29

3.6K 196 19
                                    

"Jika kamu kembali kerumah dan bertemu kembali dengan perempuan itu, kamu akan meninggalkan ku."

Zevan memalingkan wajahnya dari Raina. Apa yang kurang dari dirinya hingga Raina tak ingin terus bersamanya. Segalanya ia rela berikan untuk gadis itu, mengapa Raina tak kunjung membalas perasaannya.

Tidak, tidak! Ia tak membutuhkan pembalasan cinta dari Raina kepadanya. Persoalan cinta, Zevan yakin lambat laun Raina akan mencintainya. Yang sekarang ia butuhkan hanyalah Raina yang terus berada di sisinya. Ia akan mempertahankan Raina bagaimana pun dengan berbagai cara.

Sedangkan Raina yang berada di samping Zevan, merasakan bahwa suasana hati pria itu sedang buruk. Yang tak lain penyebabnya adalah karena dirinya yang merindukan kebebasan di luar sana.

Menjadi seorang mahasiswi, bekerja, dan berbagai suka duka bersama Vio satu satunya sahabat yang Raina punya dan ia sangat merindukannya. Raina ingin bebas, ingin lepas dari belenggu Zevan seperti beberapa bulan yang lalu.

Kapan ia bisa merasakan hal itu kembali. Sudah berbulan bulan Raina terjebak di sini, dengan segala upaya gadis itu melarikan diri, tidak ada satu pun yang berhasil. Akhirnya Raina selalu tertangkap kembali oleh penculiknya itu.

Apa yang harus Raina lakukan untuk berhasil membuat Zevan mau membebaskannya. Jika tindakan pelarian diri yang sudah berkali-kali ia lakukan selalu gagal, mungkin sekarang ia harus menggunakan cara lain. Cara yang lebih tersusun rapih dengan kemungkinan besar untuknya agar bisa berhasil bebas dari Zevan.

Sebenarnya banyak sekali skenario di otaknya dalam menyusun misi melarikan diri dari pria itu. Bahkan Raina sempat berpikir untuk melakukan pembunuhan terhadap pria itu demi kebebasan yang ia inginkan kembali. Ya walaupun rasanya mustahil Raina dapat membunuhnya.

"Berhenti untuk merencanakan misi pelarian diri dariku, Raina. Karena aku akan selalu berhasil menangkap mu kembali."

Asyik dengan lamunannya, Raina terkejut dengan ucapan Zevan yang bisa menebak isi pikirannya saat ini. Pria itu menatapnya tajam dengan raut wajahnya yang serius. Sejujurnya Raina sedikit takut.

Zevan menghela napas, melihat gadis itu yang menunduk takut. Raina tetap lah Raina. Gadis itu bisa bertingkah manis dan menurut kepadanya. Tetapi di otak cantiknya itu banyak sekali misi pelarian diri yang akan gadis itu lakukan untuk meninggalkannya. Dan ia tak akan membiarkan Raina melakukan itu.

"Aku ... aku tak akan pergi dari mu, asalkan kau mengizinkanku bertemu Vio."

Celetukan Raina membuat Zevan sedikit tertarik. Ia tertawa remeh. Tak ingin mempercayai ucapan gadis pujaannya itu. Bayang bayang Raina saat berkali kali kabur darinya membuatnya harus mewaspadai Raina dan tidak mempercayai gadis itu sepenuhnya.

Zevan menatap Raina dan di balas dengan tatapan gadis itu yang terlihat bersungguh sungguh dengan ucapannya. Ini pertama kalinya Raina melakukan permohonan seperti ini. Biasanya dia selalu bertindak impulsif yang berakhir tertangkap kembali oleh Zevan.

"Kamu ingin menipuku lagi, Raina sayang?"

Raina menggeleng, ia serius dengan ucapannya. Sepertinya gadis itu berubah pikiran untuk dapat pergi dari Zevan. Raina frustasi. Ia sudah kehabisan ide untuk melarikan diri. Mungkin memang ia tidak akan bisa pergi dari pria itu selamanya.

Selamanya mungkin ia akan menghabiskan waktunya dengan pria itu, entah apa yang pernah ia perbuat hingga tuhan memberikan dosa kepadanya dengan memberikan takdir seorang Zevan datang dan mengacaukan kehidupannya yang damai.

Raina menangis. Perempuan itu menangis tersedu-sedu menatap Zevan yang hanya menatapnya datar. Ia menunduk dan memohon kepada Zevan. Raina takut dengan kehidupannya yang sekarang. Kehidupannya yang kedepannya akan selalu hadir bayang bayang pria itu.

S E L E C T E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang