Sebelum kepergiannya, Rosie pergi ke dapur dan menemui Bibi Han dan Suzy disana dengan sangat hati hati dia menitipkan Winter ke dalam asuhan mereka berdua.
“Aku titip Winter ya Eomma.. Bibi Han.. aku mohon jaga dia.”
Suzy dan Bibi Han mendengar itu merasa aneh. “Tentu aku akan menjaga cucuku dengan baik walau kamu tidak memintanya.. jangan kuatir.” Ucap Suzy.
“Betul nona, bersenang senanglah dengan nona Jisoo walaupun waktunya sebentar.” Ucap Bibi Han dengan senyum.
Walaupun perasaan dan pikirannya sedang kacau karena isi pesan di kertas yang ia temukan di kamar, tapi dia harus membuat jarak antara Jisoo dan Winter. Jika Jisoo dalam bahaya, dia tak ingin anak kecil tak berdosa itu ikut terancam bahaya jika terus berdekatan dengan Jisoo dan saat ini orang yang bisa dia percaya hanya Ibu mertuanya dan Bibi Han.
“Terimakasih..” Sahut Rosie sambil membungkukan badannya.
Suzy yang masih menaruh curiga melihat ekspresi yang tidak biasa pada Rosie sehingga dia bertanya. “Kamu kelihatan tidak nyaman apa ada sesuatu yang terjadi?”
Rosie agak sedikit terkejut lalu dia berlagak seperti tidak terjadi apa apa.. “Ah tidak apa apa Eomma.. aku hanya sedikit mengkhawatirkan Winter saja, aku pasti sangat merindukannya walau pergi hanya beberapa hari.”
Bibi Han tersenyum mendengar perkataan Rosie sambil melirik ke arah Suzy. Sedangkan Suzy walau masih menaruh curiga dia mulai terbiasa dengan tingkah tinggah tak biasa dari sang menantu. Setidaknya yang dia lakukan dan tunjukan saat ini adalah sesuatu yang baik bukan sebaliknya pikir Suzy.
“Sudah sudah, Winter akan baik baik saja ditangan kami. Tugasmu mendampingi Jisoo sekarang.. berhati hati selama kalian berlibur.” Ucap Suzy sambil meminum seduhan teh hijau yang biasa diminumnya di pagi hari.
“Baik Eomma.. aku juga pasti akan merindukan kalian.” Ucap Rosie dengan tulus.
“Ah nona pasti hanya merindukan masakanku kan..” Jawab bibi Han sambil tertawa.
“Ah tentu masakan Bibi dan Eomma itu yang terbaik.. tapi aku benar benar akan merindukan Eomma dan Bibi juga.” Ucap Rosie sambil memeluk Bibi Han dari samping.
Suzy yang melihat hal itu terasa hangat hatinya.. seandainya kamu bersikap manis terus seperti ini sejak dulu.. batinnya.
***
Pagi ini Jisoo harus pergi ke kantor karena ada hal yang harus dia urus sebelum dia bisa pergi liburan singkat dengan Rosie, dan setelah percakapan singkatnya di dapur dia berjalan keluar melewati taman belakang rumah dan dia melihat bola karet milik Winter dan dia berjalan mendekati bola itu hendak mengambilnya.
Namun saat tanggannya hendak menyentuh bola itu dia dikagetkan dengan suara yang memanggilnya dari belakang.
“Rosé..”
Rosie terkejut sedikit karena memang tadi tidak ada siapa siapa yang dia lihat, dan saat dia berpaling dia berhadapan dengan Jin sang kakak ipar.
“Iya? Ada apa?” ucapnya dengan hati hati.
Jin hanya menatapnya, ada ekspresi bingung dan sedih?? Tapi tak lama dia berkata. “Apa kamu benar benar serius akan mencintai Jisoo? Kamu bisa saja bahagia denganku.” Ucap Jin.
“Jin.. aku tidak mau main main, aku milik Jisoo dan hanya akan mencintainya saja.” Sahut Rosie sambil memikirkan jalan untuk pergi menjauh dari pria ini.
“Tapi aku bisa membahagiakanmu.”
