Zevan terus menatap Raina yang terus menjauh dengan kendaraan motornya. Ia tersenyum serta kembali masuk kedalam mobil mewahnya dan melenggang pergi dari toko itu.
Sementara Raina yang masih mengendarai motornya, terus mengumpat dalam hati kepada pria aneh yang tak lain dan tak bukan adalah Zevan. Apa maksud pria itu yang secara tiba-tiba datang membeli bunga dan ingin mengantarkannya pulang.
Modus sekali pria itu!
Padahal mereka berdua pun bertemu hanya karena ketidaksengajaan. Tetapi kenapa sikap pria itu seolah-olah seperti akrab dengan Raina?. Raina sangat sebal jika melihat pria itu di lain waktu. Semoga saja mereka tidak lagi bertemu kembali.
Raina mematikan motornya dan turun untuk membuka gerbang rumahnya. Ia memasukkan motor kesayangannya dengan hati hati. Saat ingin menutup gerbang kembali, Raina tak sengaja melihat setangkai bunga yang tergeletak di meja.
Ia mengambil bunga tersebut dan melihatnya secara rinci. Raina membulatkan matanya dan mulai melangkah mundur, secara reflek ia menjatuhkan bunga itu.
Bruk!
Bunga itu terjatuh tak jauh dari kedua kaki Raina. Raina mengepalkan tangannya yang mulai dingin dan gemetar. Perasaan takut kian datang kembali. Hari sudah semakin malam dan hal ini membuat perasaan Raina kian bertambah takut.
Tunggu!
Raina melihat kembali bunga itu yang terjatuh. Ini seperti bunga yang sempat di beli oleh Zevan pada saat di toko tadi. Apa jangan jangan ini adalah bunga mawar yang tadi di pesan oleh Zevan?
Raina menunduk dan mengambil bunga yang tadi sempat ia jatuhkan. Ia berusaha untuk menormalkan detak jantungnya yang berdegup kencang dan meneliti setangkai bunga mawar yang di pegang olehnya.
Dear, Raina...
Sungguh kau tak ingat denganku?
Rasanya sedih sekali kau melupakanku.Tapi tak apa.
Aku akan selalu mencintaimu, walau kau tak mengingat kenangan kita bersama pada saat itu.
Raina membaca sebuah tulisan yang berada di sebuah kertas yang menempel pada tangkai bunga itu. Siapa pria ini sebenarnya? Apa alasan dia selalu menerornya seperti ini?
Sungguh, Raina sangat jengah dengan semua ini. Tetapi pikirannya kembali pada saat Zevan membeli bunga yang sama pada saat di toko tadi. Memang Zevan membeli setangkai bunga mawar, tetapi Zevan menolak pada saat ia menawarkan untuk memakai kartu ucapan.
Berarti ini semua bukan ulah Zevan. Walaupun sikapnya lumayan aneh, tetapi Raina merasa bahwa Zevan lah yang melakukan ini semua. Raina menggeleng pelan, mana mungkin seorang Zevan yang notabene nya adalah seorang bos besar tetapi malah meneror orang.
Raina melempar tangkai bunga mawar itu kedalam tempat sampah serta mengunci gerbang dan mulai masuk kedalam rumah. Ia mulai membersihkan diri dan merapihkan kamarnya.
Ketika semuanya sudah beres dan rapih, Raina pun langsung beranjak ketempat tidur karena ia sudah mulai mengantuk. Baru beberapa detik ia memejamkan matanya, ia terbangun karena teringat jika jendela kamarnya belum terkunci.
Raina pun bangkit dari kasur dan berjalan kearah jendela. Setelah menutup jendela ia pun langsung melompat kedalam ranjang kasurnya untuk kembali tidur.
Keesokan harinya Raina bangun pada pukul 9 pagi. Ia bergegas untuk mandi karena hari ini jadwal mata kuliahnya yang pertama mulai pada jam 10 pagi. Semalam ia sangat nyenyak tertidur dan berujung terlambat seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
S E L E C T E D
Misteri / ThrillerTentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, seorang gadis berusia 19 tahun yang terjebak dengan obsesi seorang laki-laki yang ia tolong. Raina san...