***
✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶
***
Malam yang sunyi hanya terdengar suara deru beberapa motor yang kini ikut dibelakang ray, sayup mata sang adik dapat dirinya lihat dari balik kaca spion motornya.
"Eril, jangan tidur"
Tidak ada jawaban hanya sebatas kedipan mata yang dapat ia lihat,
"Tahan sebentar ya"
Ray meraih tangan adiknya dalam dekapan, semua orang yang kini ada dijalanan hanya terlihat bingung karena gerombolan geng motor ini. Pikirannya kacau, lagi dan lagi ray melakukan kesalahan yang sama.
Berjalan disunyinya malam, ray berhenti disalah satu rumah sakit.
"Ray?"
"Eril?"
Reza hanya bisa bergeleng melihat kaos berwarna mocca yang digunakan adiknya kini tampak berwarna merah,
"Sus, cepat ambil brankar"seru reza
Bodoh, bagaimana bisa ray membawa adiknya ketempat reza berjaga malam ini. Reza membantu ray menurunkan adiknya yang kini tampak pucat dan lemas, reza menggendong adiknya dan menidurkan badan nya pada brankar rumah sakit.
"Kita belum selesai ray"
Reza dan beberapa suster langsung masuk kedalam ruang ICU, ray hanya terduduk didepan rumah sakit bersama segerombolan geng motor.
"Ray"
"Kenapa bisa ada pistol disana?"seru ray
Tidak ada yang berani menjawab, suara ray yang terdengar pelan namun penuh dengan tekanan itu berhasil membuat De Renger mematung.
"Siapa?"
"Sorry, gw yang mulai perkelahian, dan gw lupa kalau mereka punya senjata ilegal itu"
Ray berdiri dan berhadapan dengan Mr.Jf, tatapan mereka sama-sama bak saling ingin membunuh satu sama lain,
"Jangan terlalu menggunakan naluri"
"Itu kata-kata yang selalu muncul dari bibirmu kan?"
Ray berjalan membelakangi Mr.Jf,
"Keahlian lo itu cuman menggunakan logika, tanpa lo sadar logika yang selalu lo gunakan hanya sebatas cara untuk membuat siapapun terbebaskan tapi bukan terselamatkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu
Teen FictionPekenalkan dia adalah adik ku, pria hebat dengan senyuman termanis di dunia. Raganya terlihat begitu indah namun tidak dengan jiwanya. Aku membaca kisahnya didalam buku yang bertulis mesin waktu, "Sejak 15 tahun lalu, aku sudah lupa bagaimana rasany...