Episode. 6

410 35 2
                                    

Perihal cinta searah. Sakit hati paling terhebat yang disebabkan oleh perasaan adalah, ketika kita melihat orang yang kita suka, lagi berduaan dengan seseorang yang kita kenal. Dan seseorang yang kita kenal itupun tahu, kalau kita suka sama orang yang lagi sama dia. Tapi karena kita nggak punya hubungan apa-apa sama orang yang kita suka. Jadi orang yang kita kenal itu nggak salah. Hanya saja, rasanya dada seperti dipenuhi sesak yang seakan diremas oleh sesuatu tak terlihat.

Adalah apa yang selama ini dirasakan oleh Zeeno.

Zeeno sudah lama menyukai Marsha jauh sebelum Christopher juga menyukai orang yang sama. Dan Zeeno terlalu takut mengungkapkan perasaannya lantaran Marsha tidak pernah memberikan tanggapan yang cukup baik padanya, tapi juga tidak begitu buruk. Pernah suatu hari Marsha tidak dapat pulang ke rumahnya saat bel usai sekolah telah berbunyi sejak hampir setengah jam yang lalu. Motor Marsha tidak bisa menyala dan waktu itu sedang hujan lebat. Maka, jadilah Zeeno yang menawari Marsha untuk naik mobilnya saja.

"Nggak usah, Ka. Makasih. Aku nunggu jemputan dari papa aku aja." tolak Marsha dengan tatapan tak enak.

Zeeno percaya - percaya saja pada awalnya. Tapi, ketika disaat-saat berikutnya ia kembali peduli ke Marsha. Saat itu pula Marsha selalu punya alasan untuk menolak kebaikannya. Kalau sekali duakali kan wajar. Mungkin sungkan. Tapi ini berkali-kali. Makanya, Zeeno jadi rada takut buat ungkapin perasaannya.

Bukan takut ditolak bukan.

Melainkan kayak, udah lihat sendiri kan gimana sikap si cewek selama ini ngasih feedback ke dia. Udah bisa disimpulkan sendiri lah kalau misal Zeeno nekat. Jadi, daripada Zeeno merasakan sakit yang lebih dari itu. Dia lebih memilih untuk nggak pernah ngomong apa-apa selain memberikan rasa peduli secara terselubung maupun diam-diam ke Marsha.

Dan kali ini. Ketika ia mau bawakan minuman dingin kemasan cup dengan rasa green tea kepada Marsha yang lagi duduk di tribun kecil di dekat lapangan badminton. Ternyata Chris sudah lebih dulu tiba di sana dengan membawakan sebotol minuman coklat dingin untuk Marsha.

Zeeno berhenti berjalan dan menyaksikan sendiri dengan bagaimana Marsha yang dengan mudahnya memberikan senyuman manis pada Chris dan langsung membuka minumannya tanpa canggung. Beda dengan ketika kemarin Zeeno sempat memberikannya minuman ion dingin ketika Marsha selesai berolah raga. Marsha menyambutnya dengan tatapan datar dan suara berterima kasih yang dingin. Kelihatan jelas sikapnya berbanding terbalik ketika berhadapan dengan Zeeno.

Tap!

Florain menepuk pelan pundak Zeeno bermaksud menyabarkan.

"Yuk, mabar dulu kita." ajak Florain dengan menyeret pundak Zeeno.

Zeeno tak bersuara seraya hanya mengikuti langkah kaki Florain dengan gontai. Tak lupa dengan meminum sendiri minuman yang tadinya dibelikan untuk Marsha.

____________________________

Adel baru keluar dari bilik toilet begitu lihat ada Ashel yang sedang membenarkan lipstiknya yang kemerahan menggunakan tisu. Ia lalu berjalan dan mencuci tangan di wastafel samping Ashel yang masih sibuk sama make up-nya.

"Menor banget. Lo sekolah apa mau jualan." celetuk Adel ketika selesai basuh tangan dan berjalan menuju pintu.

"Ngomong apa lo barusan?" kata Ashel sebelum Adel sempat narik knop pintu.

"Dandanan lo norak." kata Adel dengan enteng dan menarik pintu lalu keluar begitu saja.

"Eh! Cewek resek belagu! Jaga ya omongan lo!" seru Ashel tidak terima. Adel tidak begitu mendengarkan karena ia sudah kembali menyalakan musik yang telah terhubung ke earpod yang sudah terpasang di telinganya sedari tadi.

Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang