BAGIAN DUA PULUH TUJUH

381 46 3
                                    

Hening.

Hanya itu suasana yang menggambarkan keadaan anak dan ayah yang saling berhadapan ini. Sudah setengah jam dan tidak ada yang ingin memulai pembicaraan.

"Aku tidak punya banyak waktu." Tukas sang anak, Kayura.

Deva tampak menghela nafasnya panjang, "Papa rindu kamu. Sudah cukup lama, apa kamu tidak merindukan papa?"

Kayura tak menjawab.

"Papa minta maaf untuk segalanya, Kayura. Papa disini memang salah. Tidak seharusnya papa menyakiti mama mu, kamu dan juga Troy, dan Kelvin. Papa tahu kalian kecewa."

"Jelas."

Deva tersenyum miring, "Papa sudah bercerai dengan Sofie."

"Tidak akan merubah apapun." Tukas Kayura cepat.

"I know."

Hening.

"Hanya itu yang bisa papa lakukan." Katanya pada akhirnya.

"Kenapa tidak sejak dulu? Kenapa menunggu keluarga kita hancur baru papa meninggalkan dia?"

"Papa hanya terlalu takut."

"Lalu apa bedanya pah? Papa menceraikan dia juga pada akhirnya."

"Saat itu keadaan berbeda, Kayura. Papa ingin meninggalkan dia begitu Samuel sudah besar, tapi Sofie kembali hamil, lalu lahirlah Mikha. Papa melepaskan nya sekarang karena papa sadar Mikha sudah besar, dia pasti bisa mengerti."

"Sofie juga sama-sama merasa sakit dan bersalah. Papa tidak mungkin menempatkannya terus dalam posisi itu."

"Egois."

Deva tertegun.

"Papa terlalu egois. Kayura yang mengetahui ini semua saja serasa mati rasa pah. Kayura merasa hidup Kayura hancur, diusia Kayura saat ini, Kayura tidak bisa merasakan apapun lagi. Bahkan percaya pada lelaki lain? Setelah papa sendiri mengkhianati kami. Papa pikir Kayura bisa menerima semuanya sekarang dengan mudah? Kayura menemui papa hanya karena mama."

"Maafkan papa Kayura."

Deva menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Papa sudah kehilangan aku." Tandasnya.

Deva mengangguk, "Papa tahu. Papa hanya mengharapkan kau kembali."

Mata Kayura tampak berlinang, "Aku juga kehilangan Jevano." Lirihnya, "Karena papa."

Deva menatap Kayura, tampak Kayura mulai menangis, raut kekecewaan terlihat jelas disana. Deva mendekat. Membawa Kayura dalam pelukannya. Kayura tidak menolak pelukan papanya itu.

"Ini semua salah papa. Semuanya berantakan karena keegoisanku. Maafkan papa Kayura."

Hanya tangis yang menjawab semuanya.

"Maafkan papa."

"Everything will not return to the way it used to be. Everything has changed."

Deva mengangguk.

"Papa sadar akan itu. Papa tidak berharap kita seperti dulu. Tapi setidaknya papa perlu kamu menerima kehadiran papa lagi."

"Kenapa harus seperti ini? Bukankah kita akan jauh lebih bahagia kalau semuanya baik-baik saja?"

"Ya. Semuanya hancur karena ulah papa. Papa tahu. Maafkan papa."

Hanya maaf yang bisa Deva ucapkan. Apalagi memangnya? Ini memang salahnya. Keluarga nya harus berpisah karena dirinya. Anak-anaknya pun tampak canggung dan masih begitu jelas kecewa pada dirinya.

TRONARVINGE || KARINA - JENO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang