*Bisa nggak kamu(oknum) kalau baca jgn lompat-lompat?
Nanti giliran gak ngerti alurnya nyalahin yg nulis.. Aku gapapa kalian jadi silent riders, tapi kalo jumlah viewsnya jomplang-jomplang aku--- iyaudah mungkin masih bocil 🗿¥¥¥¥¥¥¥¥
Gatara lagi sama Chika di Kaffe Nineteen. Mereka ketemu disitu karena katanya Gatara tau di mana kakaknya Chika berada.
"Kenapa harus pesan minum dulu, sih?! Bukannya langsung kasih tau gue di mana kakak gue sekarang. Lo mau modusin gue ya? Nggak gini caranya, Gat!" seru Chika saat Gatara mengangkat tangan buat mesan segelas minuman dingin.
"Bentar, Mas." ucapnya pada mas-mas yang sudah mengampiri.
"Gue emang beneran tau di mana ka Shanin berada, Chik. Tapi menurut gue lo nggak bisa langsung nyamperin---"
"Kenapa nggak bisa? Gue kan adiknya." sambar Chika.
"Iya, tapi masalahnya buat nyamperin dia nggak semudah yang lo bayangin Chika."
"Kenapa nggak mudah? Orang tinggal nyamperin terus peluk atau nggak ya ngomong doang, kok. Aduh, bisa nggak sih nggak usah kebanyakan basa-basi, Gat."
"Chika." panggil Gatara dengan menatap serius pada kedua bola mata Chika. "Tolong dengarin gue ngomong dulu. Ya?" pintanya dengan sedikit penekanan didalam kalimatnya.
Ditatap seperti itu membuat Chika jadi rada sukar menelan salivanya. Mana tampilan Gatara malam ini cakep banget lagi. Udah kayak cowok yang lagi ngajakin dia ngedate. Padahal mereka berdua masih belum ada hubungan apa-apa. Itu karena Gatara nggak jelas mau deketin siapa antara dirinya dan Ashel. Dan sekarang malah ditambah dengan kemunculan anak baru dari Fhilipina itu. Chika masih belum tahu soal hubungan mereka.
"Apa?" tanya Chika setelah sejenak sempat hening.
"Gue tahu ini pasti bakal bikin lo kaget tapi percaya sama gue. Apapun yang terjadi lo harus tetap tenang. Oke?" peringat Gatara meyakinkan.
Chika mengernyit bingung tapi kepalanya tetap mengangguk paham.
"Ka Shanin...." Gatara tak langsung melanjutkan. Dia masih ragu untuk mengatakan hal yang sebenarnya.
"Ka Shanin apa, Gat?" desak Chika.
"Ka Shanin----"
"CHIKAA!!" tepat saat itu orang yang lagi mereka bicarakan muncul bersama dengan Tigra. Kakaknya Zeeno.
"Ka Shanin!!" seru Chika seraya langsung beranjak dari kursinya mengambur kedalam pelukan sang kakak. Sudah hampir tiga minggu Shanin tidak kembali pulang. "Ka Shanin kemana aja? Bukannya waktu itu udah janji nggak akan ninggalin aku?" katanya lagi sambil memeluk erat tubuh Shanin. Suaranya juga bergetar.
"Kaka nggak kemana-mana kok, Chik. Kaka cuma lagi sibuk aja sama tugas kuliah. Maaf ya nggak kasih tau kamu dulu kalau kaka belum bisa pulang akhir-akhir ini." kata Shanin sambil mengelus pelan rambut Chika.
"Tapi kaka beneran nggak apa-apa? Terakhir kali aku lihat muka kaka pucat banget lho waktu itu." kata Chika dengan merenggangkan pelukan mereka.
"Kaka baik-baik aja Chika. Hei, kamu nggak percaya sama kaka?" kata Shanin dengan memegang kedua pipi Chika.
"Aku cuma takut kaka kenapa-kenapa, Ka. Aku juga---"
"Shanin nggak apa-apa. Dia baik-baik aja. Kamu jangan khawatir. Dia aman sama aku." potong Tigra yang sedari tadi hanya diam menyaksikan interaksi keduanya. Sedang Gatara juga terdiam memperhatikan.
"Bang Tigra harus terus jagain kaka aku, ya. Jangan sakiti dia. Jangan bikin kaka aku nangis." sesaat Chika ngomong begitu, Tigra sempat melirik Shanin dengan berdehem. Tapi Shanin tak melihat kearahnya. "Janji ya, Bang?" ucap Chika lagi dengan nyodorin jari kelingkingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}
Genç KurguKonon katanya, alam semesta tempat di mana manusia tinggal, adalah bukan satu-satunya tempat kehidupan manusia berlangsung secara nyata. Melainkan ada banyak sekali universe lainnya dalam satu kehidupan (Multiverse). Ketika seorang anak manusia terl...