“Bahagiakanlah istrimu Jin.. Somi sangat mencintaimu.” Ucapan Rosie membuat Jin menunduk menatap ke rumput dan menghela nafas.
“Jin aku tau di dalam hatimu pun masih ada sisi dirimu yang mencintai Somi, dia ingin berubah dan aku yakin kalian berdua bisa bahagia.” Ujar Rosie meyakinkan Jin.
Dari dalam rumah darang Somi dengan wajah penuh selidik.. maklum dia masih agak insecure jika melihat sang suami hanya berdua saja dengan Rosie tapi sebenarnya dia agak mendengar sedikit perkataan Rosie tadi.
“Sedang apa kalian?” tanya Somi.
Jin yang menyadari kehadiran Somi hanya menatapnya sekilas lalu pergi dari situ, sedangkan Rosie agak panik karena dia takut Somi berpikir macam macam.
“Sumpah aku tidak melakukan apa apa dengan suamimu Somi.” Ucap Rosie sambil memegang tangan Somi.. kali ini Somi tidak memakinya.
Somi menatapnya ragu. “Kamu bukanlah Rosé yang ku kenal.”
Perkataan Somi membuat Rosie mematung seketika, namun dia berusaha tenang. “Apa maksudmu?”
Somi menggelengkan kepala. “Lupakan, aku ke dalam dulu.” Sahut Somi sambil meninggalkan Rosie yang jantungnya berdegup tak berirama karena dia takut identitasnya terbongkar.
***
Jisoo pulang siang itu untuk menjemput Rosie, dia masuk ke kamar namun dia mendapati Rosie sedang termenung sampai sampai dia tak menyadari kedatangan Jisoo. Perlahan Jisoo mendekati lalu mencium pipi Rosie.
Rosie tersadar dari lamunannya sambil memegang pipinya, saat menyadari Jisoo ada di sebelahnya dia tersenyum lalu memeluk Jisoo. “Kamu udah pulang..” ucapnya pelan.
“Iya aku kan ga sabar liburan sama kamu.. tapi liat kamu kaya tadi aku jadi mikir lagi.. kamu mikir apa seriua banget? Ada masalah? Apa kita batal aja perginya?” pertanyaan beruntutn itu terucap dari Jisoo dengan wajah agak kuatir.
Rosie merenggangkan tubuh mereka sambil menatap Jisoo. “Enggak kok ada apa apa.. Cuma tadi abis ngobrol sama Jennie di telpon terus tiba tiba kepikiran winter kalo kita tinggal gimana.”
Jisoo tersenyum sambil jarinya menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi wajah cantik Rosie. “Winternya mau dibawa aja? Aku ga masalah kok..”
Rosie teringat akan keamanan winter sehingga dia mencari alasan. “Ga keberatan? Yakin? Kmaren anaknya dateng ke kamar aja kamu manyun sampe pagi.”
“Ya itu kan lagi pas banget momentnya.” Protes Jisoo.
“Ya apa bedanya.. kita liburan berdua juga kan buat honeymoon lagi.” Bisik Rosie ke telinga Jisoo.
Perkataan Rosie membuatnya tersipu lalu tersenyum kecil. “Benar juga.. kita tinggalkan saja dulu monster kecil pengganggu itu di rumah.” Sahut Jisoo sambil mengecup bibir Rosie.
Rosie terkekeh sambil memukul pundak Jisoo.. “Jangan panggil dia begitu.. she is not a monster.. kamu tuh monsternya.”
“Aku?!” ucap Jisoo tak percaya.. dan Rosie mengangguk tapi sebelum dia bisa berkata Iya Jisoo mengangkat Rosie bridal style membuat Rosie terkejut dan berteriak kecil lalu dia menutup mulutnya “Jisoo!!”
“Apa kamu takut sama monster?? Too late baby.. you are already mine..” sahut Jisoo dengan smirk menawannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love - R
Hayran KurguLika liku perjalanan hidup seorang Kim Jisoo menjadi calon walikota kota Incheon ditengah keretakan rumah tangganya. Akankah ia kehilangan atau menemukan cintanya kembali?