ini itu yang terbaik."
Jevano tak menggubris perkataan Jeremie, ia berjalan keluar lapangan basket yang berada dihalaman belakang rumah mewahnya itu.
"JEVANO JASPER?!"
Jevano terus berjalan dan ia terhenti saat tiba-tiba saja Caramel muncul dari balik tembok.
"Jemmy mengatakan yang terbaik untuk kau saat ini. Oh bukan hanya untuk kau, tapi Alinea dan juga Kayura."
"Mel, kau dan Jemmy tidak perlu ikut campur." Tukas Jevano tajam.
"Jev, kalian bertiga teman kita, kita bukan mau ikut campur, kita hanya ingin-"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRONARVINGE || KARINA - JENO [END]
FanfictionKetika tahta, cinta dan gelora muda menyatu. Aku harap, saat aku mulai membuka hatiku untukmu, saat aku mulai mengharapkanmu, kau masih berada di sampingku, Jevano. - Kayura - Mungkin aku terlalu lama menunggumu, sampai saat kau sadar akan perasaanm...