Episode. 15

316 30 2
                                    

"Gat." panggil Rain pada Gatara yang masih termenung di motornya sambil memangku helm. Ia masih belum pulang meski bel sudah bunyi sejak setengah jam yang lalu.

"Gue rasa Chika sudah seharusnya tahu soal ini deh, Gat." kata Rain dengan ikut bersender di motornya tepat di samping motor Gatara.

"Gue nggak mau bikin dia khawatir, Rain. Dan gue juga nggak mau apa yang pernah terjadi dulu kembali lagi di masa sekarang." 

"Tapi mau bagaimana pun Ka Shanin juga pasti butuh suport dari adiknya, Gat. Lo kan tahu sendiri orangtua mereka super sibuk."

"Gue tau. Tapi, nggak sekarang dia tahu soal ini."

"Terus lo mau sandiwara apa ke dia tentang bantuin dia buat nyari keberadaan ka Shanin? Lo mau bohongin Chika? Nanti kalau pada akhirnya dia tahunya dari orang lain, lo sendiri yang bakal---"

"Emang Rolland tau juga?"

"Nggak, sih. Tapi, kan----"

"Nggak. Gue pastiin Chika akan tahu soal itu hanya dari dua opsi. Entah dari ka Shanin sendiri yang bilang, atau gue yang nanti bakal ngomong ke dia langsung." potong Gatara dengan yakin.

"Bagaimana kalau terlambat?"

"Gue bakal pastiin lo orang pertama yang gue cari dan bakal gue hajar." sahut Gatara sambil menatap Rain dengan jenis pandangan sinis. Sedang Rain hanya menggedikkan bahu terserah.

"Sekarang, apa lagi yang membuat lo masih kepikiran sampai belum pulang daritadi?" tanya Rain kemudian.

"Amy."

Rain sempat mengernyit sebentar mendengar nama itu sebelum akhirnya membelalakkan matanya.

"Dia kembali." ucap Gatara dengan pandangan kosong.

"Lo masih suka sama dia?"

Gatara menggeleng perlahan. "Gue udah ikhlasin dia semenjak dia balik waktu itu."

"Terus, apa yang membuat lo kelihatan kayak orang galau begini?"

"Gue cuma tiba-tiba keingat aja sama kejadian waktu itu. Rasanya gue pengen banget teriak bilang kalau bukan gue pelakunya. Tapi... tapi...." Gatara tidak bisa meneruskan ucapannya. Ia menggigit bibir agar ia tak jadi menangis.

Rain menepuk pelan pundaknya dan mengelusnya juga.

"Gue yakin, kedatangan Amy ke sini pasti bukan untuk itu lagi. Karena nggak mungkin dia datang lagi ke sini cuma untuk mastiin kalau bukan lo yang ngelakuin itu."

"Maksud lo?"

Rain menggedikkan bahu. "Entah. Mungkin sesuatu yang kita nggak tahu."

_________
______________

Dua minggu sudah berlalu, semenjak Tigra memaksa Shanin untuk menggugurkan kandungannya di sebuah klinik aborsi tersembunyi yang berkamuflase menjadi sebuah tempat toko bunga bernama "Rindang". Tak ada yang tahu bahwa bunga-bunga yang tumbuh subur dan dijual disitu adalah hasil dari tanah yang bercampur dengan jasad dari para bayi bayi tak berdosa yang disemayamkan ke dalam pot-pot bunga tersebut.

Wajah Shanin tak sesegar biasanya. Setiap hari ia selalu terlihat pucat dan sering merasa kelelahan. Tidak jarang ia juga sering meninggalkan kelas saat dosen masih menjelaskan hanya karena rasa mualnya. Tak ada yang menyadari akan hal itu karena mereka pikir mungkin Shanin hanya sedang sakit biasa.

Tapi tidak dengan Friyo yang selalu menatapnya dengan pandangan curiga. Apalagi ketika Shanin selalu mencari akan keberadaan Tigra yang akhir-akhir ini juga sering bolos.

Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang