Episode. 8

371 33 4
                                    

Jumat sore telah tiba. Waktunya keberangkatan bagi 5 bis sekolah untuk menuju tempat perkemahan hutan pinus yang ada di Desa Bujur Utara. Hampir semua murid SMA PASCUAS turut serta dalam kegiatan hiking dan camping tersebut. Tapi tidak sedikit juga yang tidak diizinkan oleh orangtua mereka. Sebelum berangkat, para guru mengabsen dulu murid-muridnya yang ikut sesuai yang sudah mengumpulkan surat izin dari orangtua. Sambil mengabsen, murid-murid itu juga langsung disuruh untuk memasuki bis.

Satu bis untuk anak kelas sepuluh sudah terisi penuh. Tapi Chris mengintrupsi Bu Lulu yang sudah merapikan berkas surat izin di tangannya.

"Bu! Adel belum masuk!" katanya dengan menunjuk Adel yang masih berdiri diluar bis bersama murid-murid yang belum dipanggil namanya.

"Eh, iya! Tapi ini udah penuh banget, Bu. Nggak ada kursi kosong lagi!" ucap Muthe dengan berdiri menatap ke sekitar.

"Kalau begitu Adel akan gabung di bis yang lain saja. Sebentar, ibu akan kasih tahu ke Coach Daniel terlebih dahulu. Kalau tidak salah anak kelas sebelas cuma sedikit yang ikut." kata bu Lulu dengan mengeluarkan ponselnya.

____________
___________________

Bruk!

Suara seseorang yang duduk di kursi penumpang sebelah Ashel.

"Coach!" panggil Adel begitu melihat dengan siapa orang yang duduk di sebelahnya.

"Kenapa, Adel?" - Coach Daniel.

"Saya boleh pindah duduk nggak, Coach. Saya kayaknya nggak bisa duduk lama-lama sebelahan sama dia." ucap Adel dengan menunjuk ke wajah Ashel.

"Heh! Maksud lo apa ngomong kayak gitu, hah!?" tukas Ashel merasa tersinggung.

"Gue males duduk sebelahan sama cewek murahan kayak lo." ucap Adel dengan memandang remeh.

Ashel tadinya mau menampar mulut Adel yang udah kayak orang nggak disekolahkan. Tapi tidak jadi karena Coach Daniel menginstrupsi lebih dulu.

"Pilih duduk atau kalian berdua tidak usah ikut sama sekali." kata Coach Daniel dengan tegas.

Keduanya tidak menyahut lantas memilih duduk diam dengan pandangan saling menunjukkan rasa kesal satu sama lain.

_________

Grrrrrkkk!!

Suara perut Ashel. Ia lalu merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan sebatang coklat bar penahan lapar.

Adel melirik sambil mainin hape.
Menyadari akan tatapan itu. Ashel langsung bergaya buat bikin Adel ngiler.

"Jago juga ya lo." komentar Adel dengan wajahnya yang datar.

Ashel langsung menyentil dahi Adel.

Adel yang merasa kaget dengan serangan tiba-tibanya Ashel langsung menoleh ke si pelaku sepenuhnya.

"Jangan coba-coba sentuh gue dengan tangan kotor lo itu!" katanya dengan ketus seraya mengusap dahinya menggunakan lengan hoodie yang dikenakannya.

"Makanya, kalau ngomong tuh jangan sembarangan!" ucap Ashel tidak mau kalah.

"Emang kenyataannya begitu. Sok suci aja lo." jawab Adel dengan suara pelan namun penuh cibiran.

"Woah. Ngajak berantem nih anak. Baku hantam aja deh kita sini. Sakit hati gue lama-lama dengerin tiap kali lo ngomong. Dibiarin bukannya berhenti malah ngelunjak." kata Ashel dengan napasnya yang memburu.

"Halah, sok-sokan ngajakin baku hantam. Nanti di videoin orang, dikontenin, nangeeeess!!" Ledek Adel.

Bug!

Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang