Suasana kaget campur tidak percaya sempat menyelimuti semua orang yang ada di lantai rooftop kafe sesaat Rava menceritakan tentang jati dirinya. Tetapi tidak untuk bagian reinkarnasi antara dirinya dan Ashel. Sebab, hal itu akan sulit diterima dengan akal sehat oleh orang-orang yang berada di zaman serba teknologi sekarang. Oleh karena itu, tetap saja mereka semua masih merasa janggal dengan bagian, kenapa Rava ketika terbangun dari koma malah menganggap dirinya perempuan. Alih-alih menyadarkannya agar tetap menjadi dirinya sendiri, kenapa justru dokter Dey malah menuruti keinginannya itu untuk menyamar sebagai perempuan?
Semua pertanyaan itu hampir dilontarkan oleh Zeeno kalau saja tak ada seseorang yang datang mengintrupsi percakapan mereka. Bukan, bukan pelayan kafe atau tukang bersih-bersih. Lagipula tempat itu sudah disewa oleh Zeeno selama 2 jam kedepan.
"Rolland?" ucap Amanda dan Ella hampir berbarengan.
"Ngapain lo ke sini?! Nggak ada yang ngundang lo kemari!" ketus Kathrina dengan tatapan mata yang menajam.
Belum sempat Rolland mengutarakan maksud kedatangan serta melangkahkan kakinya guna lebih dekat. Rava lebih dulu menarik kerah bajunya kemudian memukulnya dengan keras. Cukup satu kali. Tapi mampu membuat hidung dan sudut bibir Rolland robek seketika. Gerakannya begitu cepat sampai anak-anak yang menyaksikan hal itu tidak menduga sama sekali apa yang barusaja Rava lakukan. Apalagi ditambah dengan pengakuannya yang terjadi selang beberapa menit berlalu.
"LO!" Rava menunjuk Rolland dengan tangannya. Ashel lantas bergerak memeluk tubuhnya karena takut Rava kalap lagi menghajar Rolland yang terlihat sudah keok. "DASAR PECUNDANG!! PENGECUT LO SAMPAH!!"
"Rava, udah, Rava. Dia udah minta maaf ke aku." Mendengar pernyataan itu, Rava lantas menolehkan kepalanya ke Ashel.
"Kapan dia minta maaf ke kamu?" tanya Rava dengan suaranya yang dingin. Tapi pandangan matanya berubah lembut saat menatap mata Ashel. "Kenapa kamu nggak cerita sama aku?"
"Aku mau cerita tadi di mobil tapi lupa. Terus dia keburu datang lagi. Aku juga nggak tau dia bakal ke sini."
"Woy, Rolland!!" seru Gatara.
Rolland hanya memandangnya seraya mengusap darah di dagunya dengan tangan.
"Mending lo pergi dari sini sekarang. Sebelum gue juga ikutan marah lihat muka brengsek lo itu." ucap Gatara dengan tatapan tajam penuh intimidasi.
"Gue suka sama Ashel!!" ucap Rolland dengan lantang pada Rava.
Rava mengepalkan tangannya bersiap hendak kembali merobek mulut Rolland. Tapi urung karena jari Ashel lebih dulu menangkupnya.
"Gue ngelakuin itu karena gue nggak suka lihat kedekatan kalian berdua! Dari awal sebelum lo masuk ke sekolah ini, gue udah tahu lo itu cowok dan bukan adik kandungnya Indira. Selama ini gue diam karena gue mau tahu, sampai kapan lo akan bohongi Ashel dan kita semua. Lo berusaha dekati Ashel dengan diri lo menjadi perempuan. Secara nggak langsung lo udah bikin anak orang terjerumus dalam hal yang menyimpang." Belum lagi Rolland melanjutkan omongannya. Rain menyeletuk memotongnya.
"Intinya aja, deh, Land. Lo mau ngomong apa sebenarnya. Mumpung kita lagi ngumpul semua, nih, di sini. Lo tahu, kan, gue sama Zeeno udah kenal lo dari lama bahkan sebelum lo kenal Gatara." ujarnya.
Mendengar itu Kathrina langsung memicingkan matanya pada Rain dan Zeeno.
Kalau gitu mereka tahu sesuatu dong soal keluarga Andreaz.
Rolland meringis disertai ketawa miris.
"Jujur gue masih belum bisa terima dengan kalian yang akhirnya bisa speak up semudah ini dan diterima segampang ini. Ini tidak seperti rencana yang gue inginkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}
Teen FictionKonon katanya, alam semesta tempat di mana manusia tinggal, adalah bukan satu-satunya tempat kehidupan manusia berlangsung secara nyata. Melainkan ada banyak sekali universe lainnya dalam satu kehidupan (Multiverse). Ketika seorang anak manusia terl...