Melangkah masuk kedalam sebuah mansion yang besarnya dua kali lipat di bandingkan dengan mansionnya. Zevan melihat sosok pria paruh baya tak jauh di depannya sedang duduk santai menatap kearahnya.
Sampailah Zevan berada tepat di hadapan pria paruh baya itu, ia mendapat kode lewat tatapan pria itu untuk segera duduk. Zevan pun langsung menuruti perintah pria itu untuk duduk.
Tak lama datanglah seorang pelayan dengan membawa nampan berisi dua buah kopi panas dan di letakkan di atas meja. "Silahkan di nikmati, Tuan." ujarnya sopan melirik kedua pria itu.
Pria paruh baya itu mengangguk, berbeda dengan Zevan yang hanya diam dengan ekspresi datarnya. "Terima kasih." ucapnya singkat dan pelayan itu mengangguk pelan dan langsung melenggang pergi.
Dua pria itu masih berdiam diri. Tidak ada yang membuka suaranya di antara mereka masing masing. Bahkan pria paruh baya itu malah asyik menikmati kopi panas yang sedang ia seruput sejak tadi.
Berbeda halnya dengan Zevan yang masih terdiam dan sama sekali tidak menyentuh kopi panas di hadapannya. "Mengapa papah mengundangku kemari?" akhirnya Zevan membuka suara dari keheningan mereka berdua.
Pria paruh baya itu masih asyik menyeruput kopi panas kesukaannya, "Hanya ingin." ucapnya yang membuat Zevan menghela napas sabar menghadapi sang Papah yang menurutnya lumayan menyebalkan.
"Aku sedang sibuk pah, tak ada waktu untuk berlama lama disini."
Pria paruh baya itu terkekeh melihat putranya dan segera menaruh kembali kopi panas itu di atas meja. "Sibuk berduaan dengan kekasihmu itu, hm?" ucapnya santai dan membuat Zevan memicingkan matanya, "Dari mana papah bisa tahu?"
Terkekeh kembali melihat sang putra yang berada di depannya, "Sangat mudah untuk aku mengetahui tentangmu." ucapnya kembali santai.
Zevan menghela napas, iya sudah sangat tahu bila sang papah memang selalu memantaunya dari jauh. Tetapi ia tak mengira jika papahnya bisa mengetahui tentang gadisnya. Padahal ia menyembunyikan rapat rapat dari keluarganya, termasuk sang papah.
Pria paruh baya itu sambil menyesap kembali kopinya, "Ku pikir dirimu penyuka sesama jenis." ucapnya santai, dengan Zevan yang hanya diam tidak berniat untuk menjawab kalimat dari pria tua itu yang sialnya adalah papahnya.
Zevan memang tidak bisa menampik omongan sang papah yang menyebutnya penyuka sesama jenis. Memang sejak dulu dirinya tidak pernah mempunyai hubungan dengan perempuan manapun. Sampai semua orang pun mungkin memikirkan hal yang sama seperti papahnya.
Tetapi pada kenyataannya, Zevan hanyalah pria normal yang pasti bisa merasakan perasaan berbeda terhadap kaum lawan jenisnya. Pada masa sekolah bahkan kuliah, Zevan memang selalu menjadi incaran bagi para kaum hawa.
Karena sikapnya yang dingin dan juga misterius, banyak dari mereka yang justru takut mendekati Zevan secara terang terangan. Terlebih Zevan adalah anak si pemilik kampus, yang membuat orang orang berpikir ulang untuk mempunyai urusan atau masalah dengannya.
Hanya saja Zevan memang sudah jatuh hati kepada satu perempuan yang ia kenal jauh sebelum ia mulai masuk universitas. Zevan sangat mencintai gadis itu, hingga di saat Zevan lulus sekolah dan mulai memasuki universitas, gadis itu pergi meninggalkannya.
Bukan, bukan meninggalkan dalam artian mati. Gadis itu pergi meninggalkannya akibat kecelakaan yang menimpa kedua orangtuanya, yang membuat gadis itu pergi ke negara lain untuk di urus oleh kakek dan neneknya.
Hal itu tentu saja membuatnya sangat hancur. Hampir setiap hari Zevan terus mencari tentang gadis itu. Tetapi semua sama sekali tidak membuahkan hasil hingga bertahun tahun lamanya. Karena mungkin pada saat itu juga, Zevan masih belum memiliki kuasa yang dapat lebih mudah mencari informasi seseorang.
![](https://img.wattpad.com/cover/307101685-288-k236176.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
S E L E C T E D
Mystery / ThrillerTentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, seorang gadis berusia 19 tahun yang terjebak dengan obsesi seorang laki-laki yang ia tolong. Raina san...