Keraguan

201 22 1
                                    

ɢᴏʀᴇsᴀɴ ʙᴏᴍ ᴡᴀᴋᴛᴜ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ɢᴏʀᴇsᴀɴ ʙᴏᴍ ᴡᴀᴋᴛᴜ

"𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒊 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊𝒃𝒂𝒚𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒖𝒂𝒏𝒈, 𝒂𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒂𝒏 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒍𝒊?" 𝑅𝑎𝑦𝑎𝑛𝑧𝑎 𝐷𝑒 𝑀𝑎𝑙𝑖𝑘


✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶

***

27 Maret 2022
Kini reza bersama dengan kedua adiknya datang kerumah Jihan dengan membawakan 1 bucket bunga dan juga seperangkat perhiasaan berisi cincin dan juga kalung.

Reza menyampaikan keinginannya untuk meminang wanita yang telah menemaninya selama lebih kurang 7 tahun ini.

"Jika, Mama sama Papa mengizinkan. Saya Reza Artamevia bersama dua saksi adik kandung saya, Saya berniat akan meminang putri bapak"

Jihan tampak menunjuk senyum malu, dia tidak menduga jika hari ini akan tiba.

"Saya tidak tau. Kamu silahkan tanya ke Jihan saja" seru sang papa

Tidak tau apa yang membuat sosok pria ini begitu tidak menyukai reza, tapi pria dengan gelar kedokteran itu tetap berusaha meluluhkan hati calon bapak mertuanya itu.

"Jihan? Apakah kamu bersedia?"

"Iya, Jihan bersedia" balasnya pelan

Ray melegakan napas dengan bebas, sejak awal dia sudah merasa tercekik dengan situasi ini. Menegangkan, dia tidak bisa membayangkan jika itu adalah dirinya.

Mereka ngatur tanggal prosesi lamaran, sampai akhirnya ray bingung kenapa acara itu dilangsungkan begitu cepat.

"Bang lo yakin?"

Reza hanya menggangguk kesang adiknya, dan setelah 3 jam akhirnya mereka pulang. Sepanjang perjalanan reza merasa ada penyesalan namun ntah disisi apa.

Keluarga Jihan memberikannya waktu 1 minggu untuk melangsungkan acara lamaran. Papanya memberikan permintaan untuk reza membeli seserah sendiri tanpa bantuan sang anak, bahkan pria itu juga meminta reza membelikan putri nya sebuah kendaraan pribadi.

Disituasi saat ini, uang mungkin masih bisa dia cari namun apakah ke depannya akan benar wanita ini jodohnya lah yang kini membuat reza khawatir.

"Bang, kalau lo gak sanggup jangan dipaksa"

"Ini baru lamaran dan lo udah dikasih pra syarat segitu. Gimana nanti nikah bang?"

"Gak papa ray, gue masih bisa ambil lembur buat nyari tambahan buat kebutuhan sekunder"

Mesin WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang