25. Angan-angan

332 27 14
                                    

Konsekuensi terbesar dalam hidup adalah perpisahan:v

***





Bel pulang sekolah berbunyi,Grace berencana untuk pergi ke makam orang tua Fani. Setelah tahu karena Laras,Grace selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi makam kakek dan neneknya.

"Lo mau kemana Grace?"tanya Melody saat melihat Grace memasuki mobilnya.

"Ke Makam,"jawab Grace.

"Lo jangan pergi deh,"sahut Queena.

"Kenapa?"

"Ya secarakan Lo masih dalam bahaya,nanti Lo kenapa-kenapa gimana?"balas Queena.

"Parno-an Lo,"tukas Grace.

"Di bilangan juga."sahut Queena.

"Clara mana?"tanya Grace.

"Udah pulang duluan tadi. Udah deh mending kita bertiga aja ke makam nenek kakek Lo,biar aman gitu,"ucap Melody.

"Sibuk nggak?"

"Enggak elah. Abis ini kita ke Mall aja. Gue mau krimbat dulu,"ucap Melody.

"Boleh juga."jawab Grace.

Di sebuah bangunan besar terdapat sebuah kursi yang di duduki oleh seseorang. Dan tak lupa di depannya ada seorang laki-laki yang diketahui umurnya sama dengan si perempuan.

"Apa kabar Fani?"tanya orang itu membuat sang pemilik nama mengangguk.

"Ya, seperti yang Lo lihat,"jawab Fani.

"Gue ke sini karena ingin bertemu dengan Lo."ucap laki-laki itu.

"Untuk apa Lo menemui gue? Bukankah Lo udah menetap di Aussie?"

"Gue ke sini mau bantu lo,"jawabnya yang membuat Fani menghela nafas.

"Lo tahu masalah gue dari siapa?"

"Axel."jawabnya.

"Oh,jadi dia udah cerita,"gumam Fani.

"Gue selama ini nyari Lo Fan. Bahkan gue rela tiap tahun pindah negara demi cari Lo. Setelah Lo pergi ke LA dan tanpa kabar,kami memutuskan untuk mencari Lo,tapi nyatanya susah."

"Gue udah bilang berkali-kali kan,Briyan,"

"Tapi gue nggak bisa Fan. Sekalipun Lo udah larang. Gue nggak tenang,"tukas Briyan. Ya,pria itu adalah Briyan.

"Bri,jangan korbankan keluarga Lo hanya demi gue. Lo punya kehidupan sendiri,"ucap Fani.

"Anggap ini adalah tebusan dari rasa bersalah gue. Ini semua bermula karena gue Fan, seandainya gue dulu__

"Ini bukan tentang siapa yang salah dan benar. Tapi ini tentang takdir."sela Fani.

"Secara batin gue emang terluka,secara emosi gue kacau,secara mental gue depresi,dan secara fisik gue tersenyum."lanjut Fani membuat Briyan menghela nafas.

"Lo kuat, karena Lo mencintai segala yang tidak sempurna tentang diri Lo sendiri,"ujar Briyan.

"Gue capek Bri."jawab Fani.

"Gue tahu. Maka dari itu, setelah kita menyelesaikan semua ini,Lo kembali lagi,"ujar Briyan.

"Gue..gue hanya akan kembali lagi dan kembali lagi."sahut Fani.

"Lo nyerah?"

"Gue nggak nyerah Bri. Cuma gue capek,dunia terlalu kejam buat gue,"

"Apapun itu Fan, sekalipun pahit Lo harus telan itu. Selama ini gue percaya kalau Lo bisa bahagia lagi,tapi apa? Kenapa semua jadi rumit?"

Relationship ( Squel Reyfan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang