Part 42

1.7K 152 45
                                    

Beberapa jam setelah pemeriksaan lanjutan dari dokter, Rosie dibawa kembali ke ruangannya. Walaupun masih agak lemas, setidaknya saat ini dia lebih bertenaga dibanding saat pertama bangun.

Winter yang sedang dipangku Jisoo lantas turun dari sofa lalu berlari ke arah Rosie “Mommyyy…”, tentu Jisoo menyusulnya dengan cepat karena takut pergerakan Winter melukai Rosie. “Sayang.. pelan pelannanti Mommy sakit.”

Dalam sekejap ekspresi Winter terlihat murung karena dilarang mendekati Rosie. Rosie merasakan perubahan di wajah sang anak.. setelah dia selesai dipindahkan ke ranjang Rosie menepuk bahian kosong di sebelahnya. “Sini baby.. sama Mommy ya..”

Winter melirik ragu ke arah Jisoo, sebenarnya Jisoo ingin melarang tapi setelah mendapat lirikan tajam dari Rosie dia menyerah. Jisoo tersenyum pada Winter lalu menggendongnya mendekati Rosie lalu menaruhnya di ranjang. Si kecil Winter merangkak mendekati Rosie lalu memeluknya.. “Aku kangen Mommy..”

Walaupun ada rasa nyeri di tubuhnya Rosie tetap memeluk Winter dan mengusap kepalanya sambil sesekali menciumi dahinya. “Mommy juga kangeeeenn sekali sama kamu..”

“Ehem.. Ehem..” Jisoo berdeham memberi kode..

Rosie tersenyum geli.. “Iya aku kangen kamu juga sayang..” perkataan itu segera memberikan senyuman di wajah Jisoo. Namun tak lama terdengar bunyi yang tak asing.. Grruuuuuukk.. lalu terdengar tawa Winter..

“Perut aku lapey dadd..” 

“Iya iya sebentar.. untung kita ada makanan dari grandma.. jadi kita ga usah keluar..” Jisoo mengambil sekotak makanan yang memang dikirimkan oleh Suzy ke rumah sakit.

Saat Jisoo menyuapi Winter, sang anak memaksa Jisoo untuk menyuapi Rosie juga. “Suapin Mommy iuga Dadd.. Mommy bobonya lamaaaa banget.. pasti Mommy lapey kan??”

Gemas dengan perkataan sang anak Rosie hanya tersenyum dan mengangguk. Setelah selesai makan, Winter mulai agak mengantuk tapi dia tidak mau dipindahkan. Dia tetap mau memeluk Rosie. “Lagu bobo Momm..”

“Lagu bobo?” Tanya Rosie.. Winter mengangguk pelan.

Jisoo menghela nafas.. “Sayang sama Daddy aja ya.. yuk sini.”

Winter mengernyit lalu mengeratkan pelukkannya. Mau tidak mau Rosie mulai bersenandung.. tapi kemudian winter menggelengkan kepalanya.. “Kenapa sayang?”

“Bukan itu Mommy.. lagu bobo.. coco..”

“Coco??” tanya Jisoo dengan wajah bingung.

Winter mengangguk lagi dengan mata sayu. “remember me.. lagu mommy number 1.”

Sejenak Rosie dan Jisoo terdiam. Jisoo masih mencerna bagaimana anaknya bisa mengatakan hal itu. Apakah anak itu tau kalau Rosie bukanlah mommynya? Sementara Rosie, walau sedikit kaget dia tersenyum mengingat mendiang sang kakak dan kedua orang tuanya lalu dia mulai bernyanyi.

Setelah winter tertidur pulas, Rosie berkata pada Jisoo yang saat ini duduk di sebelahnya. “Kamu pasti cape ya?”

Jisoo menggelengkan kepalanya. “Aku senang kamu kembali..”

Dengan agar ragu Rosie bertanya lagi. “Hmm.. bagaimana dengan Appa?”

Jisoo menundukkan kepalanya dan menghela nafas untuk kesekian kalinya hari itu. “Persidangan sudah berjalan.. rumah sudah di geledah untuk kepentingan pemeriksaan. Kejadian kejadian itu membuatku sungguh takut..”

Rosie menggenggam tangan Jisoo dengan erat, hal itu membuat Jisoo mengangkat wajahnya ke arah Rosie. “It’s okay Jisoo.. kita akan melewatinya dengan baik.”

Jisoo mengangguk pelan.. “Awalnya aku takut Roseanne terlibat dengan apa yang dilakukan apa.. ternyata benar.. tapi setelah penggeledahan barang bukti di rumah, mereka menemukan beberapa bukti lain di dalam brankas Roseanne yang dijebol oleh petugas. Ada catatan transaksi ilegar Appa.. buku harian  yang hampir penuh dengan foto2 winter juga rekaman ancaman yang dilakukan Appa pada Rosé kalau Appa akan menyakiti winter jika dia tidak mau mengikuti rencananya.. nama Rosé sudah bersih..”

Rosie sedikit menitikkan air mata yang segera di hapus oleh Jisoo. “Jangan bersedih lagi ya.. let’s be happy together baby.” Ucap Jisoo sambil mencium bibir Rosie. Namun seketika Rosie terimgat akan satu hal.. “Baby..”

“Hmm?” tanya Jisoo

“Babyy Jisoo!? Ada baby di perutku..”

Jisoo semakin keheranan.. “baby? Baby siapa?”

Reflek Rosie mencubit perut Jisoo membuatnya meringis.. “Tentu bayimu Kim Jisoo.. kau pikir aku tidur dengan siapa lagi selain kamu hmm?!!”

“Akkh” Tak tahan dengan cubitan maut itu Jisoo berdiri. “Benarkah?? Sayang.. kamu.. hamil??”

Rosie mengangguk lalu Jisoo memeluknya pelan karena kuatir membangunkan Winter. Setelah puas berpelukan Jisoo beranjak ke sofa mengambil sesuatu lalu mendekat kepada Rosie dan dia memberikan Rosie kotak kecil untuk di buka.

Saat membukanya Rosie tertegun.. ada cincin berlian di dalamnya.. 

“Menikahlah denganku..” ucap Jisoo sambil mencium jemari Rosie..

Rosie tak mengira perjalannya dari Australia akan berakhir seperti ini, banyak hal yang harus dilewati bahakan dia harus hampir kehilangan nyawa beberapa kali. Tapi jika dengan melalui semua itu dia bisa memiliki keluarga yang sempurna seperti ini dia tidak akan pernah menyesalinya.

Rosie mengangguk dengan senyum lebar di wajahnya, lalu Jisoo memakaikan cincin itu di jarinya dan mencium bibir Rosie dengan lembut.

End

Love - RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang