Part 36

1.1K 148 13
                                    

Rosie terlihat duduk tenang disamping ranjang pasien, penampilan luarnya ini berbanding terbalik dengan kondisi hati dan pikirannya yang agak semrawut dan cemas mengenai keadaan Jisoo yang kini masih terbaring dengan perban di kepalanya.

Untungnya tidak ada luka yang membahayakan nyawanya. Hanya luka lecet di kepala belakang akibat benturan. Tidak ada gejala gegar otak dan pembekuan darah di bagian kepalanya. Dia hanya butuh istirahat, namun tetap saja Rosie tidak bisa tenang sebelum Jisoo benar benar bangun dengan keadaan sehat.

Lisa dan Jennie pun hadir disana setelah mendapat kabar dari pengawal mereka. Tidak ada pengunjung lain, Rosie menyuruh dokter untuk merahasiakan kejadian ini dari siapapun terutama media mengingat reputasi Jisoo saat ini. Pengawal Lisa masih berjaga jaga sebagian memakai seragam sebagian lagi menyamar menjadi orang biasa yang menyebar di beberapa area rumah sakit.

“Apa yang akan kita lakukan selanjutnya Rosie?” tanya Jennie sambil menggenggam tangan Lisa.

“Jujur ga tau Jen.. gue cuma pengen Jisoo bangun dulu. Gue mau pastiin kondisinya baik baik aja.” Sahut Rosie sambil memandang wajah Jisoo yang masih saja tak bergerak.

“She will be fine.” Ucap lisa menenangkan sahabatnya. Rosie menatap Lisa lalu tersenyum kecil dan mengangguk.

“Bukannya aku mau mengusir.. tapi ini sudah mulai malam, apa kalian tidak mau istirahat saja?” tanya Rosie.

“Apa kau baik baik saja sendirian disini wifey?” Jennie balik bertanya dengan nada sedikit cemas.

“gue ga sendirian Jen, ada Jisoo.. pengawal juga pada jaga diluar kan? Tapi tolong biarin pengawal yg ga pake seragam aja yang tinggal disini, gue ga mau menarik perhatian orang.” Pinta Rosie pada Lisa.

Lisa mengangguk. “Iya bisa diatur.. fokus aja jaga Jisoo, ga usah kuatirin hal lain ok?”

“Thankyou Lis.. Jen..” ucap Rosie yang lalu disambut pelukan oleh Jenlisa. “Hati hati dijalan kalian ya..”

“Oke.. kabarin kalau ada perkembangan dari Jisoo.” Ucap Lisa sambil menggandeng Jennie keluar dari ruangan itu. Jennie dan Rosie saling melambai sampai pintu tertutup.

Setelah pandangannya kembali pada Jisoo, Rosie menghela nafas. Pikirannya kembali penuh dengan pertanyaan.. akankah Jisoo memaafkannya? Apakah Jisoo mau menerimanya lagi? Apakah Jisoo akan memisahkannya dari Winter?

***

Disisi lain Yeri tetap dengan misinya, beberapa hari dia sibuk mengerjakan tugas, hilangnya Jisoo hari ini malah menumpuk daftar pekerjaannya. Namun kali ini dia tidak bisa membuang waktu karena dia mendapat kabar Go Eun ada pertemuan di ruang meeting.. artinya ruangannya kosong..

Di berjalan cepat tapi tetap berhati hati agar tak mengundang kecurigaan karyawan lainnya. Mendekati ruangan Go Eun dia melirik ke kanan kiri depan belakang dengan waspada, perlahan dia mengendap, walaupun Go Eun tak ada dia harus tetap berhati hati bukan?

Perlahan dia membuka pintu ruangan Go Eun lalu sedikit mengintip ke dalam.. kososng.

“Sedang apa kau?”

Yeri seperti tertangkap basah lalu menoleh kebelakang. “Kamchagiya!! Ah Oppa.” Ucap yeri dengan terkejut lalu memukul mukul bahu Jin.

“Ada apa sih.. ngapain kamu mengintip ke dalam begitu? Go Eun tidak ada, dia sedang ada meeting.”

“Aish.. ya tapi kau tak perlu mengagetkan ku.. aku hanya takut aku mengganggu Go Eun Unnie tapi ternyata dia tak ada.. mengganggu saja kau Oppa.. sungguh menyebalkan.” Gerutu si bontot Kim.

“Ah sudahlah jangan marah marah, lebih baik kau temani aku makan saja ayo.”

Batin Yeri bergolak.. bagaimana dia harus beralasan, atau dia harus jujur pada Jin.. ah tidak bisa dia sudah berjanji akan merahasiakannya.

Melihat keraguan diwajah Yeri Jin menambahkan “Ayolah temani aku makan, aku yang bayar, kamu makan sepuasmu.”

Wah kalau Yeri sedang lowong, tidak dalam misi rahasia begini dia tidak akan menolak tawaran menggiurkan ini. Tapi sayang, dia harus menolaknya..

“Tak bisa Opp-“

“Sedang apa kalian di depan ruanganku begini?” tanya Go Eun dari belakang Yeri. Membuat Yeri sekali lagi terperanjat kaget sambil memegang dadanya.. lama lama begini dia bisa terkena serangan jantung betulan.

“Aish.. mengapa semua orang suka sekali datang tiba tiba.” Ucap Yeri kesal.. habis sudah kesempatannya kali ini. Orang yang dicurigai telah kembali ke tempatnya. Tak ada lagi yang bisa dia lakukan.

“Kami ini ingin mengajakmu makan bersama Unnie.. iyakan Oppa?” ucap Yeri.

Jin tentu saja menatap Yeri dengan aneh, bukankah dia tadi menolak tawarannya. Sebelum Jin menjawab Yeri berkata lagi. “Oppa yang akan bayar Unnie.. kapan lagi ayo.. Oppa ayo katanya tadi mau ditemani makan.. lebih ramai lebih asik kan..” si bontot merengek sambil menarik tangan Go Eun dan Jin.

“Ahh.. baiklah baiklah ayo kita makan.” Sahut Jin pasrah dengan rengekan adiknya, begitu juga Go Eun yang memang sudah merasa lapar.

Sekali lagi Yeri’s mission failed!!

***

Lisa dan Jennie sampai di kompleks apartemen mewah miliknya. Pengawal tetap menjaga keduanya. Hari ini sungguh menyita tenaga mereka. Setelah sampai Lobby Lisa mendekati pengawalnya. “Oppa.. kau tak perlu menjaga di atas, kurasa kami akan baik baik saja, bergilirlah untuk berjaga jadi kalian juga bisa setidaknya beristirahat.”

“Tidak apa apa.. sudah tug-“

“Ah.. bisakah sekali saja menurut.. ini ambil.. belilah makanan enak untuk semua tim, kalian telah bekerja sangat baik untuk mengawal Jisoo hari ini.. jaga saja di sekitar komplek ini dan hubungi aku jika ada sesuatu yang mencurigakan.”

“Iya iya baiklah.. selamat istirahat No- Lisa..” hampir saja dia keceplosan memanggil Lisa dengan sebutan nona. Sang pengawal kepercayaan keluarga Manoban itu segera pergi setelah membungkukan badan karena Lisa mendengar kata kata itu dan hampir memukulnya.

“Sudahlahhh.. aku lelah bisa tidak jangan seperti anak kecil sedetik saja..” ucap Jennie sambil menggandeng Lisa ke arah lift.

“Tapi dia menyebalkan Nini..” rengek Lisa seperti anak 5 tahun

“Shhhh.. diam sudah.. malu dilihat orang.” Sahut Jennie agak ketus.

Pintu lift terbuka, sepi.. untung saja.. hanya ada seorang pria paruh baya. Jika saja lift ramai Jennie tidak sudi menaikinya.. dia tak mau berdesakan dengan orang lain dalam lift. Jenlisa masuk dalam lift lalu menempelkan keycard ke panel dan pintu lift tertutup.

Setelah beberapa saat Lisa menyadari bahwa tujuan lantai yang dituju oleh pria di sebelahnya ini sama dengan lantai tempat mereka tinggal dan disitu hanya ada 2 slot penghuni, dan setau Lisa, slot selain miliknya itu kosong dan Lisa memastikan slot itu tidak akan bisa dihuni oleh siapapun karena dia tidak mau diganggu tetangga usil dan dia menyogok pemilik apart.

Dengan sedikit kesal dia menatap wajah pria paruh baya disebelahnya yang ternyata sudah menatapnya lebih dulu dengan senyum. Sedikit tersentak dia menggenggam tangan Jennie lebih erat, membuat Jennie yang tadinya fokus melihat layar handphone menoleh pada Lisa.

“Kurasa, sudah saatnya aku berbicara.. Aku Soohyun Kim.. tolong berkooperasi dengan ku jika kalian tidak mau ku libatkan dalam kasus kriminal rekanmu.. Rosé Park.”

Love - RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang