***
✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶
***
Seminggu berlalu, kini reza kembali bekerja seperti biasanya, melayani setiap pasien dengan berbagai keluhan. Dan malam ini dirinya mendapatkan jadwal untuk melakukan operasi transparansi jantung salah satu pasiennya.
"Saya akan kabarin adik saya segera dok, terimakasih!"
Setelah menutup ponselnya, reza tampak mengirimkan pesan dan pergi meninggalkan ruangan tersebut. Berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan pakaian operasi, reza tampak merapikan ikatan pada bajunya.
"Gue mau kerumah sakit"
"Hah? Emang siapa yang sakit?"
"Ibu" tutur ray
"Hm"
"Kenapa? Lo mikir ibu gue udah meninggal juga?"
"E-eh gak gitu kok"
"Gue pesenin lo taxi"
"Loh kak! Ngapain di pesenin, g-gue"
"Lain kali jangan pakai rok terlalu pendek kalau keluar malam" potongnya
Ray meninggalkan mala dicafe sendirian, secuil kalimat berhasil membuat mala terdiam memerhatikan pakaiannya. Senang, iya. Dia senang karena akhirnya ada sosok pria yang memberikan perhatian itu kembali setelah abangnya.
Beberapa waktu lalu,
"Mala! Mau kemana?" Tanya yuda
"Keluar bang"
"Pakai rok begitu?"
"Hm"
"Kamu mau keluar kemana? Pakek rok mini begitu udah kayak penyanyi dangdut tau"
"Ih abang mah, ini tuh Fashion tau"
"Fashion apaan baju kurang bahan begitu! Ganti gak! Atau mau gue bilang ke mami"
"Dih cepu lu bang! Gak asik"
"Cepa cepu cepa cepu! Di skidiwawe baru tau lu"
Mala masuk kembali dan mengganti pakaiannya, saat akan kembali keluar betapa terkejutnya dia ketika melihat sosok abangnya berdiri layaknya patung didepan pintu.
"Astaga!"
"Bang! Lu ngapain disini?"
Alih-alih menjawab pertanyaan sang adik, yuda malah mengomeli adiknya lagi lantaran baju yang digunakan mala kini tampak longgar dibagian depannya, sehingga rongga dadanya tampak terlihat.
"Tetew lu keliatan! Ganti"
"Hah?" Mala melihat ke area dadanya
"Udah gini aja"
Mala menarik bajunya untuk menutup area tersebut, seolah masalah terselesaikan, mala berjalan melewati sang abang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu
Teen FictionPekenalkan dia adalah adik ku, pria hebat dengan senyuman termanis di dunia. Raganya terlihat begitu indah namun tidak dengan jiwanya. Aku membaca kisahnya didalam buku yang bertulis mesin waktu, "Sejak 15 tahun lalu, aku sudah lupa bagaimana rasany...