33. Rencana Reyhan

84 4 0
                                    

Pagi pun tiba, kini Fani sudah membersihkan tubuhnya. Saat ini pun Reyhan belum bangun, wanita itu hanya bisa menunggu sampai benar-benar Reyhan terbangun.

"Mom!"panggil Kimberly saat melihat ibunya sedang berada di dapur bersama 3 pembantu rumahnya.

"Kenapa?"tanya Fani yang sedang membuat teh.

"Ada hal yang perlu aku bicarakan."ucap Kimberly membuat Fani membalikkan badannya.

"Ke ruang kerja Mommy!"ucap Fani membuat Kimberly mengangguk.

Kini, kedua perempuan dengan berbeda usia itu sudah berada di sebuah ruangan.

"Ada apa Kimberly?"tanya Fani kepada anaknya.

"Boleh aku minta satu permintaan Mom?"tanya Kimberly membuat Fani mengerutkan keningnya.

"Aku ingin Mommy dan Daddy kembali!"celetuk Kimberly sambil dengan menundukkan kepalanya.

"Kenapa?"tanya Fani menatap datar anaknya. Kimberly mendongak, air matanya kini terlihat mengalir. Fani terkejut, saat melihat air mata anaknya mengalir di depannya. Selama ini, Fani tidak pernah melihat Kimberly menangis di hadapannya, sekalipun mereka tinggal seatap, Kimberly tidak pernah memperlihatkan tangisnya di hadapan Fani kecuali saat dia kecil.

Yang Fani tau, Kimberly adalah gadis yang sangat tertutup dan cuek terhadap orang-orang di sekitarnya. Ia tidak pernah sekalipun menampilkan kesedihannya di hadapannya.

"Mom, aku gak tau yang dialami Mommy dulu seberat apa. Tapi aku mohon, demi aku! Aku mohon kalian bersatu kembali!"ucap Kimberly membuat Fani terenyuh. Pertahanan yang selama ini dia pertahankan langsung hancur seketika saat melihat seorang anak dengan sangat memohon di hadapannya. Fani langsung memeluk anaknya tersebut. Ia merasakan bahunya basah, Kimberly menangis.

"Maafin Mommy Kimberly. Mommy selalu berpikir, kita akan selalu baik-baik saja tanpa kehadiran Daddy kalian. Mommy selalu berpikir egois,"ucap Fani. Kimberly mengangguk.

"Mau kan kembali sama Daddy Mom?"

***

Setelah percakapan tadi, Fani kembali ke kamar dikarenakan ia mendapat kabar bahwa Reyhan telah terbangun. Wanita itu mendekat ke arah Reyhan yang sedang menatap dengan pandangan kosong.

"Rey!"panggilan Fani membuat Reyhan yang tadinya melamun langsung melihat ke arah Fani yang sudah duduk di hadapannya. Reyhan tertegun saat melihat Fani kini ada di hadapannya, seakan mimpi.

"Fani!"sahut Reyhan dengan nada pelan. Fani seakan ingin menangis dengan keras saat melihat mata Reyhan yang dengan penuh kekosongan.

Semalam, setelah dokter keluar. Fani diberitahukan lagi secara pribadi di ruang kerjanya.

Flashback On

"Maaf nyonya. Saya rasa kondisi Tuan Reyhan kini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja."celetuk dokter yang memeriksa kondisi Reyhan.

"Maksud anda apa?"tanya Fani tak paham. Namun di dalam lubuk hatinya, Fani merasakan ketakutan yang teramat sangat.

"Tuan Reyhan sepertinya pernah mengalami depresi berat yang membuat kondisi mentalnya terguncang. Saya memperkirakan jika depresi itu kini mulai kembali lagi!"ucap dokter tersebut. Fani terdiam, ia teringat saat dulu Reyhan dengan rutin ke psikiater.

"Saya sarankan, kita harus membuat dia agar tidak kembali depresi lagi. Dikhawatirkan kondisi tubuhnya yang juga tidak baik akan memperburuk keadaan."ujar dokter tersebut membuat Fani paham.

Flashback off

"Rey, istirahat dulu ya! Lo mau apa? Gue bikinin sesuatu mau?"tanya Fani kepada Reyhan yang masih duduk di sandaran kamar.

Relationship ( Squel Reyfan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang