Episode. 11

279 29 1
                                    

Tok! Tok! Tok!
Suara pintu diketuk dari luar.

"Ka Shanin! Ayo, makan malam dulu, Ka!" teriak Chika dari luar pintu kamarnya.

Tak lama kemudian, Shanin membuka pintu kamarnya.

"Kaka!?" seru Chika saat melihat akan bagaimana wajah Shanin yang tampak begitu pucat. "Kaka sakit?!" tanyanya dengan mendekat dan memeriksa tubuh Shanin.

"Kaka nggak apa-apa. Kaka cuma kecapean doang kok gara-gara belum tidur dua hari karena ngerjain tugas kuliah yang nggak kelar-kelar." jawab Shanin dengan tersenyum tenang berusaha meyakinkan.

"Kaka serius? Nggak bohong?"

"Iya. Serius. Nanti abis makan kaka bakalan langsung tidur, kok."

"Yaudah ayo buruan cepetan makan kalau gitu." Chika lalu merangkul tangan kakaknya dan membawanya ke bawah.

"Tangan Kaka hangat. Ini Kaka beneran nggak apa-apa? Aku takut, Ka." tanya Chika lagi dengan rasa kekhawatirannya.

"Nggak apa-apa, Deeek." jawab Shanin dengan mengusap pelan tangan Chika.

_________

Saat keduanya sedang asik makan malam. Mira datang bersama Juanda dengan tergesa-gesa. Pemandangan yang bukan lagi jadi hal mengherankan. Itu sudah biasa mereka lihat ketika kedua orangtua mereka baru pulang dari kantor. Tidak benar-benar pulang sebenarnya. Karena tidak lama kemudian, mereka keluar lagi dengan setelan pakaian yang baru. Pergi begitu saja tanpa menyapa atau bicara sepatah kata pun pada kedua anak mereka. Begitulah keseharian mereka.

"Mama sama papa sibuk banget. Kayaknya mereka lupa kalau masih punya dua anak." kata Chika sambil ngunyah dan menatap pada kaca jendela yang memperlihatkan mobil keduanya kini sudah melaju lagi keluar dari pekarangan rumah.

Shanin hanya menghela napas dengan berat. Ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi.

"Jangan tinggalin aku ya, Ka." ucap Chika tiba-tiba.

"Nggak, kok. Kaka nggak akan kemana-mana."

"Janji?" kata Chika lagi dengan mengulurkan jari kelingkingnya.

Baru saja Shanin hendak meraih kelingking Chika, perutnya tiba-tiba diserang mual. Shanin langsung bergegas ke wastafel dan memuntahkan isinya. Chika mengikuti lalu menguruti pelan punggung kakaknya.

"Kita ke rumah sakit aja ya, Ka. Kaka tuh kayaknya beneran lagi sakit, deh. Bukan karena belum tidur dua hari." ajak Chika yang langsung dilambaikan tangan sama Shanin bahwa ia tidak mau.

Beberapa saat setelah muntah.

"Kaka mau tidur aja sekarang. Kaka nggak apa-apa. Cuma kecapean doang. Ya. Kamu jangan cemas. Oke?" ucap Shanin yang kemudian berjalan menuju kamarnya.

"Biar aku bantu." kata Chika yang tadinya mau nuntun kakaknya. Tapi nggak jadi karena ditolak sama Shanin.

"Nggak usah, Dek. Kamu tolong beresin bekas makan kita aja, ya. Kaka bisa kok." tolak Shanin dengan suara halusnya. Chika lalu mengangguk patuh dan membiarkan Shanin menaiki tangga dengan perlahan.

Ka Shanin kok kayak mirip banget sama penjelasan ibu Lyn pagi tadi sih. Apa jangan - jangan ka Shanin-----

Chika langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat ketika pikirannya sudah menjalar kemana-mana.

Nggak mungkin! Kaka aku kan kalem banget. Dia bukan jenis orang yang gampang berbaur sama siapa aja. Teman dekatnya aja cuma satu doang. Bang Tigra. Nggak. Aku tau bang Tigra orang baik. Ya. Bang Tigra orang baik.

Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang