***
✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶
***
Kini waktu telah berlalu hampir 2 bulan, ray, reza, dan eril sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, bahkan reza kini tampak kusam karena terlalu sering lembur bekerja demi biaya pernikahan yang diinginkan keluarga Jihan.
"Bang, maaf tapi..."
"Gue gak suka pola pikir lo yang terus-terusan ngeiyain kemauan keluarga Jihan"
"Gue ngerti, Jihan dan keluarganya itu sangat sangat teramat kaya, tapi bukan berarti kita harus menyetarakan segala aspek kayak mereka"
"Bang, gue yakin kok. Kalau Jihan memang ngerti sama posisi lo, tanpa lo harus berbuat gini pun dia bakalan suruh lo kerja semampunya aja"
"Gue gak butuh nasehat lo"tutur reza sembari membanting gelasnya
Pagi itu meja makan memang terasa seperti meja panas, suasana pagi yang dulunya disambut ibu dan papa, berubah menjadi sambutan kehebohan dua saudaranya yang akan berangkat beraktivitas, namun hari ini berubah dengan tatapan benci dari reza.
"Jangan sementang lo berhasil mindahin ibu ke tempat yang lo mau! Semua hal lo anggap berhasil dan bisa ikut sesuai alur lo ray. Silahkan kalau lo ngerasa paling jago ngejaga ibu sama ni anak sendiri, silahkan. Gue lepas!"
"Bang"
"Asal lo tau, Jihan anak tunggal dari keluarga CEO perusahaan besar. Dia dirawat orang tuanya sampai jadi Jihan yang sekarang pakai apa kalau gak duit ray? Dan kalau gue datang buat nikahin dia dengan keadaan gue yang kayak gini gimana bisa orang tuanya yakin soal itu!"
"Lo gak perlu khawatir soal gue! Gue tau jalan terbaik buat diri gue" serunya memelan dan pergi
Eril dengan mata yang berbinar kini menatap nasi pun sudah tidak jelas. Sakit, melihat kedua abangnya harus berantem lagi dan lagi. Eril hanya punya mereka lantas jika mereka seperti ini, siapa yang akan dia miliki lagi?
Eril berangkat ke sekolah, kali ini dia menggunakan ojol, ntahlah dia tidak berminat menaiki zero. Kedua temannya heboh dengan game, sedangkan eril duduk dengan segelas minuman favoritnya, nutrisasi jeruk peras dengan extra es batu.
Reyhan yang melihat pun menyenggol bahu hao, mereka mendekat ke eril, namun belum sempat berucap, eril sudah lebih dulu berbicara.
"Menurut kalian, ada gak sih manusia paling menyedihkan selain gue?"
Hao dan reyhan saling bertatap, mereka tidak tau apa yang terjadi, eril bahkan tidak pernah bercerita soal apapun ke mereka belakangan ini.
"Ada apa sih bro?"tutur hao
"Cih!" Grutunya
Eril menyandarkan dirinya kesadaran bangku, eril di lingkungan keluarga dengan sekolah jelas sangat berbeda. Jika dirumah dia menjadi anak super polos dan manja, disini dia menjadi pria dingin yang penuh misteri.
"Gue ramal, abang lo lagi berantem ya?" Tutur reyhan
"Dih sok tau lo" balas hao
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu
Teen FictionPekenalkan dia adalah adik ku, pria hebat dengan senyuman termanis di dunia. Raganya terlihat begitu indah namun tidak dengan jiwanya. Aku membaca kisahnya didalam buku yang bertulis mesin waktu, "Sejak 15 tahun lalu, aku sudah lupa bagaimana rasany...