Episode. 31

260 45 9
                                    

Ashel masih tersipu dengan perkataan yang diucapkan sama Rava barusan. Tanpa ia sadari, suara petikan gitar yang dimainkan oleh Rava sudah berbunyi sedari tadi. Sampai akhirnya suara nyanyian Rava memecahkan lamunan singkatnya.

"Perahu kertasku kan me~laju. Membawa surat cinta bagimu. Kata-kata yang sedikit gila. Tapi ini adanya." Rava menyanyi dengan senyuman menghiasi wajahnya. Matanya tak lepas untuk terus menatap wajah Ashel yang masih blushing di sampingnya.

"Perahu kertas mengingatkanku. Betapa ajaib hidup ini. Mencari-cari tambatan hati. Kau sahabatku sendiri." balas Ashel.

"Hidupkan lagi mimpi-mimpi." - Rava.

"Cita-cita." " Cinta-cinta." - Ashel & Rava.

"Yang lama kupendam sendiri. Berdua kubisa percaya. " - Ashel.

"Kubahagia kau telah terlahir di dunia. Dan kau ada diantara milyaran manusia. Dan kubisa dengan radarku. Menemukanmu." - Keduanya.

.......

________

_______________

"Kamu ingat nggak kalau kita sudah tiga kali bahkan lebih cuma untuk menyanyikan lagu ini berdua?" tanya Rava yang membuat Ashel jadi sedikit kaget lantaran ia mengganti kata gue-lo jadi aku-kamu.

"I-iya. Ingat. Tapi baru ini kali pertama kita nyanyiin lagunya tanpa rasa de javu. Melainkan karena sudah saling ingat." ucap Ashel dengan tersenyum.

"Aku beneran nggak nyangka dunia seperti ini ternyata sungguhan ada, Shel." - Rava.

"Iya. Kalau tau gini kenapa aku dulu nggak berharap jadi princess disney aja, ya." sahut Ashel dengan terkekeh.

"Jangan."

"Kenapa?"

"Nanti kalau kamu jadi princess disney kita nggak akan bisa ketemu kayak sekarang. Lagian princess disney kan nggak nyata. Aku mau kamu tetap nyata seperti ini, Shel."

"Ehe... he..." Ashel cuma cengangas-cengenges karena dia bingung mau sahut apaan.

"So, berhubung karena kamu udah tahu aku yang sebenarnya dan ingatan kita tentang masa lalu sama-sama jelas." Rava membenarkan posisi duduknya dengan lebih mendekat ke sisi Ashel yang sekarang sedang mati-matian menahan debaran di jantungnya. Badannya juga ikutan panas dingin. Rava yang menyadari hal itu malah mengulum senyum menahan tawa.

Hening. Ashel lantas menoleh dengan kaku ke arah Rava.

"Aku emang bukan tipikal orang yang romantis, Shel. Tapi, mulai sekarang, kamu jadi milik aku, ya." katanya yang lebih ke pernyataan.

Ashel mengedipkan mata sebanyak tiga sebelum akhirnya ia sadar dengan apa yang dibilang Rava barusan. "Kamu ngomongin hak milik berasa kayak lagi nandain mainan kalau itu punya kamu aja."

"Tapi bagi aku kamu itu bukan mainan. Dan aku nggak pernah main-main sama kamu, Ashel." ucapnya dengan melipat tangan di atas badan gitar. Seraya juga memiringkan wajahnya sambil tersenyum.

"Kamu itu...." Rava sengaja menggantungkan ucapannya membuat Ashel kelihatan geregetan untuk mendengarkan kalimat selanjutnya. "Bagi aku kamu itu kayak planet Saturnus. Dan aku adalah cincinnya yang akan selalu setia mengitari kamu. Nggak peduli sehebat dan sekeras apapun cuaca di atas sana. Kita akan terus berdampingan. Kamu berputar sementara aku akan terus mengelilingi(melindungi) kamu tanpa henti meski planet lain dengan perlahan mengikis keberadaanku. Layaknya sebagai Superman yang akan selalu ada untuk menyelamatkan Lois Lane-nya walau ia yang harus terluka sekalipun."

Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang