"Ka!" panggil Adel setelah beberapa saat masuk kamar begitu kembali dari membuntuti mobil Ashel dan pacarnya. Ia sudah berganti pakaian dengan mengenakan kaos putih berlapis jaket denim berwarna hitam. Celananya jeans hitam dengan robek dikedua lutut. Sepatunya sneakers putih. Tak lupa dengan topi baseball hitam terpaling.
"Ya?" sahut Indira yang lagi duduk di bangku belajarnya dengan pintu terbuka. Ia masih belum mengganti seragam sekolahnya dan sedang memainkan ponselnya.
"Kaka tau letak kunci mobil punya papa yang ada di garasi, nggak?" - Adel.
"Tau. Ada apa? Kamu bisa bawa mobil?" - Indira.
"Di mana, Ka? Buruan kasih tau." Desak Adel.
"Emang kamu---"
"Please, Ka."
"Di ruang teather."
Mendengar tempat yang dimaksud Adel pun langsung bergerak lari ke sana. Begitu menemukan kunci mobil ia kembali lari menuju garasi.
"Adel, kamu mau kemana!?" tanya Indira dengan setengah berlari mengampiri hingga ke depan pintu garasi.
"Ada sesuatu yang harus aku pastiin. Kaka tenang aja. Aku pasti baik-baik aja. Dan aku pasti pulang." kata Adel sebelum bergegas masuk mobil dan melaju keluar dari halaman. Pintu gerbang terbuka otomatis begitu mobil melewati sensor yang ada di depan pintu garasi.
Entah kenapa aku merasa kamu pasti mau nyamperin Ashel kembali, Rav.
_________
Seperti dugaan Indira, Adel memang pergi ke tempat dimana kali terakhir mobil Winter memasuki kawasan perkampungan.
Ia menelusuri setiap jalan demi menemukan di mana mobil Winter sekarang. Ia yakin mobil itu pasti berhenti pada salah satu warung atau rumah. Karena jika terus berjalan, jenis mobilnya tidak memungkinkan untuk bisa dijalankan dimedan yang bukan pada tempatnya.
Makin ke dalam makin jarang ada rumah. Dan mobil Winter masih belum kelihatan.
"Apa mereka udah balik, ya?" Monolog Adel dengan mengentikan sebentar mobilnya dibawah pohon mangga pinggir jalan.
Adel lalu mengambil air minum botol yang ada di jok belakang. Tepat pada saat ia mau menggapai. Ia tak sengaja lihat ada rumah tersembunyi. Tersembunyi karena di depannya ada banyak sekali pohon bambu dan juga jambu air. Sesaat ia sudah meraih botolnya, tepat pada saat itu mata Adel melotot begitu menyadari ada mobil Winter terparkir di samping rumah.
"Ngapain mereka ke rumah yang jauh dari tetangga begi---"
Dari kejauhan Adel lihat Winter jalan sambil gendong Ashel di punggungnya. Mereka ada di area belakang rumah tersebut. Merasa sulit untuk melihat dengan jelas karena terhalang sama ranting-ranting pohon. Adel pun turun dari mobil dan beranjak mengikuti mereka. Ia menyisiri jalan setapak yang ada di samping rumah hingga ke belakang.
Adel masih belum mengerti dengan dirinya sendiri. Masih menjadi pertanyaan dalam benaknya dengan apa yang membuatnya bisa bergerak sejauh ini hanya karena rasa penasaran doang. Terlebih pada orang yang sama sekali tidak begitu ia kenal. Meski begitu, anehnya secara bersamaan ia juga merasa seperti pernah dekat sama Ashel.
Itu Ashel tidur apa pingsan ya?
Limabelas menit berlalu. Mereka akhirnya tiba di puncak bukit yang tidak begitu tinggi.
Winter sempat meletakkan Ashel di atas rumput sebelum dia beranjak untuk memeriksa area sekitar. Adel langsung berkamuflase diantara semak-semak yang ada. Ia juga berusaha menetralkan napasnya yang sempat tersengal akibat jalanan yang menanjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}
Teen FictionKonon katanya, alam semesta tempat di mana manusia tinggal, adalah bukan satu-satunya tempat kehidupan manusia berlangsung secara nyata. Melainkan ada banyak sekali universe lainnya dalam satu kehidupan (Multiverse). Ketika seorang anak manusia terl...