Ada atau tidaknya aku di hidupmu, kau tetap bisa melanjutkan hidupmu bukan?
Tahu rasanya ingin bertemu tapi terhalang oleh rasa bersalah? Itu lah yang dirasakan Kayura saat ini. Kayura terdiam dibalik setir mobilnya, menatap pagar tinggi besar dihadapannya, tepatnya didepan rumah keluarga Jevano.Dulu, Kayura memang disambut dengan baik dan hangat oleh Keluarga Jevano, tapi itu dulu. Sekarang kalau Kayura tiba-tiba berdiri di depan pintu rumah mereka, mungkin Kayura akan diusir, setelah keputusannya yang mungkin menyakiti dan mungkin keluarga Jevano merasa disepelekan oleh dirinya.
Bahkan di cafe kemarin lusa pun, Jevano tidak berkutik, tidak membalas senyumannya dan tidak juga menyapanya, Kayura tertawa getir, bagaimana mungkin Jevano mau menyapanya, sudah pasti lelaki itu sangat membencinya. Ditinggalkan begitu saja tanpa sebuah penjelasan, lalu menghilang tanpa ingin dicari. Semuanya memang salah dirinya.
Tin..tin..
Klakson mobil itu sukses menghentikan Kayura dari lamunannya, ia membuka kaca mobilnya dan melihat mobil sedan hitam metalik berada disampingnya, kaca mobilnya pun terbuka dan menampilkan seseorang yang Kayura kenali, Alinea.
Alinea tampak menatap tajam Kayura, sedangkan Kayura hanya memasang wajahnya datar. Beberapa saat kemudian, Alinea keluar dari mobilnya dan menghampiri mobil Kayura.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
Kayura melengos, "Aku tidak punya waktu." Balasnya dengan pandangan lurus kedepan.
"Kau disini sekarang, itu artinya kau punya banyak waktu menguntit Jevano."
Perkataan Alinea sukses membuat emosi Kayura naik, Kayura menatap tajam Alinea.
"Begitu bukan?"
"Apa maumu?"
Alinea tampak terkekeh.
"Jangan muncul lagi dihadapan Jevano."
Hening.
"Dulu mungkin aku mengalah dan memintamu untuk bersama Jevano, tapi sekarang, aku ingin kau pergi jauh dari Jevano, jangan muncul lagi dihadapannya."
Alinea mendekatkan wajahnya kearah Kayura, "Tante Liliana sudah menerimaku dengan baik, kau sudah tidak memiliki tempat lagi disana." Ujarnya sembari menunjuk rumah Jevano.
"Kau harusnya sadar, kau sudah menyakiti Jevano, lalu kau tidak menghargai keluarganya karena memutuskan pertunangan begitu saja, tanpa pesan atau berpamitan."
"Everyone has problems. Tapi cara kau menghadapi masalahmu itu seperti pecundang, Kayura. Kau mengabaikan orang-orang disekitarmu yang benar-benar tulus denganmu, sekarang kau kehilangan mereka." Lanjutnya.
Kayura masih diam saja, tidak ada niatan ingin menyanggah ucapan Alinea.
"Aku harap kau paham dengan perkataan ku. Jadi kau boleh pergi dari sini."
Alinea kembali masuk kedalam mobilnya, dan mengklakson pagar rumah Jevano, dan benar saja pintu pagar langsung terbuka dan mobil Alinea melesat masuk begitu saja.
Enam bulan memang bukan waktu yang lama, tadi tidak juga waktu yang singkat. Kayura kehilangan banyak hal selama waktu itu. Ya, penyesalan memang mulai menghantui diri Kayura.
Kayura memilih untuk menjalankan mobilnya, meninggalkan jalanan depan rumah Jevano dengan perasaan sedih dan menyesal yang teramat sangat.
***
"Ally..."Panggilan lembut itu membuat Alinea yang tengah duduk disofa segera berjalan menuju sang empunya suara.
"Hai Tante, apa kabar?" Sapa Alinea sembari bercipika-cipiki dengan Liliana, mama Jevano.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRONARVINGE || KARINA - JENO [END]
FanfictionKetika tahta, cinta dan gelora muda menyatu. Aku harap, saat aku mulai membuka hatiku untukmu, saat aku mulai mengharapkanmu, kau masih berada di sampingku, Jevano. - Kayura - Mungkin aku terlalu lama menunggumu, sampai saat kau sadar akan perasaanm...