Part 25

1.2K 152 27
                                    

Rosie selesai membuat sarapan pagi itu dan dia berjalan ke atas menuju kamar sambil membawa sebuah mug berisi kopi susu hangat. Di dalam kamar Jisoo masih dalam posisi terlentang berbalutkan selimut. Cahaya mentari yang masuk melalui jendela sepertinya tidak bisa mengusik tidur lelapnya.

Rosie duduk di ranjang lalu jari telunjuknya mulai menyentuh hidung Jisoo dan mengusapnya pelan. “Ayo bangun udah pagi..”

Jisoo membuka matanya sedikit lalu memejamkan matanya lagi.

“Ih calon walikota kok bangunnya siang sih..” ucap Rosie sambil memencet hidung Jisoo.

Dengan mata terpejam Jisoo menjawab “Aku ga mau jadi walikota.. jadi suami kamu aja maunya.. boleh?”

Rosie tersenyum hangat. “Boleh tapi aku udah punya anak satu loh pak.. yakin mau?”

“Kamu mau punya anak selusin juga harus tetep jadi istrikulah..” jawab Jisoo sambil bersandar pada Rosie. “Bikin apa? wangi..”

“ini? Kopi susu.. di bawah aku udah bikin toast..” sahut Rosie sambil mengarahkan mug ke wajah Jisoo supaya dia bisa nyicip sedikit.

“Enakan susu kamu.. -Akh!!” ucapan Jisoo mendapat hadiah jitakan dari Rosie.

Jisoo mengusap usap kepalanya. “Kejam kamu sayang.”

“Makanya jangan ngomong sembarangan.. masih pagi.”

“Kenapa emang kalo masih pagi? Lagian aku cuma ngomong fakta..”

Rosie sebenarnya agak sedikit malu membicarakan hal hal seperti itu.. lihat saja wajahnya yang agak memerah saat ini.

“Udah ah ayo turun dulu kita sarapan.” Ucapnya sambil bangun dr tempat tidur. Namun tangannya ditahan oleh Jisoo..

“Cantik deh kamu.”

“Apaan sih kamu.. gombal pagi pagi..”

“Nanti lagi ya sayang.” Ucap Jisoo sambil mengedipkan mata.

“Idih.. benerkan ada maunya.. ngga.. ga ada.. aku ga suka laki laki gombal.” Ucapnya sambil melarikan diri dari kamar itu.

Tingkah Rosie membuat Jisoo terkekeh geli lalu dia mulai memejamkan matanya lagi tapi teriakan Rosie membuatnya mengurungkan niat untuk kembali ke alam mimpi. “Awas ya ga bangun!! Tidur lagi ga ada jatah buat kamu sebulan!”

***

Hari ini Jisoo berencana mengajak Rosie untuk kencan. Secara memang mereka sudah lama sekali tidak ada waktu berdua. Dulu pacaran merekapun terbilang singkat jadi dia mau memanfaatkan hari ini untuk menikmati masa masa pacaran seperti dulu sebelum menikah.

Setelah berkendara beberapa lama mereka sampai di sebuat taman bermain besar. Tentu destinasi ini membuat senyuman di wajah Rosie semakin lebar. Sebagai pecinta adrenalin, si gadis pirang ini tentu bersemangat menarik Jisoo untuk mencoba setiap wahana.

Dari mulai komedi putar, mereka mengambil banyak foto bersama disitu. Roller coaster yang membuat Rosie berteriak kegirangan sementara Jisoo sudah merasa ingin mati disebelahnya untung saja setelah selesai dia tidak memuntahkan apa yang dia makan pagi ini. Jisoo juga memenangkan Booth permainan tembak sehingga Rosie mendapatkan boneka unicorn besar. Dia sih bilang Winter bakal suka tapi sejujurnya dia aja yang demen sama boneka boneka macam begini.

Tibalah di wahana Rumah Hantu.. muka Rosie penuh determinasi ingin memasukinya tapi Jisoo sudah malas untuk masuk. “Ga usah lah.. ngapain kita masuk cuma buat ditakut takutin sayang.”

“Tapi aku penasaran.. Soo.” Sahut rosie dengan wajah memelas.

“Emang kamu ga takut?”

Dengan wajah tengil Rosie menjawab. “Chh.. takut? Ngapain takut kan mereka orang bukan setan beneran.”

“Ya udah ayo masuk, sini bonekanya biar aku aja yang bawa.. susah ntar kamu jalannya nanti jatoh lagi.” Ucap Jisoo sambil memegang boneka itu sementara sebelah tnagan mereka bertautan.

Di dalam baru saja beberapa meter masuk Rosie sudah kalang kabut berteriak menggiring Jisoo kabur kesana kesini. Jisoo sudah hampir kewalahan ditarik tarik dan berlari, mereka berhenti di pojok untuk mengambil nafas.

“Katanya kamu ga takut gimana sih?!” ucap Jisoo sambil mengatur nafas.

“Ya aku ga tau bakal seserem ini.” Jawab Rosie sambil menahan tangis tiba tiba Rosie merasakan tepukan tangan menempel di bahunya membuatnya menoleh dan tentu saja apa yang dilihatnya membuatnya kaget setengah mati. “”Aaaaaaaaa!!” *Bugh*

Setan mengerikan itu membuat Rosie secara reflek berteriak kencang dan mengayunkan tangannya membuat wajah si setan itu terhantam bogem mentah gadis pirang itu dan ambruk. Jisoo terlihat kaget dengan kejadian itu. Dia ingin menolong si setan tapi Rosie sudah keburu kabur meninggalkannya.. jadi dia lebih memilih untuk menyusul Rosie.

Di luar Jisoo bisa melihat Rosie berlari ke arah toilet dan segera dia menyusul masuk. Di dalam sepi dan pintu toilet tertutup. Ada isakan tangis kecil.

“Sayang..” Jisoo mendekati arah suara.

“Rosie.. keluar dong sayang.. jangan nangis.” Ucap jisoo bersandar di pintu.

“Ngga.. aku ga nangis..” jawab Rosie dari dalam.

Jisoo sedikit menahan senyumnya.. gadisnya ini sungguh denial. “Iya tapi aku bisa denger tarikan ingus kamu sayang.”

“Yah!!” teriak Rosie tak terima.

“Hahaha.. sorry sorry.. abis kamu lucu banget.. bilangnya ga takut tapi di dalem takut banget.. aku rasa pegawai yang jadi setan tadi pingsan deh kamu pukul.”

“Jisooooo..” rengek Rosie.

“Iya iya udah sorry.. udah jangan nangis ah.. ayo keluar sayang.” Tak lama pintu terbuka.. lalu Jisoo memberikan beberapa helai tissu untuk mengelap sisa air mata Rosie.

“Ga ada lagi wahana atau nonton film horor buat kamu ya.. bahaya..” ucap Jisoo terkekeh.

“Iiih kamu mah.”

“lucu kamu.. ayo kita makan.”

Setelah mengisi energi mereka yang terkuras di rumah hantu tadi, mereka berjalan jalan santai sore itu sambil makan es krim. Tiba tiba langkah Rosie terhenti, Jisoo melihat ke arah Rosie.

“Naik ini ya please.. biar bisa liat sunset dari atas..” ucap Rosie menunjuk wahana bianglala dan Jisoo mengangguk.

Mereka masuk ke dalam setelah mengantri beberapa lama, di dalam mereka menikmati pemandangan sambil menghabiskan es krim. Benar saja pemandangan sore itu sangat indah, ditambah saat matahari terbenam di lautan. “Indah banget..” ucap Rosie sambil memandang keluar.

“Iya indah banget.” Ucap Jisoo tapi yang ia pandang bukanlah pemandangan di luar melainkan wajah Rosie. Saat Rosie menoleh ke arah Jisoo, Jisoo tertawa.. membuatnya keheranan.

Jisoo mendekatkan wajahnya lalu mencium Rosie.. mereka berdua menikmati moment indah itu berdua.

“Romatis banget kamu kim jisoo.” Sahut Rosie setelah sesi ciuman mereka selesai.

“”Bukan gitu tadi kamu belepotan es krim sayang.. aku cuma bantu bersihin aja.. ahahaha..”

Rosie memukul pundak Jisoo beberapa kali.. “Trus aja ledekin aku.. ga aku kasih jatah merana kamu.”

“Jangan gitu doang sayang.. ga boleh ah ngancem gitu.”

“Ya abis kamu kaya gitu.”

“Becanda doang aku tadi.. emang beneran mau cium aja aku sebenernya.”

“Ah boong.. udah aku ga percaya..” Rosie memalingkan wajah ke luar.

Jisoo membalikan wajah Rosie lalu menciumnya lagi kali ini dengan penuh gairah dan rasa dan Rosie bisa merasakannya.

“Masih bilang aku bohong?” ucap Jisoo disela ciuman mereka.

Rosie menatap Jisoo lalu menggeleng dan tersenyum. Lalu mereka melanjutkan pagutan bibir dan lidah di atas ketinggian dan indahnya sunset sore itu.

Love - RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang