Pagi itu Rosie bangun dengan kepala yang agak pusing, matanya melihat sekitar. Dan dia merasa bingung bagaimana dia bisa berada dalam kamarnya. Dia melihat ke bawah selimut, dia masih memakai baju kemarin malam. Dia mencoba bangun perlahan. Saat melihat ke samping ada segelas air dan 2 butir obat dan secarik kertas Rosie mengambil dan membaca isinya.
Minumlah obat ini untuk meredakan sakit kepalamu.
Tak usah diberitahu, dia tau itu pasti tulisan Jisoo. Dia mengambil obat itu lalu meminumnya. Tak lama dia mendengar pintu kamarnya diketuk. “Masuk.” Sahutnya.
Dari luar Bibi Han masuk membawa tray makanan. “Non.. ini saya bawakan makanan.. tadi pagi Nona Jisoo pesen untuk bawain sarapan ke kamar.”
Aneh pikir Rosie.. bukankah manusia batu itu marah semalam, mengapa dia bersikap baik pagi ini..
“Makasi Bi.. oh ya Jisoo dimana Bi?”
“Nona Jisoo sudah pergi ke kantor tadi pagi setelah sarapan sama yang lain.. dia itu pekerja keras, subuh itu kalian pulang dia sudah terlihat capek sekali tapi pagi ini dia sudah sibuk lagi.”
“Kalian?”
“Iya.. apa nona lupa, semalam nona pulang digendong sama Non Jisoo?”
“A-aku? Digendong Jisoo?!” tanya Rosie tak percaya.. mukanya memerah membayangkan kejadian tadi malam.
“Iya nona.. kalau bukan sama non Jisoo terus nona pikir nona pulang sama siapa?”
“Bibi yakin yang bawa aku pulang itu Jisoo?” tanyanya memastikan.
“Iyalah non.. saya yakin. Non Jisoo sebenernya udah suruh saya tidur pas dia bilang mau cari non Rosé tapi saya ga tenang non jadi saya tunggu sampai kalian pulang.. saya ga mungkin salah lihat walaupun saya udah ngantuk banget.”
“Yakin Bi?”
Bibi Han terkekeh sambil mengangguk. “Maaf lancang non tapi apa yang terjadi semalam?”
“Ah akupun tak ingat Bi.. memangnya ada apa?”
“Sudah lama sekali saya melihat non Jisoo tersenyum. Dan tadi malam dia pulang tersenyum sambil menggendongmu nona.”
“Bibi yakin Jisoo senyum bukannya meringis karena keberatan gendong aku?”
“Aku mungkin sudah tua nona tapi mataku ini masih sehat, aku bisa membedakannya. Dan aku sangat senang.. semoga kalian akan baik baik dan bahagia nona.” Dengan ucapan Itu Bibi Han keluar ruangan.
Rosie masih tak percaya apa yang didengarnya, Jisoo tersenyum menggendongku? Argh sebenarnya apa yang kulakukan semalam? Kau bodoh Rosie! Dan bagaimana si manusia batu itu bisa menemukanku.. aish.. memalukan. Pikir Rosie.
***
Menjelang siang, Rosie bermain bola dengan Winter dan Suzy di halaman belakang. Si winter kecil berlari lari mengejar bola karet itu dan melemparnya tinggi ke udara membuat Rosie tertawa.
Tak lama Jisoo dan Go Eun terlihat berjalan di dalam rumah, Winter berusaha memanggil Jisoo. “Daddyyy!! Bolaaa!!”
Tapi sayang Jisoo dan Go Eun sepertinya sedang membicarakan hal yang serius jadi mereka tidak mendengar suara Winter, mereka terus berlalu menuju ruang kerja Jisoo.
Suzy mengelus kepala Winter.. “Sini sayang Daddynya lagi sibuk..”
“Sibuk boleh tapi itu ga bisa jadi alasan buat menghiraukan anaknya Eomma.. sini sayang ikut Mommy.” Ucapan Rosie membuat Suzy bingung. Ia hanya bisa melihat menantunya membawa sang cucu ke dalam sambil memegang bola karet yang tadi mereka mainkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love - R
FanfictionLika liku perjalanan hidup seorang Kim Jisoo menjadi calon walikota kota Incheon ditengah keretakan rumah tangganya. Akankah ia kehilangan atau menemukan cintanya kembali?