Part 32

1K 158 76
                                    

Jennie berjalan mondar mandir di balkon apartemennya sambil menempelkan ponsel ke telinganya.. entah sudah berapa kali dia menghela nafas dan memutar bola matanya saat panggilannya lagi dan lagi masuk ke voice mail.

“Aish apa sih yang sedang kau lakukan.. telponku ini penting Rosie.” Ucap jennie sembari menggigit kukunya karena cemas.

“Damn it.” Rutuknya sekali lagi ketika panggilannya kali inipun tidak dijawab oleh sang sahabat.

“Apakah aku harus pergi ke rumahnya? Ah! Shit.. tapi Lisa menyuruhku untuk tetap tinggal disini..” Jennie merebahkan tubuhnya kasar ke sofa lalu menutup wajahnya dengan bantal.

***

Sementara di tempat lain, tepatnya di kediaman Kim. Rosie sedang terjebak dalam pelukan maut seorang Kim Jisoo. “Jangan diangkat..” ucap Jisoo pelan di dalam ceruk leher Rosie.

Rosie hanya bisa melihat ponselnya yang terus bergetar karena panggilan masuk yang terus menerus. “Tapi itu bisa jadi penting sayang.” Sahut Rosie sambil mengelus kepala Jisoo.

“Emang siapa?” tanya Jisoo dengan suara agak parau.

Rosie mencoba mengintip dan berhasil melihat nama Jennie di layar ponselnya. “Jennie sayang..”

“Yaudah bisa nanti lagi.. aku lebih butuh kamu sekarang.” Ucap Jisoo sambil mengeratkan pelukannya.

“Manja banget pagi pagi.” Ucap rosie sambil terkekeh.

“Ya kan giliran aku sekarang.. mumpung ga ada gangguan.”

“Iya tapi udah jamnya sarapan loh.. orang orang pasti nunggu kita di bawah.”

Mendengar perkataan Rosie, Jisoo melepaskan pelukannya lalu berbalik memunggungi sang istri. “Yauda sana kalo mau sarapan.” Ucapnya singkat.

Siapa sangka seseorang yang dihormati, disegani masyarakat, bisa bertingkah kekanakan, dan manja seperti ini. Rosie menggelengkan kepala sambil tersenyum lalu memeluk Jisoo dari belakang dan mengecup lembut bahunya.

“Aku ni ga akan lari kemana mana loh.. I’m all yours Soo.. tapi kamu punya tugas penting juga.. aku ga mau kamu skip sarapan sebelum kerja ya.. ayo siap siap.” Ucap Rosie seraya bangun dari tempat tidur lalu mengikat rambutnya, membuat Jisoo melirik ke arah leher jenjang milik Rosie.

Bagaimana bisa dia terlihat begitu cantik walau baru saja bangun tidur, pikir Jisoo. Matanya tak lepas memandangi wajah cantik milik Rosie.

Rosie berjalan ke walk in closet miliknya lalu mengambil baju, sebelum masuk ke kamar mandi dia melihat ke arah Jisoo yang memang sedang meandanginya. “Nanti aku keluar sebentar ketemu Jennie, dia pasti murka aku ga jawab telpon dia dari tadi.. mungkin aku juga ajak Winter, tapi kayanya ga akan lama kok, aku bakal pulang sebelum dinner.” Ucap Rosie lalu Jisoo mengangguk sekedar memberi kode kalau dia mengizinkan, lalu Rosie masuk ke kamar mandi untuk memulai rutinitas paginya.

Bunyi gemercik air mulai terdengar dari kamar mandi, Jisoo yang tadinya termenung, sekarang mulai menyeringai nakal. Entah ide apa yang terbersit di kepalanya, tanpa basa basi dia bangun dari ranjang dan melangkahkan kaki ke dalam kamar mandi.

Mendengar ointu kamar mandi dibuka, Rosie yang sedang mandi menghadap shower, seketika menoleh ke belakang, sedikit terkejut dengan kedatangan Jisoo sontak dia menutupi dada dan area kewanitaannya dengan tangannya. “Soo..” protesnya ke arah Jisoo yang masih tersenyum bodoh menatapnya.

“Waeee?? Apakah aku tidak boleh mandi bersama istriku?” Jisoo membalas protes sang istri.

Sejenak Rosie berpikir dan dia teringat tato yang sudah aman tersemat di tubuhnya, dan dia merasa agak lebih rileks. Mungkin tidak ada salahnya, jika sekarang dia membiarkan Jisoo melihat tubuhnya, pikir Rosie sambil menghela nafas.

Melihat tanda menyerah dari Rosie senyum Jisoo mengembang lagi, matanya menjelajahi lekuk tubuh sang istri dari atas ke bawah.

Mulus..

Namun seringai nakal Jisoo tak menetap lama diwajahnya karena saat ini dia diam tertegun, senyumnya perlahan hilang. Matanya berkedip beberapa kali. Tatapan Jisoo kali ini membuat Rosie tak nyaman, lebih ke cemas. “Soo..” panggil Rosie.

Jisoo menatap Rosie sekilas lalu pandangannya kembali menuju ke bawah, Rosie mengikuti arah pandangan Jisoo ke arah perutnya.. apa ada yang aneh? Tanya Rosie dalam hati.

“Siapa kamu?”

Kata kata yang keluar dari bibir Jisoo setelah cukup lama membisu membuat Rosie mematung.

“A-apa maksudmu?” tanya Rosie berusaha menenangkan dirinya yang mulai agak panik saat ini.

Ekspresi wajah Jisoo tak karuan, antara bingung, aneh, curiga.

Jisoo berjalan maju mendekati Rosie sementara Rosie mundur hingga tubuhnya menyentuh tembok. Jisoo memutar knop shower sehingga air berhenti keluar.

Entah mengapa Rosie seperti berhenti bernafas saat ini.

“Apa selama ini kamu membohongiku?” tanya Jisoo dengan nada terluka.

“A-aku..” Rosie tidak tau harus berkata apa lidahnya kelu.. otaknya berpikir.. apa yang salah.. apa yang menyebabkan Jisoo berpikir seperti ini.

Sekali lagi Jisoo memandang ke bawah lalu mengeluarkan jawaban dari pertanyaan tak terucap Rosie. “Kamu tidak memiliki bekas luka operasi caesar setelah melahirkan winter.. Kamu ini… siapa?”

“Aku Rosie.. Soo..” jawaban Rosie masih membuat Jisoo dilanda kebingungan.

“Aku kembaran Rosé..” sambung Rosie, dia sudah tidak punya pilihan lain selain jujur pada Jisoo saat ini.

Love - RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang