Part 24

1.1K 144 98
                                    

Pagutan bibir yang mulai tergesa itu terganggu karena erangan sakit dari Jisoo kaera bibirnya digigit oleh Rosie karena si blonde merasakan gerakan nakal junior Jisoo di bawah.

“Akh!” erang Jisoo sambil menjauhan wajahnya dan memeganggi bibir bawahnya. Ia menatap Rosie tak percaya. “Sakit tau sayang.”

Rosie menunjuk ke bawah diantara himpitan tubuh mereka, dan pandangan Jisoo jatuh ke selangkangannya dan tak mengerti apa yang salah. Karena wajah bingung Jisoo, Rosie berkata “Jangan nakal kitakan lagi diluar ga inget tuh tetangga sebrang?”

Jisoo protes dengan membenamkan wajahnya ke ceruk leher Rosie. “Ya gimana.. kalo dicium kamu ga mungkin dia ga berespon lah sayang.”

Rosie mengerti betul keluhan Jisoo tapi dia tetap ingin menjaga hubungan mereka private. Rosie tak ingin kegiatan intim mereka menjadi tontonan publik. “Iya udah kalo gitu kita ke atas dulu jangan disini.. ga enak sama tetangga.”

Jisoo mengerang lagi. “Males.. cape aku.” Jisoo berusaha bernegosiasi berharap Rosie mengasihani. Tapi bukan Rosie namanya kalau dia tidak keras kepala.

Rosie menegakkan kepala Jisoo, memutar otak sambil mengigit bibir bawahnya lalu berkata. “Kalo kamu nurut mau ke atas.. aku janji bikin kamu enak tanpa harus cape.”

Jisoo menaikkan alisnya bingung rapi dia juga penasaran. “Maksudnya?”

“You will know baby.. kalau kamu.. naik ke lantai 2 trus masuk ke kamar kita sekarang.” Ucap Rosie sambil mengusap pelan si junior membuat nafas Jisoo tertahan. The mighty Jisoo Kim hanya bisa menelan ludah dan menganggukan kepala.

Rosie tersenyum manis melihat kepatuhan Jisoo lalu mengecupnya sekilas lalu bangun dan mengambil handuk di pinggir kolam. Sedangkan Jisoo langsung keluar kolam dan mengangkat piyamanya dari lantai dan masuk ke rumah tak perduli tetesan air membasahi lantai rumah, ia tak bisa menunggu lagi karena boxernya sudah mulai sesak.

Rosie menggelengkan kepala sambil terkekeh dia membuat catatan di kepalanya untuk menuruh Jisoo memberihkan tetesan air itu nanti. Untungnya mereka berdua mencepol rambut sehingga tak perlu repot mengeringkan rambut dulu. Setelah merasa cukup kering Rosie menyusul Jisoo ke dalam rumah.

***

Sesampainya di kamar, Rosie bertemu Jisoo yang berdiri dengan senyum bodohnya sambil memegang satu pack kondom rasa strawberry di sebelah wajahnya. Dengan wajah bingung Rosie bertanya “Kenapa kita harus pakai itu?” namun tak lama wajahnya memerah karena menyadari sesuatu. “Kamu mau aku…”

“Can we?” ucap Jisoo penuh harap.

“Sure.. tapi dengan kondisi tertentu.” Jawab Rosie.

“Apa tuh?” tanya Jisoo, dan Rosie tersenyum lalu pergi ke lemari mereka mencari sesuatu. Lalu menyembunyikannya di belakang tubuhnya. Dia berjaoan mendekati Jisoo, mengambil kondom itu dari tangannya, membuat Jisoo menurunkan lalu duduk di kursi kayu dan bersender.

Jisoo tidak berkutik hanya bisa menunggu dengan penuh antisipasi. Rosie mengeluarkan dasi yang dia sembunyikan di belakangnya lalu menutup mata Jisoo dan mengikatnya tentu Jisoo protes.. “Aaahh.. tapi aku mau liat..”

“Mau liat? Kita batal..” ucap Rosie dingin membuat bulu kuduk Jisoo berdiri.

Sebenarnya Rosie tak ingin bersikap begini.. dia juga ingin melakukannya dengan normal tapi dia tau Roseanne memiliki tato di tubuhnya sayangnya dia tidak tau apa bentuknya dan dimana letak tato itu. Dia tidak bisa membuat semuanya kacau sekarang.

Perkataan Rosie membuat Jisoo menghela nafas menyerah. “Baiklah..” tak mungkin sudah sejauh ini, malah batal pikir Jisoo.

Rosie tersenyum, setelah memastikan pandangan Jisoo tertutup rapat dan ikatannya kencang, dia melepaskan sport bra Jisoo. Dan Jisoo bisa mendengar Rosie melepaskan pakaiannya dan membuka sebungkus kondom semua itu membuat Jisoo tak sabar.

Rasa basah dan dingin dari kondom saat bersentuhan dengan si junior membuatnya terkejut sedikit namun dia cepat terbiasa. Tangannya tak tau harus menggenggam apa jadi dia memegang sisi pinggir dudukan kursi kayu yang ia duduki saat ini.

Rosie mengecup pipi Jisoo sekilas, “Gitu dong pinter..” bisiknya pelan ke telinga Jisoo.

Wah tindakan ini berbahaya bagi jantung Jisoo, bisikan Rosie membuat jantungnya berdegup semakin kencang. “Sayangg..”ucap Jisoo mengingatkan kalau dia udah ga sabar banget ini.

Rosie duduk di pangkuan Jisoo tanpa menyentuh si junior. Rosie mulai mengecup pelan bibir hati milik Jisoo, tapi tentu saja Jisoo meresponnya dengan agresif karena udah hampir hilang akal.

Rosie menarik dasi dibelakang kepala Jisoo membuat Jisoo mendongakkan kepalanya memberi akses ke leher jenjangnya. Sembari mengecup dan menghisap rahang tegas milik Jisoo, dia mengarahkan tangan Jisoo untuk memanjakan area sakralnya.

Jisoo tak perlu diminta langsung bekerja memainkan kelentit Rosie yang sudah mulai lembab itu. Sebelah tangannya juga meraih buah dada Rosie dan memainkan putting merah mudanya. Hal itu tentu membuat Rosie tak bisa menahan desahan keluar dari bibirnya.

“Ahh.. Ji.. soo..”

Ego Jisoo mulai naik, tangannya makin lancar mengusap dan menekan kelentit itu membuat nafas Rosie semakin pendek, bibirnya kembali menghisap bibir bawah Rosie menambah nikmat keintiman mereka berdua. “Nggh.. Soo..”

Kedutan diarea sakral Rosie terasa saat Jisoo makin cepat mengusapkan jemarinya disana. Getaran tubuhnya terasa ke tubuh Jisoo yang saat ini memeluk tubuh Rosie dengan erat.

Setelah Rosie kembali dari surganya, dia kembali mengecup bibir Jisoo sambil beranjak bangun. Sesaat Jisoo merindukan hangat tubuh Rosie namun nafasnya segera tertahan saat merasakan si junior di usap lembut. “Ugh..” erangnya pelan.

“Fuck..” itulah hal pertama yang keluar dari mulut Jisoo saat merasakan bibir lembut Rosie bertemu dengan si junior yang mulai sensitif di bawah.

Kecupan dan hisapan lembut dari Rosie sudah ingin membuat Jisoo pingsan di tempat belum lagi gerakan usapan tangan yang bergerak kian cepat naik turun.

“Aahhk.. baby.. ssshh..” ucap Jisoo sambil mendongak ke atas karena rasa nikmat tak terbendung. Degup jantung semakin liar tak terkendalikan, otot perut kian menegang membuat Rosie semakin cepat mengocok di junior. “Aaaahh.. F.. fuck.. ugh.. Rosie..” racauan Jisoo semakin tak karuan disertai keluarnya benih cinta Jisoo.

Namun tak berhenti disitu, ketika Jisoo masih lemas, Rosie menggiringnya ke ranjang dan berbaring setengah duduk, ia mulai mengusap si junior lagi membuat Jisoo terhentak.. *Ahk sayang.. aku masih sensi..”

Tapi Rosie tak perduli setelah si junior cukup tegang, Rosie menghadap sejajar dengan Jisoo lalu mendudukinya membuat penyatuan mereka semakin terasa malam itu. “Baby..” ucap Jisoo yang sudah kehilangan akal sambil memeganggi pinggang Rosie yang naik turun.l lalu mulai meremas lembut bokongnya. Membuat Rosie mendesah seksi.. “Ahnn.”

Walau gelap tidak bisa melihat Jisoo mengecup apa saja yang ada di hadapannya sampai ia bertemu dengan bibir Rosie. Remasan lembut area sakral Rosie membuat Jisoo menyamai ritme Rosie di atasnya menghentak dalam membuat nafas keduanya semakin memburu, keringat bercucuran. “Fuck Rosie.. Ugh..”

“Hmm.. Haa.. Soo.. Near..” Jisoo semakin memacu si junior karena tau Rosie sudah ingin klimaks lagi dan tentu saja ia tau ketika si junior semakin menyempit di dalam dan getaran tubuh Rosie terasa serta desahan panjang itu terceplos keluar dari bibir seksi Rosie. Hal itu membuat si juniorpun tak berdaya mengeluarkan benih cinta untuk yang kedua kalinya malam itu.

Keduanya terbaring lemas di ranjang. Dengan senyuman tipis di bibir mereka. Rosie menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka lalu membuka penutup mata Jisoo dan Jisoo mengecup Rosie. Rosie lalu membaringkan kepalanya di pundak Jisoo dan Jisoo memeluknya erat sepanjang malam itu.


Note : jangan ngutukin Author ye dosa..

Love - RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang