Episode. 1

2.2K 84 11
                                    

"MAMAAAA!! MAAA!! LIHAT KEMARI! CEPETAN KE SINI BURUAN! DIA SUDAH SADAR!!" Teriak dari seorang gadis remaja yang berdiri tepat di depan sebuah pintu ruangan VVIP. Tak lama kemudian, seorang dokter wanita paruh baya yang masih kelihatan begitu muda, berlari diikuti dengan satu perawat laki-laki di belakangnya.

"Dia sadar, Ma!! Tadi tangannya bergerak!" kata gadis itu lagi begitu dokter yang dipanggil mama olehnya memasuki ruangan.

Dengan wajah sarat kesenangan penuh harap, ia menunggu sang ibu untuk memeriksa lebih lanjut pada seorang pasien yang sudah hampir 5 tahun belakangan ini tertidur lelap. Ia adalah seorang anak laki-laki yang ditemukan hampir meregang nyawa di salah satu dasar jurang paling tercuram dan terdalam yang ada di Jakarta.

Anak laki-laki itu kini usianya sekitar 15 tahunan. Setahun lebih muda dari si gadis yang selama ini menemaninya setiap kali pulang sekolah. Yang selalu mengajaknya bicara walau tau si anak laki-laki itu tidak akan bisa menanggapinya dengan segala ceritanya yang kadang kocak atau bahkan sampai membuatnya menangis. Tapi gadis itu tidak pernah merasa menyesal karena sudah berbagi cerita pada orang yang kemungkinannya hanya dapat mendengarkannya saja. Pula, ketika anak itu terbangun pada suatu hari nanti, belum tentu ia akan ingat dengan segala cerita yang dikisahkan oleh gadis tersebut. Dan bagi gadis itu, selama ini, teman yang benar-benar selalu ada bersamanya hanyalah anak laki-laki tersebut. Meski ironinya, ia tak pernah bangun sejak pertama kali sang gadis kecil mengenalnya.

Gadis kecil yang kini telah beranjak menjadi gadis remaja itu masih ingat dengan jelas ketika bagaimana dulu pertama kalinya ia melihat si anak - anak laki tersebut. Saat itu ia tengah asik membaca buku cerita di ruangan tempat biasa ibunya menunggu pasien darurat yang datang. Ia tengah hampir bosan ketika buku cerita yang lagi dibacanya sudah hampir mencapai batas halaman terakhir sementara ia tidak punya stok bacaan yang baru. Lalu, tepat ketika pada alenia terakhir ia membaca sebaris kata reinkarnasi.

Sebuah brankar melintas cepat di depan ruangan tempat ia membaca ---dengan pintunya yang sengaja terus dibuka--- disertai dengan ricuhnya beberapa dokter yang berusaha menyelamatkan pasien tersebut. Gadis kecil yang merasa penasaran itu lantas meninggalkan bukunya di atas ransel yang ia letakkan di sofa. Ia ikut berlari ke luar demi melihat siapa orang yang telah menarik perhatian ibunya yang sebelumnya lagi makan di dekatnya.

Brankar itu didorong sangat cepat sehingga si gadis kecil itu hanya sempat melihat kakinya saja dari kejauhan.

"Kakinya berdarah banyak banget. Pasti itu sakit sekali." katanya pada dirinya sendiri.

Beberapa hari telah berlalu, si gadis kecil masih penasaran dengan pasien yang ia lihat beberapa hari lalu. Sebab, dari sekian banyaknya pasien yang ibunya tangani selama ini, belum pernah ia lihat ada orang yang seumuran dengannya. Dan waktu itu, dengan hanya melihat dari kakinya saja, ia sudah sangat begitu yakin bahwa pasien itu pasti seumuran dengannya. Mungkin paling tidak lebih muda atau sedikit lebih tua darinya.

Dan rupanya memang benar, pasien yang sedang kritis itu adalah seorang anak laki-laki yang hampir seumuran dengannya. Sang gadis kecil hanya bisa lihat penampakannya melalui kaca yang ada di depan pintu ruangannya. Sebab, ibunya melarangnya untuk masuk.

Beberapa hari berlalu dan anak laki-laki itu masih belum bangun juga. Ada banyak sekali selang dan peralatan medis lainnya yang terhubung ke tubuhnya. Selama berhari-hari ia dirawat, tidak ada satu orang pun keluarga yang datang menjenguknya. Pihak rumah sakit bilang, anak itu adalah anak yatim piatu dari panti asuhan Cakrawala. Ibu atau bapak panti yang mengurusnya hanya sesekali menanyakan kabarnya melalui sambungan telpon pada perawat tanpa pernah sekalipun menunjukkan batang hidungnya secara nyata demi melihat anak asuhnya. Dan karena merasa kasihan pada nasib anak tersebut, sang dokter pun berinisiatif memberikan ruangan VVIP padanya. Sekalian agar anaknya yang biasa mendatanginya ketika pulang sekolah juga turut menemani anak laki-laki kecil malang itu.

Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang