"ENGGAAKK!!!"
Suara teriakan tiba-tiba dari Ashel, berhasil membuat sekoloni kupu-kupu yang sedari tadi beterbangan di sekitar tubuh mereka jadi pergi menjauh.
"Lo kenapa, woy? Tiba-tiba teriak nggak jelas." kata Adel penuh keheranan. Pasalnya tadi pas mereka abis kelar makan bubur. Keduanya pada tidur-tiduran gitu. Terus si Ashel malah ketiduran beneran.
"Adel!?" pekik Ashel dengan beringsut dari tempatnya duduk seraya menatap Adel dengan pandangan penuh curiga.
"Iya, ini gue. Dari tadi gue di sini. Lo kenapa, dah? Ngigo?" tanya Adel lagi.
"Del, lo bilang sama gue sekarang kalau lo itu cewek tulen." pinta Ashel yang terkesan memaksa.
"Hah? Woah, lo ngaco, Shel."
"Please." Ashel memegang tangan Adel. Memintanya penuh harap. "Bilang kayak gitu ke gue sekarang, Del." katanya.
Adel melepaskan cekalan tangannya. Ia beranjak untuk berdiri.
"Mendingan kita pulang aja sekarang. Hujannya udah mulai turun tuh." ucap Adel dengan menunjuk ke air danau yang memperlihatkan titik air yang berjatuhan.
"Adel." Tekan Ashel sekali lagi. Kali ini ia dengan berani menatap begitu dekat dengan mukanya Adel.
Ditatap seperti itu membuat Adel jadi susah untuk menelan saliva dan sedikit sulit untuk bernapas juga.
"Lo cewek, kan, Del?"
"Iya, gue cewek." jawabnya yang membuat Ashel akhirnya bisa bernapas dengan lega.
Tapi itu dulu. Di universe sebelumnya. Kayaknya.
"Gue anter lo pulang, ya." ucap Adel kemudian.
"Emang gue berniat minta dianterin lo pulang, kok."
"Dih, gue pikir lo bakalan nolak. Nggak jauh dari rumah lo lho ini padahal."
"Takut ada bayam lagi."
Adel tertawa ringan menanggapinya.
"Gitu gitu lo suka juga." ucap Adel dengan menyalakan motornya.
"Kemarin." jawab Ashel dengan menaiki motor Adel dibantu sama tangan Adel yang megangin tangannya.
"Kalau sekarang?"
"Udah nggak."
"Nyesal ya?"
"Iya."
"Padahal udah dikasih tau dari kemarin-kemarin. Bahkan jauh-jauh hari sama teman-temannya. Tapi nggak digubris."
"Ya, kan, gue kiranya dia udah berubah, Del."
"Mana ada orang berubah secepat itu, Shel."
"Ada. Buktinya gue."
"Iya juga, sih."
"Tapi gue waktu awal lihat si bayam emang beneran pernah sesuka itu tau. Refleks langsung jatuh cinta gue pas lihat muka dia."
"Harusnya kalau suka sama orang jangan langsung jatuh cinta tau, Shel." Adel menjalankan motornya.
"Kenapa emang?" Ashel mendekatkan kepalanya di bahu Adel.
"Karena lo belum tau sifat aslinya dia kayak gimana."
"Tapi banyak kok orang yang kayak gitu. Malah ada yang belum pernah ketemu sama belum pernah lihat orangnya. Cuma denger suaranya doang sudah jatuh cinta."
"Iya, tapi nggak semua orang bisa lo gituin. Tetap harus hati-hati juga. Contohnya seperti yang lo alami sekarang."
"Iya-iya. Sekali lagi terima kasih ya. Karena lo udah selalu ada disaat gue butuh pertolongan. Your like a Superman for me."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}
Teen FictionKonon katanya, alam semesta tempat di mana manusia tinggal, adalah bukan satu-satunya tempat kehidupan manusia berlangsung secara nyata. Melainkan ada banyak sekali universe lainnya dalam satu kehidupan (Multiverse). Ketika seorang anak manusia terl...