Episode. 25

281 44 8
                                    

*Percakapan diucapkan dengan kalimat berbahasa Tagalog yang sudah diterjemahkan.

"Ini aneh. Setahuku, seluruh yayasan sekolah yang dibangun oleh pendiri keluarga Pascuas, biasanya selalu mengadakan perayaan Natal bersama setiap tahunnya. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba mereka tidak lagi turut merayakan acara tersebut?" ucap Amy saat ia dan kedua temannya sedang ada di kaffe nineteen.

"Mungkin ada orang lain yang mengenalimu di sini Amy. Makanya ia jaga-jaga dengan melakukan sebuah pengecualian dengan Natal kali ini." - Mari.

"Siapa?" - Coleen.

Mari menggedikkan bahu pertanda ia sendiri pun tidak tahu. Ia hanya mengemukakan pendapatnya saja.

"Mana mungkin. Tidak ada orang yang mengenali aku selain kakek dan sepupuku di sini. Jika pun mereka sendiri yang merencanakan ini semua, alasannya apa? Setahuku Pascuas tidak ada dalam daftar 9 anggota itu. " - Amy.

"Bukannya dulu kau pernah bilang pada kami bahwa kau juga sempat bersekolah selama hampir dua minggu di SMP Pascuas. Bisa saja saat itu sudah ada orang lain yang mengenalimu." - Coleen.

Amy diam mencoba mengingat-ngingat.

"Hanya beberapa yang sempat menjadi temanku. Tapi kurasa tidak mungkin mereka turut andil dalam pembatalan perayaan Natal kali ini." kata Amy sejenak kemudian.

"Beberapa yang kamu maksud itu siapa saja?" - Mari. "Apa sekarang mereka juga masih ada di sekolah yang sama?"

Amy mengangguk membenarkan.

"Rain dan Indira. Mereka dulu pernah jadi teman baikku. Tapi semenjak kejadian waktu itu, hubungan kami tidak lagi seakrab dulu. Termasuk dengan Gatara." jelas Amy.

Ctak!
Tiba-tiba Coleen menjentikan jarinya.

"Nice. Kita sudah dekat dengan orang yang kita cari, Amy." ujarnya dengan wajah sumringah.

"Bagaimana kau bisa mengatakannya begitu?" - Amy.

"Bukankah dengan membatalkan perayaan Natal bersama secara tiba-tiba seperti ini merupakan tanda bahwa orang itu menyadari akan sesuatu yang berbahaya akan terjadi dengan sekolah itu?" - Coleen.

"Ayolah, mereka tidak mungkin bertindak seimpulsif itu hanya karena tahu tujuan dari keberadaan kita di sini untuk apa. Lagipula jika memang benar mereka menyadarinya. Bukankah akan lebih baik jika mereka hanya berurusan dengan kita bertiga saja tanpa melibatkan sekolah?"  ujar Mari panjang lebar.

"Tapi bukankah dengan pembatalan ini membuat kita jadi tahu kalau keturunan dari keluarga Andreaz yang kita cari itu ada di dekat kita. Itu sudah cukup membuktikan dari tindakan yang sekolah lakukan." ucap Coleen tak mau kalah mengemukakan pendapatnya.

"Coco benar. Alih-alih membicarakan rencana awal kita yang tergagalkan karena hal ini. Aku rasa aku sudah menemukan seseorang dengan nama yang sama seperti yang kita cari selama ini. Ia berada di kelasku." kata Amy mengalihkan perdebatan singkat diantara keduanya. Ia teringat dengan suatu kali tak sengaja bertabrakan dengan seseorang hingga menjatuhkan kartu nama dari saku bajunya.

"Siapa?" tanya Coleen dan Mari bersamaan.

___________________
________

"Lo suka, kan, sama Adel?" pertanyaan Rain tadi malam masih terngiang jelas dalam kepala Ashel. Bahkan saat ia tengah mandi pagi sekarang pun pertanyaan itu kembali muncul dalam kepalanya.

Tadi malam saat Rain bertanya seperti itu. Ashel tak menjawab, ia langsung beranjak dari tempat duduknya dengan alasan efek lotion nyamuk yang ia pakai sudah habis. Jadi dia harus segera masuk ke kamar meninggalkan Rain yang masih duduk menatap laut seorang diri.

Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang