BAGIAN DELAPAN BELAS

454 55 1
                                    

Menerima masa lalu memang tidak mudah, tapi kalau bisa melakukannya, artinya kau berbesar hati.

***

"Kayura, Jevano!" Panggilan itu sukses membuat Jevano dan Kayura yang baru saja turun dari mobil itu mencari sumber suara.

Keduanya mendapati Alinea, tengah berjalan kearah mereka.

"Hai." Sapanya.

"Hai." Balas Jevano dan Kayura hampir bersamaan.

"Ada apa Al?" Tanya Kayura memecahkan kecanggungan diantara mereka.

Alinea mengeluarkan sebuah undangan dari dalam paperbag di tangannya, "Please come to my birthday party."

Kayura menerima undangan itu, "Ah, sure."

"Jevano?"

"Aku akan datang."

"Thank you."

Hening.

"Kalau begitu ayo ke kelas bersama." Ajak Kayura pada Alinea, "Kau bilang ingin ke lapangan basket bukan? Aku akan pergi ke kelas bersama Alinea saja." Lanjutnya.

Jevano mengangguk, "Okay."

"Ayo."

Kayura dan Alinea meninggalkan Jevano yang masih merasa canggung itu. Jevano menatap punggung keduanya dengan pandangan yang sulit diartikan. Alinea adalah masa lalunya, Kayura adalah masa depannya, setidaknya itu yang kini muncul di kepala Jevano.

"Kulihat kalian semakin dekat." Ucap Alinea saat keduanya sudah memasuki koridor sekolah.

Kayura terkekeh, "Begitulah. Kau sendiri? Bagaimana dengan Jason."

"Jason pendengar yang baik. Dia bisa membuatku nyaman."

"I'm pleased to hear it."

"Thanks."

Banyak mata yang menata keduanya penuh takjub. Bagaimana tidak? Kayura dan Alinea berjalan bersama dan mengobrol. Itu adalah sesuatu yang langka. Memang dulu saat Alinea masih menjadi kekasih Jevano dan Kayura belum bertunangan dengan Jevano keduanya baik-baik saja, bahkan mereka satu memang circle. Hanya saja, setelah semua kejadian yang beruntun itu membuat keduanya semakin jauh.

"Kurasa banyak yang memperhatikan kita." Lirih Alinea.

Kayura terkekeh, "Karena kita jarang terlihat bersama."

Alinea tersenyum tipis, "Kay, boleh aku mengatakan sesuatu?"

"Apa?"

"Dengan semua yang sudah terjadi, aku ingin kita berteman seperti sebelumnya. Aku tidak ingin memiliki musuh. Dan bagaimanapun kita satu circle, aku tidak ingin pula membuat yang lain merasa canggung."

"I also think the same."

Alinea tersenyum, eye smile, persis seperti Jevano. Kayura tertegun seketika.

"Hei, ladies."

Sapaan itu membuat keduanya tersentak kaget saat Hans merangkul mereka.

"I'm glad to see you guys getting along. I think Jevano is much happier."

Alinea berdecih, "There's no need to talk about Jevano."

Hans tertawa keras.

"Kalau aku jadi Jevano, aku akan sangat bahagia."

"Terserah saja apa katamu." Ucap Alinea.

"Aku hanya bercanda."

"Sudahlah, temani aku ke kantin Kay?"

TRONARVINGE || KARINA - JENO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang