Episode. 9

318 33 2
                                    

Suara sirine yang berasal dari speaker kecil dengan jenis kemampuan suara turbo, berhasil memekakkan telinga yang membuat seluruh murid yang masih terlelap di tenda menjadi terpaksa bangun. Ditambah dengan seruan suara dari Coach Daniel yang menyuruh para murid-muridnya untuk segera mandi agar pagi ini bisa langsung lanjut mendaki. Bukan hal aneh lagi bagi seluruh murid dan juga para guru kepada apa yang dilakukan oleh coach Daniel. Suara sirine sejenis ambulan itu adalah apa yang biasanya dipakai oleh coach Daniel untuk mengumpulkan seluruh muridnya guna mengikuti pelajaran olahraga renang. Suara yang tidak biasa dan cukup heboh.

Kemudian, dengan terpaksa, semua murid pun bangun walau mata mereka ingin menolak untuk terbuka dan tetap menutup.
Karena lokasi perkemahan mereka cukup dekat dengan sungai, maka sebagian besar ada yang mandi tapi ada juga yang hanya gosok gigi sama cuci muka doang. Dan itu adalah apa yang dilakukan oleh Adel saat ini. Mungkin sebentar lagi teman-temannya juga akan ikutan.

"Lo nggak mandi, Del?" tegur Marsha.

"Nggak. Dingin." jawabnya dengan mengelap wajah menggunakan handuk.

"Ih, beneran, Sha. Airnya dingin banget. Gue juga mau kayak Adel, deh. Nggak kuat kalau mandi." kata Muthe sesaat mencelupkan tangannya ke sungai.

Tidak langsung percaya, Marsha lantas langsung mencelupkan kakinya dengan berdiri di salah satu batu.

"Aaaak! Dingin banget!" serunya dengan langsung lompat ke atas.

"Gue bilang juga apa." - Adel.

"Anak-anak, buruan mandi sama cuci mukanya, ayoo!!! Gantian sama anak laki-lakinya sekarang!" seru bu Lyn dengan menggunakan toak.

_________

Karena kegiatan mendaki ke puncak gunung adalah agenda yang sebelumnya tidak ada direncanakan saat pengumuman selain hanya akan camping dan hiking di hutan. Maka, rombongan yang akan melakukan pendakian ke gunung hanya diperuntukkan bagi yang mau ikut saja. Sementara sisanya akan tetap berada di area camping hutan pinus. Dan rombongan yang melakukan pendakian ternyata hanya sedikit daripada yang memilih tinggal.

Awalnya, coach Daniel sedikit menegaskan agar para murid sedikit lebih banyak lagi yang ikut. Namun kenyataannya mereka yang tidak ikut adalah para murid yang tidak berani dan juga tidak tahan dengan cuaca dingin yang semakin ke atas akan semakin dingin. Jadilah yang melakukan pendakian terdiri dari 30 orang saja. Beberapa diantaranya ada Chika, Eli, Fiony, Zeeno, Florain, Ashel, Indira, Ella, Amanda, Gatara, Christopher, Adel, Marsha, Candra, Rolland, dan yang lainnya.

Lima jam melakukan pendakian, akhirnya mereka semua tiba di puncak Gunung Seran pada pukul 10 lewat 20 menit. Pemandangannya sangat Indah dengan hamparan sawah dan hutan pinus yang lebat.

"Perhatian semuanya!" ucap coach Daniel dengan menggunakan toaknya. "Melihat dari banyaknya tenda yang terbangun di lokasi camping tadi malam. Kali ini, sesuai dengan apa yang saya bilang sewaktu masih dalam perjalanan tadi. Demi untuk tidak membuang-membuang waktu dalam proses pembangunan tenda. Maka, tenda yang hanya dibawa oleh 6 anak laki-laki dalam rombongan pendakian kali ini akan diisi oleh lima orang dalam setiap tendanya. Berhubung tendanya juga lumayan besar, ya."

"Dan, dari pada nanti kalian ribut memilih teman kelompok, maka biar saya saja yang membuatkan kelompoknya."

"Sebelum itu, tolong yang 6 anak membawa tenda tadi sekalian bangunkan tendanya sekarang."

Sementara 24 anak lainnya duduk di tanah tanpa beralaskan apa-apa.

"Kelompok yang akan saya bacakan namanya berikut tolong berbaris sesuai timnya ya. Jangan lupa untuk saling menyebutkan nama satu sama lain. Karena kalau saya lihat-lihat kalian semua ini campuran." kata coach Daniel lagi.

Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang