Sebuah Rahasia

180 20 0
                                    

***

✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶

***

Setelah melewati waktu panjang, kini hanya tersisa 1 minggu waktu pelaksanaan pernikahan reza dengan Jihan, tapi tetap saja reza masih bekerja selama 20 jam perharinya.

Hari ini, reza dan Jihan akan melakukan beberapa pra syarat untuk memenuhi kebutuhan.

Sedangkan disisi lain, ray, eril, malik serta perempuan berambut panjang yang tidak lain adalah mala pun kini tengah duduk disofa rumah ray.

"Kak, mahar nya sebanyak ini?"

Ray hanya mengangguk, sedangkan malik menoleh memberikan tatapan seakan aneh.

"Lo kenapa mal?"

"Gak kak, tadi mala ngerasa kayak gak asing sama maharnya tapi mungkin perasaan mala aja"

"Tuh, makannya kak mala jangan kebanyak nonton sinetron mending nonton drama korea"seru eril yang masih sempat menyahut disela-sela push rank

Sejak hari dimana ray mengajak mala ke rumahnya, kedekatan antara keduanya semakin terlihat, namun tetap saja. Kutub es yang ada di diri ray masih belum bisa dicairkan,

Ray, Malik dan Mala membicarakan tentang rasa curiga mereka dengan surat perjanjian yang diberi keluarga Jihan.

"Gue masih bingung deh, pas lamaran bukannya abang lo udah ngasih mobil? Terus ini minta rumah dan perhiasan berlian. Dia mau nikah apa ngerampok sih?"

"Pernikahannya kapan kak?"seru mala

"Hari Sabtu besok"

"Terus abang lo sekarang mana?"tanya malik

"Seharusnya sih sekarang udah siap-siap buat ke rs tapi tadi katanya dia gak pulang karena mau ngurus pra syarat buat nikahan"jelas ray

"Mau nikah ribet kalau gak nikah apalagi"

"Kenapa sih harus ada pra syarat segala, itu yang katanya nanti dapat setifikat itu kan?"

Ray menatap bingung,

"Hadeh, salah nanya gue"sambungnya

Mala dan eril yang mendengarpun menahan tawa, bagaimana bisa malik yang sudah cukup kenal dekat dengan ray menanyakan perihal pernikahan kepadanya.

Tidak lama selang mereka asik bercanda, tiba-tiba reza masuk dengan wajahnya yang ditekuk.

"Bang, kenapa?" Seru eril

"G-gak papa kok, cuman agak capek aja"

"Eh ini siapa?"lanjutnya

"Oh, saya mala kak"

"Hm, pacarnya ray?"

Seisi ruangan menoleh satu sama lain, ekspresi wajah mereka bingung bercampur ingin tertawa.

"Kenapa?"seru reza bingung

"Bang reza ini ngawur, bang ray sama kak mala itu temenan tauk. Sejak kapan kak mala mau sama bang ray, boro-boro nembak cewek, ngeliat cewek aja kikuk langsung nunduk"ejek eril

Mesin WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang