Part 20

1.4K 172 92
                                    

Hari dimana keluarga kim harus melakukan shooting akhirnya tiba. Rumah sudah ditata dari beberapa hari sebelumnya agar menimbulkan kesan baik namun tak berlebihan. Semua anggota bersiap siap dengan riasan tipis agar nampak lebih natural. Kru sudah datang sejah pagi pagi sekali untuk mempersiapkan alat alat. Namun sekitar pukul 8 sebuah mobil sport yang agak tidak asing memasuki oekarangan rumah kediaman keluarga Kim dan benar saja, Lisa keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Jennie.

Mereka disambut oleh bibi Han dan Suzy, dan Lisa menjelaskan kalau kehadirannya dengan Jennie hanya ingin memastikan kalau shooting hari ini berjalan dengan baik tanpa hambatan sekaligus mengunjungi sahabat mereka.

Tentu saja keluarga Kim menyambut baik kedatangan mereka karena niat baik dari keluarga Lisa dapat memperbaiki image keluarga Jisoo di mata publik.

Rosiepun mengambil kesempatan ini untuk memperkenalkan Jenlisa pada Jisoo. “Soo kenalin ini Jennie Kim sahabatku dan Ini Lisa tunangannya.”

Jisoo tersenyum ramah lalu menyalami keduanya. “Senang akhirnya bisa ketemu kalian.. Aku ga nyangka kalau istriku ini memiliki teman, dia ga pernah cerita tentang kalian sampai baru baru ini saja.”

Jennie menoleh ke arah Rosie sambil mencari alasan. “Ah.. dia memang bukan orang yang terlalu terbuka dan mungkin juga kesempatannya baru muncul sekarang karena aku belum lama ini baru kembali ke korea.”

“Memangnya sebelumnya tinggal dimana?” tanya Jisoo penasaran.

“Dia tinggal bersama ku di Paris.” Jawab Lisa.

“Oh.. iya.. aku ingat istriku pernah bercerita kalau dia pernah tinggal disana juga.. iya kan sayang.” Sahut jisoo sambil memeluk Rosie dari samping.

Jenlisa menatap Rosie agak tegang, tapi si gadis blonde itu tetap bersikap tenang malah dia tersenyum sambil mengangguk.

“Baik kita akan mulai shooting hari ini.” Ucap sang PD dari ruang tengah.

Shooting dimulai dengan pengambilan video aktivitas mereka sehari hari dirumah. Setiap interaksi dibiarkan mengalir sealami mungkin. Dalam hal ini tentu saja fokus mereka lebih banyak pada aktivitas Jisoo. Jadi Jisoolah yang paling sibuk seharian itu disusul lagi dengan wawancara pribadi setiap anggota keluarga Kim.

Sementara menunggu shooting Jisoo di ruang kerjanya selesai, Jenlisa dan Rosie mengobrol di taman belakang sambil menemani Winter yang sedang bermain di kolam bersama Yeri. Jarak mereka cukup jauh sehingga Jennie memberanikan diri untuk buka mulut.

“Aku tak menyangka aktingmu sangat luar biasa Rosie.” Ucap si gadis bermata kucing membuat Rosie keheranan.

“Akting?”

“Iya.. akting mu didalam tadi bersama Jisoo.. kamu tak berpikir akan terus seperti itu bukan?” ucap Jennie lalu ia melanjutkan. “Rosie.. aku tau kamu menyayanginya.. tapi jika semua masalah ini terungkap dan Jisoo tau yang sebenarnya.. dia belum tentu mencintaimu sama seperti saat ini.. aku ga mau kamu terluka.”

Rosie berpikir sejenak sambil melihat ke lantai. “Jen.. yang menjadi prioritasku saat ini adalah keselamatan Jisoo, Winter dan diriku sendiri.. aku mungkin akan terluka nanti tapi.. yang jelas saat ini aku sangat bahagia karena Jisoo dan Winter juga mencintai aku. Aku tau ini sementara tapi di waktu yang singkat ini aku ingin menikmati kebahagiaanku.” Sahut rosie sambil memegang tangan Jennie dan Jenniepun menghela nafasnya.

“Aku lupa kalau kamu terkadang bisa lebih keras kepala dari Roseanne.. tapi baiklah, aku akan mendukungmu karena akupun mau kamu bahagia Rosie.. sungguh.”

“Makasi Wifey..” ucap Rosie sambil memeluk Jennie.

“Gue ga dipeluk juga nih?” protes Lisa.. Jennie dan Rosiepun akhirnya memeluk Lisa. Setelah itu mereka menghabiskan waktu dengan berbincang mengenai update informasi yang sudah didapat oleh Rosie dari Lia yang tentu saja masih tidak memberikan petunjuk.

***

Shooting melelahkan dihari itu akhirnya selesai juga. Sore itu ditutup dengan makan bersama di kediaman Kim. Jisoo terlihat semakin akrab dengan Lisa seperti mereka sudah saling mengenal dari lama.

“Sesekali kau harus ikut hang out bersamaku Jisoo biarkan mereka dengan dunianya.” Ucap Lisa pada Jisoo sambil menunjuk pada Jennie dan Rosie. Tentu saja itu menuai protes dari Rosie.

“Hey jangan mengajari Jisoo yang tidak tidak ya.” Sahut Rosie membuat Jisoo terkekeh.

“Apa maksudmu yang tidak tidak? Jika aku berbuat macam macam tentu aku sudah lebih dulu habis ditangan wanita ini.” Kata Lisa sambil mengarahkan dagunya pada Jennie.

Jennie mencubit pinggang Lisa membuatnya meringis. “Siapa yang kau maksud wanita ini.. sembarangan saja.”

“Ehehe.. maaf nini..” ucap Lisa sambil tersenyum bodoh membuat sang tunangan memutar bola matanya.

“Aku suka mereka..” ucap Jisoo pada Rosie lalu ia melanjutkan. “Tentu kita harus ngobrol kapan kapan Lisa dan aku akan mengajak juga teman teman ku nanti.” Jisoo terlihat bahagia tapi dia tidak bisa menyembunyikan raut wajah yang lelah.. dan itu membuat Rosie kuatir.

Setelah kepulangan semua kru TV dan Jenlisa, Rosie menemui Jisoo yang seang berada di ruang kerjanya bersama sang Appa dan Go Eun dan Suzy.

“Aku yakin acara ini akan berdampak sangat baik pada pencalonan.” Ucap Go Eun dengan sangat percaya diri.

“Akupun berpikir begitu..” Sahut Junghyun dengan senyum di wajahnya sambil merangkul Suzy.

Jisoo tak berbicara apa apa. Pandangannya agak menerawang jelas terlihat dia butuh istirahat dan disaat itulah Rosie mendekati Jisoo dan memegang tangannya membuat Jisoo menoleh.

“Jika prediksi ke depan semakin baik untuk Jisoo bukankah Jisoo sendiri pantas mendapatkan hadiah atas kerja kerasnya?” ucap Rosie

“Maksudmu?” tanya Junghyun.

“Appa.. Jisoo sudah bekerja keras sampai detik ini.. aku ingin mengajaknya liburan agar dia bisa istirahat sebentar dari semua kesibukannya.. anggap saja honeymoon kedua kita.” Kata kata terakhir yang dia ucapkan dilontarkan sambil menatap Jisoo.

Jisoo tersenyum dan mengangguk.. “Ide yang bagus sayang.”

Namun pembicaraan itu mendapat protes dari Suzy. “Ah tidak bisa.. aku tidak bisa hidup tanpa Winter walaupun hanya sehari..”

Ucapan Suzy membuat Jisoo tertawa.. “Eomma.. apakah pernah Eomma mendengar kalau pasangan bulan madu itu membawa anak?” tanya Jisoo sambil tersenyum penuh arti dan Suzypun mengerti.

“Baiklah jika sudah disepakati.. aku akan mengosongkan jadwalmu Jisoo.” Ucap Go Eun sambil tersenyum dan menepuk pundak Jisoo.

***

“Apa kamu sudah memiliki rencana akan liburan kemana?” tanya Jisoo sambil merapikan pakaian mereka ke koper di dalam ruang closet.

“Aku menyewa sebuah vila dengan bantuan Jennie.. vila itu di kuar kota tapi tidak jauh dari sini, jadi jika terjadi sesuatu hal yang harus kau tangani segera, kamu bisa dengan cepat kembali ke sini.” Ucap Rosie sambil menepuk nepuk wajahnya setelah memakai skin care.

Rosie berjalan menuju ranjang dan merapikan selimut, saat itu dia melihat sesuatu terselip dibawah bantal. Sebuah kertas yang terlipat, dia melihat ke arah Jisoo tapi Jisoo masih ada di dalam ruangan itu. Dengan hati hati Rosie mengambil kertas itu lalu membukanya.

Aku tak tau apa rencanamu, tapi aku menyukainya dan waktupun semakin dekat pada akhirnya. Aku tak sabar melihat orangtuanya hancur karena melihat anak kesayangannya tak bernyawa lagi.

Rosie sangat terkejut membaca isi kertas itu. Fakta bahwa kertas ini ada di ranjangnya membuktikan bahwa benar dugaannya, penjahat itu adalah orang dekat. Ia ada dalam keluarga ini. Walau pikirannya kacau dan jantungnya berdetak tak karuan Rosie bergerak cepat dengan memfoto kertas itu dan mengirimkannya kepada Jenlisa lalu menyembunyikannya.

Love - RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang