***
✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶
***
Kembali kerumah dan disambut kedua saudara kandungnya, ray tampak menarik napas panjang sebelum akhirnya mendapatkan salam penghargaan dari si bungsu.
"Yaaa! Ini ni manusia yang gak sopan"
"Sekarang jelaskan ke eril, kenapa abang matiin hp abang?"
"Abang tau kan eril belum selesai ngomong"
"Hm" balas nya singkat sambil masuk kedalam rumah
"Hei bang!"
"Bisa berhenti dulu gak? Eril lagi bicara ini"
Ray lantas menghentikan langkahnya dan eril tampak tersenyum lantas berlari dengan bahagia,
"Bang, bentar lagi bang reza mau nikah"
"Apa?"
Eril mengangguk dan melihat kearah reza yang tengah duduk didepan televisi,
"Iyakan bang?"
"Bulan depan gue mau ngelamar Jihan"
"Bang, lo seriusan?"
"Iya, gue pikir ini udah saatnya gue berpikir soal masa depan gue ray"
"Yessss!!!" Seru ray
Mereka semua tampak bersorak dan saling berpelukan, iya bagaimana tidak, sudah sejak lama sekali moment ini ditunggu kedua saudaranya, lantaran usia reza yang sudah semakin bertambah, ray hanya takut jika nanti dirinya sulit memiliki keturunan.
"Aduh, bibi ketinggalan apa ini"
"Bibi"
"Ini dimakan bakwan sama pisang gorengnya"
"Yey akhirnya makan pisang goreng lagi" seru eril
"Bibi udah sembuh?" Tanya ray
"Sudah mas ray"
"Syukurlah"
"Bi, bang reza mau nikah bentar lagi" seru eril
"Waduh? Beneran mas"
"Eril ini, baru mau lamaran bi, doain lancar ya bi"
"Pasti, bibi pasti doain biar mas reza dikasih kelancaran sampai hari h ya"
"Aamiin" seru reza
Mereka semua tampak semangat dan terus memberikan masukan ke Reza, ntah apa yang terjadi sebenarnya kenapa Reza tiba-tiba memutuskan hal sebesar ini mendadak.
Kini sudah masuk pukul 10 malam, Reza menghantarkan Eril untuk tidur ke kamarnya, dengan mengalungkan tangannya dibahu eril, Ray bisa melihat kehangatan yang muncul diantara mereka berdua.
Bibi juga sudah kembali ke kamarnya sejak pukul 9 tadi, dan tersisalah dirinya diruang tengah.
"Ray, Lo gak tidur?"
"Ntar lagi bang, belum ngantuk gue"
Reza menghampiri Ray, dan duduk disampingnya sembari meneguk segelas air mineral.
"Bang, gue boleh nanya gak?"
"Hm?"
"Lo beneran bakal lamaran sama Jihan?"
Mendengar ucapan Ray, Reza spontan memberikan tatapan bingung,
"Hm, maksudnya"
"Hmm gini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu
Teen FictionPekenalkan dia adalah adik ku, pria hebat dengan senyuman termanis di dunia. Raganya terlihat begitu indah namun tidak dengan jiwanya. Aku membaca kisahnya didalam buku yang bertulis mesin waktu, "Sejak 15 tahun lalu, aku sudah lupa bagaimana rasany...