Pekenalkan dia adalah adik ku, pria hebat dengan senyuman termanis di dunia. Raganya terlihat begitu indah namun tidak dengan jiwanya.
Aku membaca kisahnya didalam buku yang bertulis mesin waktu,
"Sejak 15 tahun lalu, aku sudah lupa bagaimana rasany...
Setelah melewati beberapa malam yang berat, pria dengan rahang tegas itu kini kembali menatap bulan purnama diatas jembatan merah, menikmati suara burung dan jangrik. Ray menyalakan kembali sumbu rokok yang sudah lama sekali tidak dia rasakan.
Tidak ada siapapun selain penghuni alam dan dirinya, tenang dan sunyi.
Hembusan asap rokok yang keluar dari dalam mulutnya dapat terlihat dengan jelas, suara disetiap hembusannya juga terasa berat.
Dret~
Ponselnya berdering, bukannya menjawab panggil itu dirinya malah mematikan ponselnya. Melihat dirinya dari bayangan layar ponsel, ray menghapus dengan kasar sebaris darah yang masih tersisa didekat keningnya. Sembari tersenyum dirinya membuang puntung rokok yang baru dihisapnya beberapa kali tadi.
Disudut lain reza dengan emosi kini memaki-maki ray yang tidak pernah mengangkat panggilannya.
"Kak sabar, mungkin kak ray masih dijalan"tutur mala
wanita itu sudah berada disana sejak tadi sore, seperti biasa malik lah yang membawanya ke kediaman tiga bersaudara itu.
"kak malik gimana?"
"Boro-boro diangkat, baru mau send messange aja gw udah keburu diblokir sama dia"jelas malik
Reza mendengarnya frustasi, menyandarkan tubuhnya pada sofa sembari memegangi kepala yang terasa cukup berat akhir-akhir ini. Bagaimana tidak pasien yang semakin bertumpuk karena beberapa dokter lainnya mengambil cuti, belum lagi anak-anak yang sedang menjalani koas membuat reza harus bisa bekerja begitu padat.
Terkadang tersirat dalam dirinya untuk berhenti bekerja, namun keinginannya terhapus begitu saja oleh kenyataan yang harus dirinya jalani. Kalau bukan di profesi ini apakah mungkin Eril akan bertahan sampai detik ini?
"Eril, obat kamu masih ada?"
Remaja itu hanya mengangguk, iya tentu masih ada. Dirinya bahkan tidak meminum obat-obatan yang telah diresepkan tersebut.