Rindu

268 28 0
                                    

***

✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶

***

Kembali dengan hari wekeend, Reza, Ray dan Eril kini tengah berada di dalam mobil menuju ke area pemakaman umum yang tidak lain adalah rumah sang papa.

Membawa 3 bungkus taburan bunga, mereka tampak tersenyum kearah langit yang memberi isyarat kebahagiaan.

"Pa, Reza datang sama adik-adik" batinnya sambil mengusap batu nisan

Ray dan eril kini sibuk membersihkan area makam, mulai dari mencabut rumput, mengelap nisan, sampai membersihkan gunduk tanah yang tidak rapi.

"Pa, eril datang"

"Eril anak papa yang paling bungsu"

"Papa gak lupakan sama eril? Eril kangen banget sama papa..."

"Papa lagi ngapain?"

Kedua Abang beradik itu kini hanya diam sambil melihat adik laki-lakinya yang tengah berbicara dengan gundukan tanah.

"Pa, eril pengen jadi pilot"

"Eril pengen terbang tinggi biar ketemu papa dilangit"

"Eril udah gak sering sakit loh pa"

"Eril udah rajin minum obat juga"

"Oh iya, kata bang Reza. Eril udah jago minum obat kapsul"

"Gak kecekek lagi"

"Eril juga jago balapan"

"Tapi kemarin eril jatuh gara-gara si Frozen"

"Ayamnya jelek, masa dia jenggotan pa"

Ray dan Reza masih diam seribu bahasa, iya ini akan terjadi ketika mereka ziarah ke makam ayahnya. Setelah mengirim doa mereka akan stay menanti si bungsu curhat hal random dengan ayahnya.

Reza melihat kearah Ray yang kini nunduk tanpa suara.

"Lo kenapa?"

"Oh, gak. Emang kenapa?"

"Kok lo pucet?"

"Oh gak kok, ini agak laper bang"

"Mau balik sekarang?"

"Gak usah, Abang disini aja temenin eril. Gue balik sendiri aja"

"Lo yakin?"

"Udah ntar gue telpn si Malik bang tenang aja"

"Gue balik duluan Yaa"

Ray berdiri dan meninggalkan Reza dengan si bungsu yang masih sibuk cerita dengan makam sang ayah. Ntahlah memang dia lapar atau kondisinya sedang tidak baik-baik saja.

Menyusuri Jakarta dengan Transjakarta, Ray berhenti di persimpangan Ancol. Namun sayangnya dia harus masuk berlari karena hujan tiba-tiba mengguyur kota Jakarta.

"Hallo bang"

"Hm, kalian udah pulang?" Tanya Ray via telpn

"Oh ini baru pulang kok, bang lo dimana dah?"

"Gue masih diluar, bilang sama bang Reza jangan kebut-kebutan dijalan soalnya hujan jalanan licin"

"Oke bang, Abang dimana?"

"Oh ini di---"

Ray tiba-tiba saja menggantungkan kalimatnya setelah melihat wanita didekat pantai duduk antara derasnya hujan tanpa payung ataupun jas hujan.

Mesin WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang