"Itu gambar siapa, Del?" tanya Chris saat ikut duduk di samping Adel yang lagi duduk sambil menggambar sesuatu di buku gambarnya di tribun dekat lapangan rugby. Sekarang lagi jam kosong di kelas mereka. Tapi di sudut lapangan lain lagi ada anak kelas sebelas yang sedang melakukan peregangan buat olahraga renang. Kelasnya Indira sama Ashel dan yang lainnya juga.
"Nggak tau. Gue cuma ngikutin apa yang ada dalam imajinasi gue doang." sahut Adel dengan menambahkan garis arsir di bagian rambut pada gambarannya.
"Cantik. Tapi mukanya kayak nggak asing."
"Yakan? Gue juga mikirnya gitu. Mukanya kayak pernah lihat."
"Aneh lo. Kan lo yang gambar. Harusnya lo tahu itu mukanya siapa."
Adel hanya menggedikkan bahunya menanggapi.
"Yaudah. Gue cabut dulu, ya." pamit Chris dengan beranjak pergi.
_________________
"Kok, ada ya orang bisa secantik dan setampan itu secara bersamaan." komentar Amy pada Adel --yang masih berada di tempat yang sama-- sambil jalan menuju kolam renang outdoor. Bahasa Indonesianya fasih banget.
"Iya, benar. Paket complited banget, ya." sahut Indira.
"Tapi, Dir. Kamu sejak kapan punya adek? Bukannya kamu anak tunggal, ya?" tanya Amy.
"Ceritanya panjang. Eh, kamu temenin aku berenang, ya? Aku nggak bisa soalnya. Takut tenggelam lagi kayak kemarin."
"Lah sama. Aku juga nggak bisa. Eh, Ashel!!"
Ashel menoleh sambil tangannya tengah menguncir rambutnya.
"Kenapa?" tanyanya dengan berjalan mengampiri.
"Tolong temenin kami berenang, ya?" pinta Amy.
"Kamu nggak bisa berenang juga?" tanya Ashel.
Amy menggeleng dengan menyengir.
"Ya udah tinggal bilang aja sama coach. Kalian boleh nggak ikutan kok. Terutama lo Dir."
"Tapi aku mau belajar." - Amy.
"Sama, gue juga masih belum kapok walau udah sempat tenggelam kemarin." - Indira.
Ashel seketika teringat dengan gimana cara Adel menyelamatkan Indira. Sebisa mungkin ia tepis perasaan sesak yang coba merasuki dalam hatinya.
"Yaudah, kita ngumpul aja kalau gitu. Jangan sendiri-sendiri." ajak Ashel kemudian.
Indira dan Amy hanya mengangguk.
__________________
Jarak tribun ke kolam renang outdoor jadi semakin jauh. Keberadaan Adel yang masih menggambar dengan tenang jadi rada ketutupan sama dahan pohon dan daun-daun. Membuat Ashel jadi nggak seleluasa kayak tadi buat curi pandang lihatin Adel yang nggak ada sedikitpun melihat kearahnya. Tampaknya anaknya sedang fokus banget.
Ashel jadi keingat sama suara Adel yang nyanyi pas di kantin kemarin. Meski dia rada nggak suka sama lirik lagu yang dinyayikan Adel, tapi mendengar suara Adel yang khas banget. Ashel jadi kepengen buat dengar Adel nyanyi lagi. Kalau bisa buat dia doang.
Aduh, kenapa pikiran gue akhir-akhir ini sering mikirin tuh anak terus, sih?
Astagfirullahaladzim. Gue cuma kagum doang kok sama dia. Iya. Gue cuma kagum.But, ...she is my Superman
_________________________
______________"Hahahaha! Sama, gue juga, Te. Sering banget malah waktu itu." Adalah kalimat yang diucapkan Adel pas dia lagi ngobrol sama Amy di tangga teras koridor gedung kelas sepuluh. Amy yang nyamperin tadi pas lihat Adel lagi sendirian terus sibuk sama buku gambarnya. Dia udah pindah tempat karena cahaya mataharinya tadi pas di tribun udah nggak kehalang sama pohon lagi. Tadinya mereka sempat ngobrol pakai bahasa Inggris. Tapi berubah semenjak Amy yang ngasih tahu duluan kalau sebenarnya dia bisa ngomong pakai Bahasa Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}
Teen FictionKonon katanya, alam semesta tempat di mana manusia tinggal, adalah bukan satu-satunya tempat kehidupan manusia berlangsung secara nyata. Melainkan ada banyak sekali universe lainnya dalam satu kehidupan (Multiverse). Ketika seorang anak manusia terl...