ɢᴏʀᴇsᴀɴ ʙᴏᴍ ᴡᴀᴋᴛᴜ
"𝑻𝒆𝒓𝒌𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆 𝒆𝒈𝒐𝒊𝒔 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏𝒌𝒂𝒏" 𝑅𝑎𝑦𝑎𝑛𝑧𝑎 𝐷𝑒 𝑀𝑎𝑙𝑖𝑘
✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶
***
Kehidupan setelah kejadian hari itu benar-benar merubah semuanya, Ray harus menerima kenyataan kalau dia terpaksa diskors dari kampusnya selama 1 bulan, dan sudah bisa dipastikan dia harus mengambil kelas pengulangan bulan depan.
Ketika kedua saudaranya sibuk, Ray hanya menghabiskan waktunya untuk tidur di rumah.
"Bang!!"
"Mau cilok gak? Si Hao yang traktir katanya"teriak Eril dari kejauhan
Ray hanya memberikan isyarat tangan tidak, dan kembali menatap lautan sore itu. Sejak pagi tadi Ray menemani 3 bocah remaja itu di Ancol, dan ya tenaganya benar-benar habis lantaran bisa-bisanya mereka bertiga ingin ikut balapan dengan salah satu geng motor yang sedang pemotretan disana.
"Ril, Abang lu kenapa sih?"
"Gak tau, yang jelas bukan soal cinta"balas eril sambil melihat mamang cilok memasukkan kuah kacang
Eril dan dua temannya mendekati Ray yang duduk disalah satu tembok pinggir pantai,
"Bang Ray beneran gak mau cilok?"tanya Hao
"Gak, udah kalian makan aja"
Ray melihat tiga bocah itu makan sambil bersenda gurau, Ray bisa menatap lekat adiknya yang begitu bahagia belakangan ini. Kedua abangnya kini sering menghabiskan waktu bersamanya, terutama Reza.
Matahari terbenam, mereka duduk disalah satu tempat makan seafood.
"Widih, apa kabar bro? Ada cerita apa hari ini?"seru Malik yang baru saja datang bersama Mala dan juga Reza
"Hai kak"sapa Mala
Ray hanya menarik alisnya sebagai balasan sapaan sedangkan Malik kini meratapi nasibnya yang selalu dikacangi Ray.
Mereka memesan makanan dan bercerita hal random, namun berbeda dengan Ray yang hanya diam dan terus menatap kearah lautan, mata yang sayu itu seperti mengatakan sesuatu namun Mala tidak bisa melihat dan membaca setiap binarnya.
"Ray"
"Sejak kapan lo suka belanja online?"
Ray menatap bingung,
"Itu tadi waktu gw mau kesini ada kurir nganterin paket buat lo tapi gw gak sempet baca jadi gw kasih ke bi Nunung buat naruh ke kamar lo"
"Emang lo pesen apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu
Teen FictionPekenalkan dia adalah adik ku, pria hebat dengan senyuman termanis di dunia. Raganya terlihat begitu indah namun tidak dengan jiwanya. Aku membaca kisahnya didalam buku yang bertulis mesin waktu, "Sejak 15 tahun lalu, aku sudah lupa bagaimana rasany...