Aku membutuhkan waktu untuk menyembuhkan luka dan rasa trauma.
Entah ini hanya perasaan Jevano saja atau memang benar-benar Kayura jauh lebih dingin setelah pulang dari Bali waktu itu. Jevano tahu dulu Kayura pun memang seperti ini, tapi Jevano merasa kini Kayura jauh lebih dingin dan tertutup bahkan dengan dirinya.
Mungkin saja perpisahan kedua orangtuanya dan juga perselingkuhan papanya membuat Kayura menjadi seperti sekarang. Jevano tahu betapa kecewa dan hancurnya Kayura saat mengetahui semuanya. Gadis itu memang tidak mengatakannya dengan gamblang tetapi Jevano bisa merasakannya.
Kini, keduanya tengah berada di cafe, sepulang sekolah Jevano mengajak Kayura untuk mampir sebentar, mencari udara segar katanya.
Namun, keduanya justru sibuk masing-masing, Kayura dengan bukunya dan Jevano dengan pikirannya.
"Kayura?"
Kayura mengalihkan tatapannya dari buku dihadapannya.
"Kenapa?"
"Sampai kapan kau akan terus seperti ini? Sudah lebih dari setengah bulan yang lalu, dan kau bertambah dingin padaku." Ungkap Jevano. Ia sudah tidak bisa menahannya.
"Aku biasa saja."
Jevano berdecak, "Aku tahu kau kecewa, aku tahu kau hancur. Tapi hidupmu tidak akan berhenti hanya karena permasalahan kedua orangtuamu. Biarlah itu menjadi urusan keduanya."
Kayura menutup bukunya dan menatap tajam Jevano.
"Kau tidak paham apapun. Bahkan perasaanku."
Jevano tercekat. Bukan itu maksudnya.
"Ku rasa kita butuh waktu untuk sendiri-sendiri." Tukasnya.
"Maksudmu?"
"My feelings are messy. Aku tidak ingin kau yang menjadi sasaran kemarahan atau pun kekecewaan ku." Ujar Kayura.
"Aku tidak merasa seperti itu."
"Kau merasakannya namun kau menahannya Jev. Apa yang kau katakan tadi sudah mengartikan semuanya."
"Bukan itu maksudku Kayura."
Kayura terdiam sebentar. Ia meraba lehernya dan melepaskan kalungnya, mengambil cincin yang menggantung di kalungnya.
"Aku rasa aku butuh waktu sendiri. Aku belum siap untuk ini."
Jevano terdiam.
"Kau ingin membatalkannya?"
Tak ada jawaban.
"Setelah apa yang terjadi, i don't believe in a relationship. Whatever that is."
"Kayura, I'm not your papa."
Kayura mengangguk, "I know. But papa is the person i really love and trust, he betrayed us."
"Karena itu aku banyak berpikir, aku tidak bisa mempercayai siapapun dalam waktu dekat." Lanjutnya.
Jevano menatap Kayura sedih.
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Lanjutkan saja kehidupanmu seperti biasa, jangan pikirkan aku. Aku tidak apa-apa."
"Kayura please."
Kayura meletakkan cincinnya di telapak tangan Jevano.
"Save this. Kalau nanti aku memang sudah benar-benar siap aku akan kembali. Tapi kalau sampai waktu itu aku belum siap dan kau sudah memiliki yang lain, its okey. Aku tidak akan menganggumu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRONARVINGE || KARINA - JENO [END]
FanfictionKetika tahta, cinta dan gelora muda menyatu. Aku harap, saat aku mulai membuka hatiku untukmu, saat aku mulai mengharapkanmu, kau masih berada di sampingku, Jevano. - Kayura - Mungkin aku terlalu lama menunggumu, sampai saat kau sadar akan perasaanm...