Minggu sibuk untuk ulangan tengah semester telah berakhir. Semua murid yang datang ke sekolah hanya tinggal menunggu kapan pembagian raport lalu kemudian libur panjang. Tak lama. Paling hanya sekitar hampir 2 minggu.
"Udah selesai ulangan, nih. Lireng, kuy!" kata Muthe pada ketiga temannya. Semenjak Chandra sudah tidak ada, Chris memang sering gabung sama mereka. Tenang, meski Chris mainnya sama cewek, bukan berarti dia kehilangan jati dirinya macam cowok main sama cewek kebanyakan. Chris nggak gitu. Dia... biasa aja kok. Lagian nggak ada yang ngelarang juga Chris mau temenan sama siapa aja.
"Lireng?" Beo Adel tidak mengerti.
"Liburan bareng, Del." sahut Marsha.
"Ooh. Boleh-boleh, gue setuju. Mau kemana emang?" - Adel.
"Ke pantai?" Chris memberi ide.
"Ah, bosen gue pantai mulu." - Muthe.
"Iya, panas juga." tambah Marsha.
"Bagaimana kalau ke tengah laut? Naik kapal? Nginep selama empat hari tiga malam." usul Adel.
"Boleh, tuh. Papa gue punya kapal pesiar. Kita pinjam aja." ucap Chris.
Marsha sama Muthe saling lirik. Hingga kemudian keduanya mengangguk setuju.
"Tapi biar seru, gimana kalau kita ajakin anak kelas lain juga?" usul Adel lagi yang membuat Chris langsung menatapnya tidak suka.
"Benar banget. Gue setuju. Biar rame. Seru." Marsha menimpali.
"Eh, tapi emang nggak apa-apa nginap di lautan pas akhir tahun? Rawan bencana tahu biasanya." kata Muthe sesaat kemudian.
"Bencana mah emang bisa terjadi kapan aja dan di mana aja kali, The. Nggak mesti pas akhir tahun doang. Lagian nahkodanya punya papa gue semuanya pada lihai-lihai banget masalah kelautan. Dijamin aman deh pokoknya." ujar Chris meyakinkan.
"Tahunya lihai dari mana?" Marsha yang nanya.
"Ya, papa gue yang cerita, Sha."
"Lo tanggung jawab kalau kita semua kenapa-kenapa, ya." - Muthe.
"Nggak bakal kenapa-kenapa. Percaya sama gue." ucap Chris agak sedikit pongah.
"Nggak boleh sombong, Chris." peringat Adel yang mulai ragu gara-gara perkataan Muthe tadi.
"Tahu nih Chris. Nggak baik tau jadi orang jumawa." tambah Muthe.
"Ya udah, deh, sori. Kan, gue cuma mau memotivasi kalian biar mau ikut. Jadi mau ikutan nggak, nih? Terutama lo, Del. Kan, lo yang ngusulin tadi."
"Jadi. Gue ikutan. Cuma gue kepikiran aja sama perkataan Muthe tadi. Nggak salah sih dia ngingatin kita. Emang bahaya sih sebenarnya, Chris."
"Terus, jadinya gimana?" - Marsha.
"Nanti deh gue kabarin. Gue izin sama nyokap bokap gue dulu." - Adel.
"Sama. Gue juga." kata Muthe dan Marsha secara bersamaan.
"Ya udah kalau misal jadi kabarin gue ya. Kalau nggak juga kabarin gue juga." - Chris.
"Siap."
"Ngomong-ngomong kalau lo dibolehin, lo mau ajakin siapa emang, Del?" kepo Marsha.
"Gue ajakin kakak gue sih tentunya. Sama Ashel deh sekalian." kata Adel memberitahu.
"Ih, kaka lo kan kemarin abis tenggelam di kolam. Yakin mau ikutan?" - Marsha.
"Ya coba tanya aja dulu. Siapa tahu pengen anaknya."
"Eh, lo gue lihat-lihat makin dekat aja akhir-akhir ini sama kaka kelas itu, Del. Lo lagi pedekate ya sama dia, Del?" tanya Muthe dengan pandangan menyelidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas - The Story Of After Rain 2 [Reinkarnasi] || 48 {END}
Teen FictionKonon katanya, alam semesta tempat di mana manusia tinggal, adalah bukan satu-satunya tempat kehidupan manusia berlangsung secara nyata. Melainkan ada banyak sekali universe lainnya dalam satu kehidupan (Multiverse). Ketika seorang anak manusia terl...