Pikiran Jisoo kacau dengan informasi yang dia terima dari ibunya. Tentu dia tau Rosé bukanlah seseorang yang kidal. Selama ini dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kalau istrinya itu menulis dengan tangan kanannya. Tapi apa yang dilihat oleh Suzy tidak mungkin salah jika reaksinya sampai seheboh itu.
Apakah kebiasaan seseorang bisa berubah hanya karena kecelakaan? Jika hilang ingatan, banyak teori dan kejadian yang membenarkannya.. tapi pada kasus istrinya.. ini sungguh tak biasa.
Lama sekali Jisoo berkutat sendirian dengan pikirannya di dalan ruang kerja malam ini. Sampai pada satu titik dia tak bisa lagi tinggal diam.. dia membuka laptopnya dan mencari beberapa info tentang hal itu.
Kecelakaan mengubah perilaku seseorang. Itulah kira kira kata kunci yang dia masukan di kolom pencarian. Jisoo agak terkejut karena hasil yang diperlihatkan ada begitu banyak. Dia membuka satu persatu artikel mulai dari penjelasan ilmiah dan contoh nyata orang yang mengalaminya.
Sesungguhnya Jisoo agak susah mengerti di penjelasan secara ilmiah karena semua yang dijelaskan hanya membuat otaknya tambah pusing. Kesimpulan yang dia dapatkan dari situ adalah perubahan perilaku atau kebiasaan bagi seseorang yang pernah mengalami kecelakaan itu mungkin terjadi.
Sementara di bagian contoh nyata pada korban yang jisoo temukan bervariasi dari perubahan kepribadian, perubahan selera makan hingga yang ekstrim adalah seorang pria eropa yang tiba tiba bisa berbahasa mandarin dengan fasih padahal tidak pernah belajar sebelumnya ada juga orang yang bangun dari koma setelah kecelakaan dia jadi bisa bermain piano walaupun belum pernah sama sekali seumur hidup menyentuh piano sebelumnya.
Melihat berita dan video itu Jisoo menggelengkan kepala sambil tertawa. “Aish.. kekuatiranku dan Eomma sangat berlebihan.. apa yang dialami Rosie tak separah dua orang ini.. apa salahnya menjadi kidal.. yang penting dia tetap istri yang mencintaiku.. aigoo..” ucap Jisoo sambil menutup layar laptopnya.
***
Hari itu makan malam di keluarga Kim sangat sunyi dan canggung. Tidak ada yang berbicara satu sama lain sampai sang kepala keluarga tertinggi membuka suaranya.
“Aku mendapat panggilan dari stasiun penyiaran MBC. Mereka menawarkan untuk mengadakan shooting di tempat ini.” Ucap Junghyun, dan Rosie agak bingung karena MBC adalah perusahaan stasiun penyiaran milik keluarga Lisa.
“Shooting? Shooting dalam rangka apa?” tanya Jisoo.
“Dalam rangka memperbaiki imagemu.” Sahut Junghyun.
“Taka da yang salah dengan image ku kenapa harus ada yg diperbaiki?” tanya Jisoo sambil mengerutkan dahi.
“Ini bukan waktu untuk menjadi keras kepala Jisoo.. ini untuk kebaikan kita.”
“Kebaikan bagaimana? Jika ini menyangkut kejadian kemarin malam, aku tetap merasa aku tidak bersalah.” Ucap Jisoo.
Jin menghela nafas. “Katakanlah begitu.. kau tidak bersalah.. tapi seorang calon walikota menghajar seorang pria di depan umum bukanlah image yang bagus untuk kau bawa ke depan masyarakat.. Kim Jisoo..”
“Itu benar.. dan aku menyetujui perbaikan reputasimu melalui acara ini.. jadi kalian semua bersikaplah baik selama kru TV melakukan rekaman di tempat ini.”
Tangan Jisoo mengepal erat di bawah meja dan Rosie mengetahuinya tetapi mereka tidak bisa mengelak keputusan dari sang Appa.
***
Malam ini Jisoo kembali ke kamar dengan wajah yang agak kusut, bisa dimengerti, dia masih kesal dengan peristiwa yang terjadi akhir akhir ini.
Rosie yang memperhatikannya sedari tadi Jisoo masuk ruangan mendekati Jisoo lalu memeluknya. “Kamu bilang semua akan baik baik saja.. dan aku percaya itu.. jadi hilangkan kerutan diwajah cantikmu Jisoo.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Love - R
FanfictionLika liku perjalanan hidup seorang Kim Jisoo menjadi calon walikota kota Incheon ditengah keretakan rumah tangganya. Akankah ia kehilangan atau menemukan cintanya kembali?