Part 18

1.3K 190 57
                                    

Pagi itu Jisoo bangun lengan Rosie masih melingkar dipinggangnya. Senyum kecil langsung muncul di wajahnya karena mengingat kejadian semalam namun itu tak lama karena Jisoo tau dia harus membereskan masalah yang terjadi di pertemuan dengan para petinggi kemarin. Perlahan dia turun dari Ranjang sekilat memandang pada Rosie yang tubuhnya masih tertutup dengan selimut lalu ia pergi mandi.

Setelah mandi dan berpakaian rapi dia berjalan menuju si putri tidur. Jisoo mengecup kening dan bahunya. Tentu gesture itu membuat Rosie terbangun, ia mulai membuka mata dan menatap Jisoo yang tersenyum manis padanya, naum Rosie justru mengerutkan dahi setelah matanya memandang jam dinding di belakang Jisoo.

“Masih pagi.. kamu mau kemana?” tanya arosie dengan suara serak karena baru bangun.

Jisoo mengelus kepala Rosie, “Ada hal penting yang harus aku urus, kamu istirahat aja, dan jangan pake handphone kalo ga perlu. Ok?”

Rosie merasa aneh dengan perkataan Jisoo tapi karena memang baru bangun jadi dia hanya mengangguk. Jisoo mengecup bibirnya sekilas. “Aku berangkat ya sayang.”

“Hati hati.. dan cepet pulang.”

***

Rosie bergegas ke bawah setelah mandi dan melakukan morning routinenya hari itu. “Selamat Pagi semuanya..” Sapa Rosie dengan senyum, namun yang dia dapati adalah 2 orang dengan wajah yang agak kusut.

“Pagi..” jawab Suzy singkat.

“Eomma.. apa ada yang salah?” tanya Rosie saat melihat ekspresi Suzy pagi itu. Dan Suzy tidak menjawabnya, dia hanya menghela nafas panjang lalu berdiri dan meninggalkan tempat itu. Tentu saja hal itu membuat Rosie semakin cemas.

“Sebenarnya apa yang terjadi Bi?” tanya Rosie lagi pada Bibi Han yang kala itu juga bingung mau berkata apa, dan tepat disaat yang sama Somi muncul “Kamu masih bisa tanya apa yang terjadi?”

“Oh Tuhan.. Somi.. sebenarnya ada apa?” tanya Rosie sambil memegang dadanya karena terkejut dengan kedatangan Somi yang tiba tiba ke dapur.

“Bagaimana bisa lu seceria ini setelah aoa yang terjadi semalam?”

“Kalian semua seperti ini karena apa yang terjadi semalam?”

Some hanya memutar bola matanya tanpa berkata sepatah kata, dan Rosie melanjutkan perkataannya. “Aku ga salah dalam kejadian itu, pria itu menggangguku dan Jisoo mengusirnya keluar, bagaimana hal itu menjadi kesalahanku?” tanya Rosie sedikit frustasi.

“Betul tapi apa lu tanya ke Jisoo siapa pria itu?”

“Yang aku tau dia keponakan dari perdana menteri.”

“Betul lagi.. selamat ya kamu udah bawa nama keluarga ini ke dalam kubangan lumpur.” Ucap Somi dan Rosie segera keluar dari ruangan itu, ia kesal dan tak bisa menahan air matanya.. dia segera berjalan menuju kamarnya namun Winter datang memanggilnya dan dia segera mengelap air matanya dengan tissu.

“Mommy.. Mommy..” Panggil Winter.

“Iya sayang.” Jawab Rosie sambil memeluk Winter.

“Liat aku abis mewalnai.” Ucap sng anak sambil menunjukkan buku gambarnya.

“Uwah!! Warna warnanya sangat bagus sayang..” puji Rosie sambil mencium pipi Winter.

“Tapi aku ga bisa walnain bunga Mom.. tellalu kecil jadi walnanya seling kelual galisnya.” Ucap Winter agak sedikit kecewa.

“Oh.. sini Mommy bantu ya.. Winter liatin Mommy sini.” Sahut Rosie sambil menaikkan Winter ke ranjang lalu ia membantu sang anak mewarnai buku gambarnya dan mereka tidak menyadari kehadiran Suzy di ambang pintu yang memperhatikan mereka.

Love - RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang