7. Yang Sebenarnya

534 26 20
                                    

Lebih baik tersakiti oleh kejujuran daripada bahagia tapi penuh kebohongan:)

***

Reyhan kembali ke rumahnya setelah dari makam mertuanya. Pandangannya lurus ke depan memasuki rumah besar nan mewah milik keluarga Adinata. Langkahnya terhenti melihat ibunya yang sedang duduk di kursi sambil membaca majalah.

"Dari mana saja kamu Reyhan?"tanya Laras membuat Reyhan berjalan menghampirinya.

"Dari makam Mami sama Papi Ma."ucap Reyhan yang langsung duduk di sofa samping ibunya.

Terdengar suara helaan nafas"Kamu tahu,setiap Mama ingin berkunjung ke makam Amira dan Alfin rasa bersalah itu selalu datang, rasa malu terutama yang buat Mama terus-terusan takut,Mama tidak menyalahkan kamu,Mama cuma gagal menjaga Fani,"celetuk Laras sambil menatap Reyhan sendu.

"Dulu waktu Fani kecil,Mama selalu berkunjung ke rumah Amira untuk bertemu dengan Fani. Sangat ingin Mama dulu punya anak perempuan,tapi itu sudah jadi takdir Mama untuk tidak punya anak lagi. Kakakmu memang perempuan, tapi dia bukan terlahir dari rahim Mama. Fani tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan baik,tapi musibah menimpanya. Dia teruji,banyak sekali orang yang ingin mengincarnya untuk balas dendam. Mama juga nggak tahu alasannya,tapi Fani yang selalu jadi korban mereka,"ujar Laras membuat Reyhan terdiam tak bergeming.

"Mama begitu menyayangi Fani, sebelum pertunangannya dengan Yoga,Mama lebih dulu membuat janji untuk menjodohkan kalian. Amira pun setuju,tapi tidak bertahan lama dengan persetujuan itu,Amira pindah ke Singapura. Kami kehilangan kabar,dan waktu telah menjawab. Kita dipertemukan kembali,"cerita Laras. Air matanya tak sengaja menetes. Cepat-cepat Laras menghapusnya.

"Maka dari itu,Fani itu ibarat anak kandung Mama. Dia sama seperti kamu di mata Mama,Mama merasa kehilangan anak Mama."lanjutnya. 

"Aku tidak bisa apa-apa Ma.Waktu terus berjalan,tapi Fani tidak ada kabar. Aku terkadang capek,ingin berhenti,namun hati aku masih berkata kalau Fani masih ada di dekat aku. Memang kesalahanku besar. Tapi aku selalu minta kepada Tuhan untuk diberi kesempatan bertemu dengan Fani lagi,"ucap Reyhan menanggapi.

"Mama tahu kamu anak baik Reyhan,"ucap Laras yang sebenarnya masih kecewa dengan perbuatan anaknya itu.

Tak sadar,dari kejauhan Raisa mendengar semua pembicaraan yang Laras dan Reyhan bicarakan. Walaupun tidak semua,namun Raisa bisa mendengar nama Fani disebut-sebut.

"Fani? Siapa dia?"gumam Raisa penasaran.

"Kenapa nenek dan Ayah selalu membicarakan tentang nama itu?"Raisa tak mengerti,gadis itu masih penasaran dengan apa yang terjadi di sini.

Mulai dari sikap ayahnya yang dingin,ketus kepadanya dan ibunya. Neneknya yang begitu membenci ibunya dan keluarga ini seakan dirinya itu tidak dinginkan di keluarga ini.

"Raisa!"panggil seseorang membuat Raisa sedikit terkejut.

"Bunda!"ujar Raisa melihat Nadin di sebelahnya.

"Kamu ngapain di sini?"tanya Nadin sambil melihat apa yang dilihat anaknya.

"Enggak kok bun,aku cuma mau nyamperin ayah aja."alibi Raisa.

"Owh ya udah,kamu bisa tolongin bunda kan buat berikan kopi ini ke ayah!"ujar Nadin menyodorkan kopi buatannya.

"Iya Bun,"ucap Raisa sambil mengambil alih secangkir kopi yang di pegang Nadin.

Segeralah Raisa langsung membawakan kopi itu di hadapan Reyhan.

"Ayah,ini kopinya,"ujar Raisa membuat Reyhan yang sedang duduk berbicara dengan Laras langsung menoleh.

Relationship ( Squel Reyfan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang