ɢᴏʀᴇsᴀɴ ʙᴏᴍ ᴡᴀᴋᴛᴜ
"𝑻𝒆𝒓𝒌𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒈𝒆𝒍𝒊𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒍𝒊𝒏𝒈𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒅𝒖𝒍𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏"
𝑅𝑎𝑦𝑎𝑛𝑧𝑎 𝐷𝑒 𝑀𝑎𝑙𝑖𝑘✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶
***
Pagi ini ray sudah duduk dihalaman rumah sakit, pemandangan yang ia lihat kini adalah puluhan orang yang berjuang melawan sakitnya. Kebulan asap tampak menyelimuti area wajahnya, ray dengan sebatang rokok dan kopi hangatnya, kini hanya diam menikmati suasana pagi dengan bau berbagai jenis obat.
"Ray"
Mendengar suara itu, ray langsung membuang rokoknya dan menginjak sumbu yang menjadi sumber kenikmatan itu hingga padam.
"Bang, lo kok udah kesini? Eril gimana?"
"Dia udah berangkat, oh iya ini sarapan sama baju ganti lo"
Ray menerima tas yang berisi baju dan makanan, reza berjalan kearah kursi tepat disamping ray, mereka duduk bersama dan berbincang mengenai ibunya. Ray menyodorkan ponselnya dan memperlihatkan rekaman cctv hari dimana ibunya mengalami syok yang membuatnya drop.
"Gue penasaran, apa motif dia ngelakuin ini ke ibu?"
Tidak ada jawaban dari ray, dia hanya menatap langit biru pagi ini. Banyak hal yang terus menerus membuat ibunya sulit untuk disembuhkan, dan ini yang mengakibatkan psikis nya semakin memburuk.
"Kita pindahin ibu ke rumah sakit lain" tutur ray
"Lo gila?"
"Cih! Kalau lo gak mau biar gue aja yang urus! Lo cukup kasih tau gue informasi apa yang dibutuhkan ibu, selebihnya biar gue yang urus" jelas ray
"Tapi lo mau bawa ibu kemana bego? Dibekasi ini aja ibu masih begini, gimana kalau tempat lain. Gue gak habis pikir sama lo ya"
"5 rumah sakit yang lo pilih semuanya gak bikin perubahan bang, biar kali ini gue yang milih"
"Terserah" balas reza dan meninggalkan ray
Reza memang sosok abang yang terus bersikap egois, semua hal harus sesuai dengan pemikiran dan targetnya. Jika itu keluar dari pilihannya maka dia akan berpikir semuanya sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu
Teen FictionPekenalkan dia adalah adik ku, pria hebat dengan senyuman termanis di dunia. Raganya terlihat begitu indah namun tidak dengan jiwanya. Aku membaca kisahnya didalam buku yang bertulis mesin waktu, "Sejak 15 tahun lalu, aku sudah lupa bagaimana rasany...