15. Mereka

350 22 13
                                    

Hal yang paling sakit adalah menyadari bahwa semua telah berakhir namun masih berharap dipersatukan oleh takdir:(

***








"Fan!"teriak seseorang membuat Fani menoleh dan terdiam.

'' Kalian!''ucap Fani pelan.

"Iya,ini kita."jawab seseorang itu dengan tegas membuat Fani masih diam tak bergeming.

"Selama ini Lo kemana ha? Lo anggap kita ini apa?"teriak seorang wanita cantik membuat Fani mematung.

"Ra,gue.."

"Gue sama Lena dan Reva serta anak Lady butterfly bingung cari lo! 16 tahun itu bukan waktu yang singkat."pekik Aira,ya wanita itu adalah Aira bersama Reva,Riko,Fero yang menatap Fani tak percaya.

"Maaf!"ucap Fani pelan sambil menunduk. Namun tak berselang lama,sebuah pelukan berasa di badan Fani.

"Gue kangen sama lo Fan! Lo tahu,gue sama yang lain merasa nggak becus tahu nggak,jadi sahabat lo,"ucap Aira yang terisak namun Fani hanya diam saja. Ia ingin sekali menangis juga,namun air matanya selalu ia tahan.

Sakit.

Rasa yang selalu Fani dapat,hanya bisa memendam tanpa mengungkapkan. Dan hanya bisa menahan tanpa melampiaskan.

"Gue juga kangen!"jawab Fani lirih. Dirinya membalas pelukan Aira. Mata Fani menatap Reva yang hanya diam. Wanita itu malah membuang mukanya ke arah lain.

Keduanya pun langsung melepaskan pelukannya."Lo selama ini kemana aja? Lo tahu? Reyhan nyariin Lo sampai-sampai dia pernah stres tahu nggak,"

Reyhan yang mendengar itu pun hanya memutar bola matanya malas. Memang benar apa yang dikatakan oleh Aira. Dirinya memang sempat drop selama beberapa bulan karena tak kunjung menemukan Fani.

"Gue baik-baik aja. Hanya gue butuh ketenangan!"ucap Fani pelan.

Aira hanya menghela nafasnya panjang. Fero,Riko dan Reva langsung mendekat ke arah Fani. Reva langsung maju ke depan dan

Plak!

Sebuah tamparan mengenai pipi mulus Fani membuat semua orang terkejut. Wajah Fani langsung menoleh, sementara Reva sang pelaku hanya memandang tajam Fani.

"Pengecut lo Fan!"ejek Reva yang langsung memeluk Fani. Fani pun hanya tersenyum,ia juga merindukan sahabat-sahabatnya.

"Gue tahu itu,"

"Lo bodoh tahu nggak, Lo orang yang bodoh di dunia,"ucap Reva di sela pelukan mereka.

"I know,"

Setelah berpelukan mereka di persilahkan duduk di sofa Fani. Ruangan Fani memang sangat besar dan itu terdapat sebuah kursi dan sofa di sana.

"Jadi selama ini Lo ke LA?"tanya Fero membuat Fani mengangguk.

"Iya. Gue tinggal di sana,"ucap Fani.

"Kok gue nggak pernah tuh ketemu Lo,padahal kan Lo juga orang yang terkenal di sana,"ucap Fero namun Fani hanya tersenyum.

"Apa segitunya Lo ngehindarin kita Fan?"tanya Reva.

"Gue bukan menghindar,tapi gue butuh waktu tenang!"ucap Fani.

"Selama itu?"tanya Riko.

"Semua tidak mudah,dan waktu tenang gue pun sudah cukup."

"Tapi kenapa Lo nggak balik lagi ke sini? Kita tuh sampai bingung nyariin Lo,"ucap Aira.

Relationship ( Squel Reyfan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang