14

11.5K 533 7
                                    

Akhirnya UP juga hehehe...

Maaf bgt seharusnya kemarin sabtu udh UP🙏🙏

Yaudah deng dibaca aja ya ceritanya☺

~•~•~•~•~•

Fakta baru yang membuat Zevan sangatlah terkejut, yaitu tentang gadisnya yang ternyata mengalami amnesia. Pantas saja, semua hal yang ia lakukan selama ini, tak kunjung membuat gadis itu mengenal dirinya. Semuanya ternyata hanya sia-sia.

Ia tak menyangka jika gadis itu ternyata pernah mengalami kecelakaan parah hingga mengalami amnesia. Bertahun tahun lamanya, satu fakta tentang gadis tercintanya akhirnya terungkap. Dia menghela nafas kasar, merasa terlalu lambat mengetauhi tentang gadis itu. Pikirannya masih terus kacau mendengar sebuah fakta yang baru dirinya ketauhi.

Zevan merasa janggal dengan hal ini. Padahal sudah sejak lama dia mencari tahu tentang apa saja yang terjadi dengan gadis itu. Tetapi baru sekarang dia menemukannya. Hal ini seperti sengaja di sembunyikan agar tidak ada yang mengetauhinya.

Orang suruhannya pun mengatakan bahwa data ini berasal dari salah satu warga setempat yang tinggal di dekat rumah lama gadisnya itu. Orang itu mengatakan jika keluarga gadis itu sudah lama meninggalkan rumah itu karena salah satu anak perempuannya yang tak lain adalah gadisnya yang mengalami kecelakaan.

Orang suruhannya sempat bertanya di mana Rumah sakit tempat mereka merawat anaknya yang menjadi korban kecelakaan. Orang itu tidak tahu menahu di mana lokasi Rumah sakit itu secara rinci. Ia hanya mengatakan jika kejadian itu berkisar 4 tahun yang lalu.

Zevan yang masih belum puas tentang hal ini lebih dalam, kembali menelfon suruhannya tadi untuk menyelidikinya kembali. "Tolong kau cari tahu lebih lanjut tentang ini." ujarnya ketika telfon sudah tersambung.

"Baik, Tuan." jawabnya dari sebrang sana.

Memutuskan panggilan, Zevan berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangannya. Ia berjalan dengan langkah dan tatapan angkuhnya, yang membuat karyawan disana menundukkan pandangannya, karena tak berani bersitatap dengan mata tajam pria itu.

Beberapa orang yang berpakaian serba hitam pun turut berjalan mengawal di belakangnya. Tiba lah mereka di parkiran gedung, Zevan pun memerintahkan anak buahnya untuk tidak ikut dengannya.

"Kalian bisa kembali keatas. Saya sendiri yang akan menyetir mobil."

"Apa perlu kami ikuti dari belakang, Tuan?" ucap salah satu bodyguardnya dan Zevan menggeleng pelan. "Tidak perlu."

Seluruh bodyguard itu mengangguk serentak dan kembali memasuki gedung. Sementara Zevan mulai mengendarai mobilnya sendiri kesuatu tempat. Beberapa menit kemudian sampailah Zevan di tempat itu. Ia memarkirkan mobilnya kemudian mengambil sesuatu di kursi belakang dan beranjak turun.

Zevan melangkah dengan perlahan lahan sambil melihat sekelilingnya. Ia merasa sudah sangat lama tidak mengunjungi tempat ini. Dia berjalan dan mulai mendekati satu tempat tujuannya itu. Ketika sudah di hadapannya, Zevan mulai berjongkok dan mengelus sebuah nisan yang tertera nama sang mama tercinta.

~ Dessi Caterina ~

Dia mengusap dan mengecup pelan nisan itu dan meletakkan sebuah bunga tepat di dekat nisan tersebut. Rasanya sudah sangat lama ia tak berkunjung ketempat dimana peristirahatan terakhir mama tercintanya.

Zevan menunduk sedih. Menahan air matanya yang siap terjatuh jika ia mendongak. Benar saja, air mata ia pun jatuh begitu saja ketika ia memeluk nisan itu serta dengan bibir yang bergetar menahan isakan.

S E L E C T E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang