Episode. 42. Ending + Epilog

716 53 12
                                    

Selasa, 14 Februari 2023.

Rava tebangun dengan sedikit meregangkan tubuh bagian atasnya lalu kemudian kakinya. Gerakkannya sudah serupa seperti kucing oren dan kawan-kawan.

Ia membuka mata lalu mengerjab pada suasana di sekitar kamarnya.

"Ini di mana?" gumamnya. Ia menoleh ke nakas, tempat dimana sebuah frame terpajang dengan dua foto menempel di dalamnya.

Rava mengernyit pada dua wajah yang ada pada foto tersebut.

"Perempuan yang ini sangat mirip denganku dengan versi gondrong." ujarnya yang sesaat kemudian baru menyadari bahwa rambut dikepalanya juga sama panjangnya dengan perempuan yang ia lihat di foto tersebut.

"Saya?"

Rava lantas beranjak menuju ke depan cermin. Ia terhenyak dan mematung saat melihat bagaimana pantulan dirinya di sana.

"Kenapa saya lebih mirip kayak perempuan tomboy?" katanya pada dirinya sendiri.

Tok! Tok!

"Rava, buruan turun! Papa udah nungguin!" teriak Indira dari luar kamarnya.

"Papa? Saya kan tidak punya orangtua. Pula, kenapa kamar ini lebih terlihat seperti kamar pribadi dibanding kamar untuk anak panti? Ranjangnya juga tidak bertingkat. Apa saya masih berada di dunia mimpi? Shhh--- Aw! Sakit." Monolognya dengan mencubit kedua pipinya.

"Ini bukan mimpi. Tapi siapa suara perempuan tadi? Dia terdengar seperti seumuran denganku. Ah, sebaiknya saya keluar dari kamar ini sekarang."

Rava lantas membuka pintu dan mendapati suasana luar kamar yang sudah lebih mirip layaknya istana kerajaan.

"Rava? Kenapa kamu masih pakai piyama? Kamu nggak sekolah? Sakit, kah?" tegur Gito dari bawah.

Rava tidak langsung menyahut. Ia justru turun kebawah mengampiri.

"Kamu kenapa, Nak?" tanya Gito lagi saat Rava sudah berdiri di hadapannya.

"Anda... siapa?" tanya Rava sedikit ragu.

Gito mengernyit tidak mengerti.

__________________

"Dek, kamu ntar dijem--" Belum lagi Indah selesai bicara lewat depan pintu kamarnya Ashel, pintu kamar itu sudah terbuka dengan terbanting keras.

Ashel berdiri dengan dandanannya yang tidak Indah duga sama sekali. Indah sempat shock sebentar. Tapi sesaat kemudian ia mengernyit. Memandang Ashel dengan wajah sarat keherenan.

"Lo ngapain ngelihatin gue sampai segitunya, Ka? Terus tadi mau ngomong apa? Dijemput? Gue kan biasa bawa mobil sendiri kalau lo lupa." ucap Ashel sambil menutup pintu kamarnya seraya berjalan lebih dulu menuruni tangga menuju meja makan.

Indah masih terperangah di tempatnya.

"Kenapa Ashel tiba-tiba balik kayak dulu lagi?" ucapnya pada dirinya sendiri.

"Pagi, Ma. Pagi, Pa." sapa Ashel dengan mencium kedua pipi orangtuanya yang kebetulan sedang ada di rumah.

"Pagi juga, Sayang."sahut Raga dan Feni bergantian. Meski sedikit terhenyak sesaat menerima perlakuan Ashel yang dulu sering ia lakukan namun berhenti semenjak ia jatuh dari skydiving. Kini mendadak kembali seperti kesettingan awal. Keduanya sama sekali tak membahas. Bagi mereka, anaknya memang seperti itu.

Hanya Indah yang masih mengamati adiknya dengan tatapan tak biasa.

_________________

Di sekolah.

Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang